Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

SPMB 2025

45 SD di Maros Sepi Peminat, SDN 144 Holiang Hanya Dapat 2 Pendaftar

Sebanyak 45 SD di Maros minim pendaftar online SPMB 2025, bahkan ada yang hanya mencatat dua siswa. Umumnya berada di wilayah pegunungan.

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sukmawati Ibrahim
Tribun-timur.com/sanovra jr
SPMB 2025 MAROS - Ilustrasi penerimaan siswa baru.  Sebanyak 45 SD di Maros memiliki pendaftar online sangat minim pada SPMB 2025. Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maros, Asri Rajab, menyebut sekolah-sekolah ini umumnya berada di pegunungan. 

TRIBUNMAROS.COM, MAROS – Sebanyak 45 sekolah dasar (SD) di Kabupaten Maros mencatat jumlah pendaftar online sangat minim pada Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025.

Data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maros menunjukkan, tiga sekolah hanya memiliki dua pendaftar; tujuh sekolah tiga pendaftar; dua sekolah empat pendaftar.

Tercatat lima sekolah lima pendaftar; dua sekolah enam pendaftar; lima sekolah tujuh pendaftar; enam sekolah delapan pendaftar; empat sekolah sembilan pendaftar; dan 11 hanya 10 pendaftar.

Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maros, Asri Rajab, mengatakan sekolah-sekolah tersebut umumnya berada di daerah pegunungan.

“Sekolahnya di daerah pegunungan dan masyarakat di sana memang kurang sekali,” ujar Asri, Selasa (8/7/2025).

Meskipun pendaftar minim, ia memastikan proses belajar mengajar tetap berjalan normal seperti sekolah dengan jumlah siswa banyak.

“Tetap berjalan, seperti sekolah-sekolah yang banyak siswanya,” tambahnya.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Maros, Zainuddin, mengakui tren minim siswa di wilayah pegunungan sudah berlangsung beberapa tahun.

Fenomena ini, kata dia, dipicu oleh migrasi penduduk.

“Apalagi di daerah Camba, Cenrana, dan Mallawa, mereka kebanyakan merantau dan baru kembali ketika memasuki usia pensiun,” jelasnya.

Akibatnya, anak-anak mereka lebih banyak sekolah di kota, bukan di kampung halaman.

Zainuddin mengingatkan, sekolah dengan siswa sedikit juga akan menerima dana BOS lebih sedikit.

“Semakin sedikit siswa, maka jumlah dana BOS juga sedikit,” ucapnya.

Permintaan perbaikan bangunan sekolah juga lebih diprioritaskan untuk yang siswanya banyak, meskipun kerusakan tetap akan dipertimbangkan secara objektif.

“Namun kita tetap lihat urgensinya. Jika memang sudah parah, masih akan kami prioritaskan meski siswanya sedikit,” tutupnya.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved