Opini
KKN dan Literasi Kesehatan Digital: Saat Mahasiswa Jadi Jembatan Desa dan Teknologi
Aplikasi yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan ini sesungguhnya menawarkan kemudahan besar
Di sana, mahasiswa tidak hanya menyasar warga, tetapi juga membekali kader Posyandu agar menjadi agen literasi digital kesehatan yang berkelanjutan.
Penelitian terbaru dari Nazka Amaliah dkk tahun 2024 dari Universitas Sumatera Utara dengan judul “ Efektivitas Aplikasi JKN Mobile Dalam Mendukung Akses Layanan Bagi Peserta BPJS di Klinik Pratama Rawat Inap Santi Meliala” menemukan bahwa pentingnya peran literasi digital dalam mengoptimalkan penggunaan aplikasi Mobile JKN.
Dalam studi tersebut, ditemukan bahwa aplikasi ini memang terbukti membantu mempercepat akses layanan, mengurangi antrean, dan meningkatkan kepuasan pasien.
Namun, hambatan terbesar tetaplah kurangnya pemahaman masyarakat, terutama di desa-desa yang belum terjangkau pelatihan atau program edukasi.
Studi lain dari Sistematic Literatur Review : Analisis Manfaat Digital Mobile JKN Dalam Pembiayaan Kesehatan” tahun 2024 menunjukkan bahwa keberhasilan penggunaan aplikasi sangat dipengaruhi oleh adanya pendampingan awal dan inilah celah yang bisa diisi oleh kegiatan pengabdian mahasiswa seperti KKN.
Kegiatan KKN yang selama ini sering kali dianggap formalitas atau rutinitas tahunan kampus ternyata memiliki potensi besar sebagai jembatan transformasi digital dalam bidang kesehatan.
Ketika mahasiswa hadir tidak hanya untuk mengajar atau menyusun laporan, tetapi menjadi fasilitator teknologi dan pemberdaya masyarakat, maka perubahan nyata bisa dirasakan langsung.
Tidak hanya bagi warga, tetapi juga bagi mahasiswa itu sendiri karena mereka mengalami langsung makna Tri Dharma Perguruan Tinggi: pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Kisah-kisah KKN yang membawa dampak seperti ini seharusnya tidak menjadi pengecualian, melainkan menjadi fokus utama sebagai program nasional pemerintah secara serentak.
Pemerintah melalui Kemdiktisaintek dan BPJS Kesehatan sebaiknya menetapkan literasi aplikasi kesehatan sebagai tema prioritas dalam program KKN tematik.
Pendampingan penggunaan Mobile JKN, integrasi mahasiswa dengan program Puskesmas, serta kolaborasi dengan kader Posyandu, bisa dijadikan model nasional untuk memperkuat layanan kesehatan berbasis digital di tingkat pedesaan.
Tentu, tantangan infrastruktur seperti jaringan internet dan keterbatasan gawai masih ada.
Namun, keterlibatan mahasiswa yang memahami teknologi dan memiliki semangat pengabdian kepada masyarakat bisa menjadi penentu keberhasilan di lapangan.
Ini adalah potensi yang tidak dimiliki oleh kampanye formal dari pemerintah sekalipun.
Agar gerakan ini berkelanjutan dan tidak berhenti pada kegiatan KKN semata, maka diperlukan solusi konkret.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.