Partai Hanura
Andi Muhammad, Dulu Jenderal Kini Tarung Jadi Ketua Partai Ikuti HZB Palaguna-Amin Syam
Mayjen (Purn) Andi Muhammad Mappanyukki kini mendaftar sebagai calon ketua DPD Partai Hanura Sulsel.
TRIBUN-TIMUR.COM- Mayjen (Purn) Andi Muhammad Mappanyukki kini mendaftar sebagai calon ketua DPD Partai Hanura Sulsel.
Langkah politik Andi Muhammad ini cukup mengejutkan karena dia adalah mantan Panglima Komando Daerah Militer atau Pangdam XIV/Hasanuddin.
Hal itu disampaikan Komite Pengarah Musda Hanura Sulawesi Selatan, Safaruddin Ahmad yang juga Wakil Ketua DPD Hanura Sulawesi Selatan pada Senin (21/7/2025).
Enam calon itu yakni Mayjen (Purn) Andi Muhammad Mappanyukki. Kemudian Ahmad Dg Tonang, dan Abdullah Nanda. Ketiganya merupakan figur eksternal.
Selanjutnya dari kader, yaitu Ketua DPC Hanura Sinjai Muhammad Hasan Basri Ambarala, Jack Sardes, dan Ketua DPC Hanura Jeneponto Andi Mappatunru.
“Di Musda kali ini Pak Amsal tidak maju lagi. Dia memberikan kesempatan kepada calon lain bertarung supaya ada regenerasi,”ujar Safaruddin saat jumpa pers di Sekretariat Hanura Sulawesi Selatan, Jalan Andi Pangerang Pettarani.
Baca juga: Jenderal Sulsel di Belakang Anies Baswedan, Terbaru Mayjen Andi Muhammad Mappanyukki
Mayor Jenderal TNI (Purn.) H. Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki lahir lahir 7 Agustus 1964 adalah seorang purnawirawan perwira tinggi TNI-AD yang terakhir menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer XIV/Hasanuddin.
Ia merupakan cucu dari Raja Bone ke-32, Andi Mappanyukki.
Andi Muhammad atau Bau Mamma, panggilan kecil beliau di rumpun keluarga besarnya merupakan lulusan Akademi Militer (1988A) ini berasal dari kecabangan Infanteri dan cukup lama bertugas di kesatuan Kostrad.
Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Panglima Komando Daerah Militer XIV/Hasanuddin.
Pada pemilihan gubernur (Pilgub) sulsel 2024 lalu, namanya sempat masuk dalam bakal calon gubernur.
Namun, namanya perlahan meredup kala pendaftaran di partai politik.
Padahal, waktu itu, PKS sangat getol mengusulkan nama Andi Muhammad sebagai calon gubernur.
Ia bukan jenderal pertama yang menjadi ketua partai.
Sebelumnya, ada dua ketua partai dari latar belakang militer.
Mereka adalah mantan gubernur HZB Palaguna dan Amin Syam.
HZB Palaguna adalah mantan ketua PDI Perjuangan.
Ia menjabat setelah purna tugas sebagai gubernur.
Amin Syam
Mayor Jenderal TNI (Purn.) H. M. Amin Syam adalah sosok militer sekaligus politisi kawakan asal Sulawesi Selatan yang dikenal luas sebagai pemimpin tegas, nasionalis, dan berjiwa rakyat. Ia menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan periode 2003–2008, didampingi oleh Syahrul Yasin Limpo sebagai wakilnya.
Sebelum menapaki puncak karier politik tersebut, Amin telah meniti berbagai jabatan penting, baik di militer maupun birokrasi sipil, termasuk menjadi Bupati Enrekang dan Ketua DPRD Sulawesi Selatan.
Amin Syam lahir pada 12 Desember 1945 di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, dari pasangan Andi Syamsuddin Petta Wawo, seorang anggota polisi, dan Andi Bossa Daeng Matajang. Masa mudanya diwarnai semangat belajar dan kedisiplinan.
Setelah menamatkan pendidikan SMA, Amin sempat mengenyam studi di Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, namun memilih untuk menekuni karier militer dengan masuk Akademi Militer Indonesia, dari mana ia lulus pada tahun 1965.
Karier militernya dimulai sebagai instruktur di Pusat Pendidikan Artileri Medan di Cimahi, Jawa Barat. Ia kemudian dikirim ke Batalyon Artileri Medan 6 di Makassar dan turut berperan dalam menumpas pemberontakan kelompok Islam di wilayah Sulawesi Selatan.
Setelah situasi terkendali, ia dipercaya menjadi Komandan Kodim di Takalar, sebelum akhirnya menempati sejumlah posisi strategis di Kodam VII/Wirabuana, seperti Kepala Penerangan dan Asisten Teritorial.
Mengakhiri karier militernya dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal, Amin Syam mulai menapaki jalur politik. Ia terpilih sebagai Bupati Enrekang, di mana ia dikenal dekat dengan pemuda dan tokoh agama, serta aktif menggalakkan program keluarga berencana.
Setelah masa jabatan bupati berakhir pada 1993, Amin didapuk menjadi Ketua DPD Golkar Sulawesi Selatan, posisi yang ia manfaatkan untuk membesarkan partai.
Di bawah kepemimpinannya, Golkar mencetak kemenangan telak pada Pemilu 1997, dengan perolehan suara mencapai 91,6 persen, tertinggi secara nasional.
Karier politiknya pun terus menanjak saat ia terpilih sebagai Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dan menjadi anggota MPR RI mewakili daerah.
Puncak karier politik Amin Syam terjadi saat ia terpilih sebagai Gubernur Sulawesi Selatan pada Pemilihan Gubernur 2002.
Kemenangannya tergolong telak, mencerminkan kepercayaan publik terhadap kiprah dan kredibilitasnya.
Dalam masa jabatannya, ia dikenal sebagai pemimpin yang tegas dan berorientasi pada pembangunan.
Namun, pada pemilihan gubernur tahun 2007, Amin yang kembali mencalonkan diri mengalami kekalahan dari pasangan Syahrul Yasin Limpo–Agus Arifin Nu’mang, dengan hanya meraih sekitar 37 persen suara.
Setelah pensiun dari dunia politik, Amin Syam tetap dikenang sebagai tokoh militer dan birokrat yang membaktikan hidupnya untuk Sulawesi Selatan dan Indonesia. Ia wafat pada 1 September 2023, meninggalkan jejak sejarah yang panjang sebagai putra daerah yang mengabdi tanpa henti.
Zainal Basri Palaguna
Mayor Jenderal TNI (Purn.) H. Zainal Basri Palaguna merupakan tokoh militer dan birokrat senior Indonesia yang dikenal luas atas peran strategisnya dalam pembangunan Sulawesi Selatan selama dua dekade terakhir abad ke-20.
Ia menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan selama dua periode, dari tahun 1993 hingga 2003, menggantikan Ahmad Amiruddin, dan menjadi saksi penting transisi era Orde Baru ke era Reformasi di tingkat daerah.
Zainal Basri Palaguna lahir pada 9 Maret 1939. Ia membangun kehidupan rumah tangga bersama sang istri, Nurmi, dan dikaruniai empat orang anak: Rini Batara Bintang, Eni Batara Maya Palaguna, Siska Mara Bintang, dan Mawang Batara Soli.
Salah satu anaknya, Siska, menikah dengan Otteman III Mahmud Ma'amun, seorang perwira militer sekaligus Sultan Deli ke-13.
Dari pernikahan ini, lahirlah Mahmud Arya Lamanjiji, yang kini menjadi Sultan Deli ke-14.
Zainal meniti karier panjang di dunia militer dengan berbagai posisi strategis.
Ia pernah menjabat sebagai Komandan Batalyon Infanteri 142/Kesatria Jaya (1973–1975), Komandan Korem 132/Tadulako (1986–1988), Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Danpusterad) (1990–1991), dan Panglima Kodam VII/Wirabuana (1991–1993).
Kepemimpinannya di Kodam VII/Wirabuana yang meliputi wilayah Sulawesi membuat namanya dikenal luas sebagai sosok yang disiplin, tegas, namun tetap mengedepankan pendekatan persuasif kepada masyarakat lokal.
Pada tahun 1993, Zainal dilantik sebagai Gubernur Sulawesi Selatan, menggantikan Ahmad Amiruddin.
Ia memimpin provinsi ini selama dua periode penuh hingga tahun 2003.
Dalam masa kepemimpinannya, Sulawesi Selatan mengalami kemajuan di berbagai sektor, termasuk pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan, dan stabilitas sosial-politik.
Zainal juga dikenal sebagai pemimpin yang mampu menjaga keharmonisan antara birokrasi dan militer, serta sebagai figur yang menjembatani perubahan arah pemerintahan dari sistem sentralistik ke desentralisasi setelah jatuhnya Orde Baru.
Zainal Basri Palaguna wafat pada 2 Oktober 2019 dalam usia 80 tahun. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam di kalangan tokoh Sulawesi Selatan, militer, dan keluarga besar masyarakat Indonesia. Ia dikenang sebagai seorang patriot, birokrat berdedikasi, dan pemimpin yang meletakkan fondasi penting dalam pembangunan Sulawesi Selatan.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.