BBM Ilegal
Sosok AKBP Edy Sabhara Kapolres Pinrang, Polda Turun Bongkar BBM Ilegal di Wilayahnya
AKBP Edy Sabhara kecolongan. Polda Sulsel turun ke Pinrang untuk bongkar mafia BBM ilegal.
Penulis: Rachmat Ariadi | Editor: Ansar
Dia membuka file YouTube yang ada dalam iPhone 6 miliknya untuk mencocokkan data yang dia peroleh dari Balikpapan.
"Apa benar ini kamu?" kata Edy memperlihatkan video dan foto itu ke Ardi.
Ardi pun terperangkap. Dia tak bisa mengelak lagi ketika diperlihatkan foto dan videonya.
Ardi akhirnya mengaku bahwa dialah Amir Aco yang ada dalam video dan foto tersebut, gembong yang jadi buronan itu.
Raut wajah polisi tiba-tiba heboh saat mengetahui yang ditangkap adalah gembong narkoba jaringan internasional. Dialah Amir Aco
"Woww... gembong besar.... Dialah orangnya," teriak sejumlah anggota Resmob Polrestabes Makassar.
Tembak Perampok
Edy Sabhara yang saat itu masih menjabat sebagai Kepala Unit (Kanit) Resmob Polrestabes Makassar, menembak lima perampok.
Salah seorang di antara perampok yang ditembak itu tewas.
Awalnya, unit Resmob Polrestabes Makassar yang dipimpin Edy melakukan penangkapan dua tersangka perampok di Jalan AP Pettarani, Senin (9/11/2015) sore.
Dua tersangka yang ditangkap adalah Ismail alias Mail (21) dan Syahrul (20), warga Jalan Moncong-moncong, Desa Pattalassang, Kabupaten Gowa.
Dari pengakuan kedua tersangka itu, ada beberapa tersangka lain dalam komplotan perampok yang kerap beraksi di Kota Makassar.
Polisi kemudian langsung melakukan pengembangan dan mengejar tersangka lainnya hingga Selasa (10/11/2015) dini hari.
Alhasil, polisi menangkap empat tersangka lainnya, yaitu Ahmad alias Hamma (31), warga Kecamatan Manggala, Kota Makassar; Gau alias Daeng Ngerang (27); Fredy alias Dedy (27); dan Arfandi alias Supu (23).
Tiga pelaku terakhir adalah warga Desa Maccinang, Kabupaten Gowa.
Dari pengakuan keenam tersangka, mereka telah melakukan perampokan puluhan TKP di Kota Makassar dan Kabupaten Gowa.
Saat dibawa menunjukkan TKP, lima orang tersangka melawan polisi dan berusaha kabur.
"Dari lima tersangka yang ditembak, seorang di antaranya meninggal dunia karena kehabisan darah.
Kelima tersangka ditembak kakinya.
Namun, saat dibawa ke RS Bhayangkara, tersangka Ahmad alias Hamma mengalami pendarahan dan meninggal dunia," kata Komisaris Polisi (Kompol) Andi Husnaeni, Selasa (10/11/2015).
Andi Husnaeni yang adalah Kasubag Humas Polrestabes Makassar mengatakan, lima tersangka lain yang masih hidup dibawa ke Mapolrestabes Makassar untuk diproses lebih lanjut.
Andi Husnaeni mengungkapkan, masing-masing tersangka mempunyai peran dalam menjalankan aksinya.
"Jelas komplotan ini tidak segan-segan melukai korbannya.
Di mana mereka melakukan aksinya selalu membawa senjata tajam berupa parang, badik, dan panah.
Dari pengungkapan kasus ini, polisi sudah menyita barang bukti dari tersangka," kata dia. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.