Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Utang Pinjol Warga Sulsel Capai Rp1,92 Triliun

Kepala OJK Sulselbar, Moch Muchlasin mengatakan, outstanding pinjaman pada fintech peer to peer lending tumbuh sebesar 44,41 persen menjadi Rp1,92 T.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Sakinah Sudin
iStock/ hirun
PINJAMAN ONLINE - Ilustrasi Pinjaman Online (Pinjol) yang sekarang dikenal Pinjaman Daring (Pindar). Hingga Maret 2025, utang pinjol warga Sulsel capai Rp1,92 triliun. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Warga Sulawesi Selatan (Sulsel) kian gemar mengambil pinjaman daring (pindar) atau yang dulunya dikenal pinjaman online (pinjol).

Data terbaru Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total pinjaman melalui layanan pinjaman daring atau Fintech Peer to Peer (P2P) Lending di Sulsel mencapai Rp1,92 triliun hingga Maret 2025.

Kepala OJK Sulselbar, Moch Muchlasin mengatakan, outstanding pinjaman pada fintech peer to peer lending tumbuh sebesar 44,41 persen menjadi Rp1,92 triliun.

“Tingkat wanprestasi yang terjaga yaitu sebesar 1,78 persen,” katanya, dalam Update Sektor Jasa Keuangan Sulsel periode Juni 2025 secara tertulis, dikutip Tribun-Timur.com, Minggu (29/6/2025).

Pada periode Desember 2024, total pinjaman daring di Sulsel tercatat sebesar Rp1,77 triliun.

Sedangkan di periode Desember 2023 tercatat Rp1,18 triliun dan Desember 2022 Rp1,01 triliun.

Tidak hanya jumlah pinjaman, OJK juga mencatat peningkatan dari jumlah rekening penerima pinjaman aktif. 

Pada 2022, layanan pinjaman daring telah menyalurkan dana ke 389.568 rekening.

Angka ini kemudian meningkat pada tahun 2023 yang mencapai 375.467 rekening.

Sementara tahun 2024 juga meningkat mencapai 533.901 rekening.

Terbaru, hingga Maret 2025, jumlah rekening penerima pinjaman aktif mencapai 567.486 rekening.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Bosowa (Unibos), Dr Lukman menjelaskan bahwa meningkatnya utang Pinjol dipengaruhi berbagai faktor, salah satunya kemudahan akses.

Menurutnya, Pinjol menawarkan kemudahan akses dan proses yang cepat, sehingga banyak orang, terutama anak muda, yang memanfaatkan layanan ini untuk memenuhi kebutuhan mendesak.

Selain itu, meningkatkan utang Pinjol dipengaruhi berbagai faktor kurangnya edukasi keuangan.

Sebab, banyak masyarakat yang belum memahami betul tentang pengelolaan keuangan dan risiko Pinjol.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved