Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

KKN dan Literasi Kesehatan Digital: Saat Mahasiswa Jadi Jembatan Desa dan Teknologi

Aplikasi yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan ini sesungguhnya menawarkan kemudahan besar

Editor: Sudirman
Ist
OPINI - Prima Trisna Aji Dosen Spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Semarang 

Oleh : Prima Trisna Aji

Dosen Spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Semarang

TRIBUN-TIMUR.COM - Di berbagai desa di Indonesia, akses terhadap layanan kesehatan yang layak masih menjadi tantangan besar hingga kini.

Lansia harus berjalan jauh ke Posyandu hanya untuk mengecek tekanan darah, ibu hamil kebingungan memahami cara klaim BPJS, dan warga umumnya belum paham bahwa hanya dengan ponsel pintar, mereka bisa mengakses informasi kesehatan hingga mengecek status kepesertaan BPJS lewat aplikasi Mobile JKN. 

Aplikasi yang dikembangkan oleh BPJS Kesehatan ini sesungguhnya menawarkan kemudahan besar seperti: mengecek iuran, mengubah faskes, mengunduh antrean online, bahkan mencari fasilitas terdekat.

Sayangnya, keberadaan aplikasi ini belum sepenuhnya menyentuh masyarakat diwilayah Pedesaan.

Sebuah studi pada Maret 2024 di Samarinda menunjukkan bahwa sebanyak 72 persen masyarakat desa belum pernah menggunakan Mobile JKN, meski sebagian besar dari mereka (sekitar 66 persen) sebenarnya sudah memiliki ponsel dan tahu nama aplikasinya.

Hal ini mengindikasikan adanya kesenjangan antara pengetahuan dasar dengan kemampuan penggunaan.

Faktor penghambatnya pun beragam yaitu: mulai dari kurangnya literasi digital, terbatasnya pendampingan penggunaan aplikasi, hingga minimnya sosialisasi yang benar-benar menyentuh kebutuhan warga.

Namun, di balik situasi tersebut, muncul cerita-cerita kecil yang menunjukkan harapan.

Salah satunya berasal dari kegiatan KKN Tematik Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Desa Sukapura, Jawa Barat yang dipublikasikan oleh Regina Ayu salah satu mahasiswi KKN UPI.

Dalam program tersebut, mahasiswa tidak hanya turun ke lapangan dengan membawa teori, tetapi juga langsung mempraktikkan pendampingan warga dalam menggunakan aplikasi Mobile JKN.

Mereka mendatangi Posyandu, menggelar pelatihan sederhana, dan mendampingi ibu-ibu lansia mengunduh aplikasi, mendaftarkan diri, dan memahami fitur-fiturnya. 

Hasilnya mengejutkan, yang mulanya para lansia yang semula canggung, bahkan menolak, justru menunjukkan antusiasme dan rasa percaya diri yang tinggi setelah memahami bahwa mereka bisa mengakses layanan kesehatan dari rumah.

Cerita serupa ditemukan di beberapa wilayah lain seperti pada Mahasiswa KKN dari Universitas Muhammadiyah Semarang, misalnya, juga menggelar penyuluhan pemanfaatan layanan digital diwilayah pedesaan binaan di Boyolali Jawa Tengah.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved