Opini
Musabaqah Qiraatil Kutub dan Peradaban Iqra
Kegiatan ini akan dilaksanakan si Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang Kabupaten Wajo pada tanggal 1 hingga 7 oktober 2025.
Mereka bisa menjadikan zamannya maju dan terhormat bukan zaman yang merasa maju akan tetapi terlecehkan oleh berbagai perilaku primitive yang dianggap modern hanya karena fasilitas yang digunakannya canggih.
Peran ulama dan santri dalam membangun peradaban iqra melalui tradisi membaca dan menulis membawa dampak positif.
Pendekatan ilmu pengetahun yang menyentuh akal sehat masyarakat menjadikan Pondok pesantren sebagai salah satu kekuatan perubahan di tengah tengah masyarakat yang selama ini lebih banyak membawa perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bermasyarakat.
Salah satu perubahan yang terasa hingga hari ini adalah banyaknya tradisi yang muncul di tengah tengah masyarakat akibat dari pendekatan sosio kultural yang digunakan oleh ulama dan santri dalam menyebarluaskan ajaran agama Islam.
Tradisi keilmuan di lingkungan Pondok Pesantren semakin meneguhkan peran ulama dan santri dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Apalagi peran yang ditunjukkan pondok pesantren dalam menyebarluaskan cara berfikir dan bersikap dan berprilaku yang baik dan benar menurut tuntunan ajaran agama.
MQKN tahun 2025 merupakan ajang pembuktian khasanah keilmuan Pondok pesantren dalam membangun peradaban di Nusantara bahkan di dunia Internasional.
Ajang yang akan membuka mata dunia internasional perihal kekuatan perekat yang mampu menyatukan multi kultur yang ada di Indonesia adalah kedalam ilmu.
Para ulama yang diturunkan kepada para santrinya yang kemudian nilai nilai kebenaran itu merasuk dalam sendi sendi kehidupan masyarakat melalui interaksi yang santun dan beradab yang
Merupakan manifestasi atas keluhuran ilmu yang memahami dirinya dan masyarakatnya sebagai mahluk yang sama sama memiliki kesamaan visi dan misi dalam kehidupan ini.
Pondok pesantren As’adiyah sebagai tuan rumah yang menjadi titik awal khasanah ilmu pengetahuan Islam yang tertuang dalam kitab kuning melakukan interaksi keilmuan dengan beberapa Negara yang diundang.
Sebagai cikal bakal tradisi baca kitab kuning menggema sebagai ajang kompetisi ilmu pengetahuan sekaligus menyapa peradaban dunia yang saat sekarang ini lebih didominasi oleh unjuk kekuatan antara Negara Negara maju dan berkembang.
Pondok pesantren yang telah melahirkan banyak alumni yang tersebar mendirikan pondok pesantren di berbagai daerah ini sangat layak menjadi tuan rumah.
Hingga saat sekarang ini masih menerapkan sistem dan pola pendidikan yang mengedepankan kemampuan membaca kitab kuning bagi para santrinya yang pada saat yang bersamaan sekaligus juga memberikan kemampuan dan kemudahan bagi para santrinya untuk menguasai ilmu ilmu umum.
Keberkahan dari penyelenggaraan MQKN tahun 2025 di Sulawesi seltan ini akan membawa dampak positif bagi masyarakat Sulawesi selatan.
Yakni gaung dan gema keberkahan ilmu pengetahuan akan semakin semarak dan membawa keberkahan bagi seluruh masyarakat sualwesi selatan khususnya Kabupten wajo dan Pondok Pesantren As’adiyah sebagai tuan rumah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.