Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Defisit APBN 2025

Bagaimana Nasib Makan Siang Gratis saat Indonesia Hadapi Defisit APBN? Anggaran Rp240 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati prediski kebutuhan anggaran untuk program MBG bisa melonjak hingga Rp 240 triliun pada 2026.

Editor: Ansar
Kompas.com
DEFISIT APBN - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati pada pembukaan BRI UMKM EXPO(RT) BRI dan Microfinance Outlook 2025 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (30/1/2025). (Dok. BRI) 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ancaman defisit APBN 2025 tak pengaruhi anggaran  program makan bergizi gratis (MBG) di 2026.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati prediski kebutuhan anggaran untuk program MBG bisa melonjak hingga Rp 240 triliun pada 2026.

Prediksi ini dengan mempertimbangkan target penerima program MBG yang pada tahun depan ditetapkan sebanyak 82,9 juta orang dari pelajar, ibu hamil, dan balita.

Target tersebut sebenarnya sama dengan target MBG tahun ini dengan perkiraan kebutuhan anggaran mencapai Rp 116 triliun.

"Kalau kita lihat dari sisi outlook anggaran dari mulai Rp 71 triliun ke Rp 116 triliun, bahkan kalau keseluruhan program mungkin bisa mencapai Rp 240 triliun atau dalam hal ini cukup signifikan dalam porsi belanja pemerintahm" ujarnya saar rapat kerja dengan Badan Anggaran DPR RI, Selasa (1/7/2025).

Pemerintah juga menargetkan jumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang beroperasi pada 2026 sebanyak 30.000 unit.

Angka ini sama dengan target 2025 yang per 30 Juni telah terealisasi 1.863 unit SPPG.

Program makan bergizi gratis ini diharapkan dapat berkontribusi pada produk domestik bruto sebesar 1,03 persen di 2026 dan 0,29-0,49 persen di 2025.

Sri Mulyani mengungkapkan, program MBG akan memberikan efek berganda (multiplier effect) ke perekonomian.

Pasalnya, program ini membutuhkan sekitar 1,65 juta tenaga kerja yang terlibat pada putaran pertama dan bertambah jadi 2,5 juta orang pada putaran kedua.

Dalam bahan paparannya dijelaskan, 1 unit SPPG membutuhkan sekitar 54 orang pekerja untuk menjadi kepala SPPG, tukang masak, ahli gizi, admin, koordinator lapangan, tukang cuci, dan pengemudi.

Setiap SPPG juga akan melibatkan pihak ketiga seperti 5 produsen sayur dan buah serta 22 petani.

Dari kebutuhan pekerja di SPPG itu, para pekerja yang berasal dari warung sekolah yang tutup, pegawai terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), dan pengangguran terbuka berpeluang mengisi posisi-posisi yang ada di pelaksana operasional SPPG sesuai dengan keahlian masing-masing.

"Dengan MBG kita harap ciptakan multiplier effect baik dari sisi demand maupun supply, dari supply chainnya, maupun dari sisi masyarakat atau keluarga yang anak-anaknya akan menjadi generasi muda yang sehat," tuturnya.

Sebagai informasi, pemerintah dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 telah mengusulkan anggaran untuk Badan Gizi Nasional (BGN) yang menjalankan program MBG sebanyak Rp 217,86 triliun pada 2026.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved