Opini
Media Harus Berpihak pada Kebenaran
Ia justru bisa menjadi bentuk lain dari sebuah keberpihakan — keberpihakan kepada sang penindas.
Di tengah situasi bangsa yang semakin rawan ini — dimana kebohongan bisa menjadi kebijakan, dan pencitraan bisa menutupi kenyataan — media tidak boleh ikut larut.
Justru dalam keadaan seperti inilah, media harus menjadi perahu terakhir yang membawa rakyat menyeberangi badai dusta. Media harus menjadi penyangga terakhir nalar publik, benteng terakhir akal sehat dan nurani bangsa.
Sayangnya, sebagian media hari ini justru menyublim ke dalam kekuasaan. Mereka menggadaikan objektivitas demi kedekatan politik.
Mereka mengatur narasi untuk menjaga kepentingan tertentu. Mereka lebih takut kehilangan iklan daripada kehilangan kepercayaan publik. Mereka lupa, bahwa ketika media tunduk, maka demokrasi sedang sekarat dan rakyat menjadi korban.
Di sinilah kita melihat pentingnya keberanian. Keberanian media untuk berkata tidak pada kompromi. Keberanian untuk tidak netral di tengah ketidakadilan.
Sebab di dunia yang timpang, sikap netral adalah pembiaran. Di tengah penindasan, diam adalah bagian dari kezaliman itu sendiri.
Media harus hadir sebagai penanda perlawanan atas pembungkaman. Media harus dibangun atas keyakinan bahwa kebenaran tidak netral. Kebenaran harus diperjuangkan.
Tidak semua informasi layak diberi tempat setara, karena tidak semua pihak berbicara dari landasan moral yang sama.
Media tidak boleh menjadi penonton atas kebusukan yang terjadi. Media tidak boleh menjadi alat untuk melanggengkan kuasa tanpa kritik. Media pantang menjadi penyalur suara-suara palsu demi kepentingan elite.
Ia harus menjadi rumah bagi suara yang jujur, walau lirih. Tetapi menjadi cermin bagi luka rakyat, bukan kaca pembesar untuk citra penguasa.
Media massa harus menolak tunduk. Jika media ikut diam, lalu siapa yang akan bersuara? Jika media ikut tunduk, lalu siapa yang akan berdiri bagi kebenaran?
Dan jika semua media ikut menyesuaikan diri demi kenyamanan, lalu siapa yang akan membela rakyat saat ditindas? Inilah permasalahan kita.
Informasi adalah amanah. Ia bukan alat. Ia bukan dagangan. Ia bukan sarana untuk menutupi keburukan dengan kemasan.
Informasi adalah jantung dari demokrasi dan denyut dari keadilan. Tanpa informasi yang berpihak pada kebenaran, rakyat akan terbutakan sehingga bangsa kehilangan arah.
Olehnya itu, kita butuh media yang berani. Yang jujur. Yang setia pada nurani. Yang siap menjadi pagar terakhir saat semua kekuatan lain runtuh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.