Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Literasi Ulama

AGH Arif Marzuki Wafat di Tanggal dan Bulan yang Sama dengan Abbahnya AGH Marzuki Hasan

Keteladanan AGH Arif Marzuki tercermin dari kesehariannya yang selalu mendorong santri menghafal al-Qur’an karena memiliki keutamaan sendiri.

Editor: AS Kambie
TRIBUN-TIMUR.COM
BLOKIR ANGGARAN - Guru Besar UIN Alauddin Prof Firdaus Muhammad saat dipotret di Kantor Tribun-Timur pada akhir 2024 lalu. Prof Dr Firdaus Muhammad pengasuh rubrik Literasi Ulama di Tribun Timur yang terbit setiap edisi hari Jumat. 

Oleh: Firdaus Muhammad

Pembina Pesantren An-Nahdlah, Dosen UIN Alauddin dan Pengurus MUI Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM - Anregurutta Haji (AGH) Muh Arif Marzuki, Pimpinan Pesantren Darul Istiqamah, Maccopa Maros, Sulsel, wafat pada dini hari 04.00 Wita, Kamis 26 Juni 2025 bertepatan 30 Zulhijjah 1446 H dalam usia 83 tahun.

Sebuah kematian yang indah, kala hendak shalat lail atau tahajud sekira pukul 03.00 wita, tiba-tiba sesak lalu diantar ke rumah sakit. 

Dalam perjalanan ke Rumah Sakit Muhammadiyah di Samata, AGH Arif Marzuki menghembuskan nafas terakhir. 

Wafat bersamaan dengan tanggal dan bulan wafatnya AGH Marzuki Hasan, abahnya, wafat 26 Juni 2006 lalu.

AGH Arif Marzuki, dilahirkan di Sinjai Sulsel pada 14 Februari 1942. 

AGH Arif Marzuki sosok ulama dan pembaharu pendidikan Islam. 

Beliau putra AGH Ahmad Marzuki Hasan (1917-2006), pendiri Pesantren Darul Istiqamah Maccopa Maros yang disegani karena keilmuan dan akhlaknya. 

AGH Arif Marzuki merupakan pendiri Pesantren Darul Istiqamah Maccopa bersama dengan ayahnya, AGH Marzuki Hasan pada tahun 1970 di Maros.

Pesantren yang memiliki lahan hampir 70 hektar tersebut eksis hingga kini, setelah AGH Marzuki Hasan wafat lalu dilanjutkan oleh AGH Arif Marzuki sebagai pimpinan hingga wafat. 

Jenazah AGH Arif Marzuki dimakamkan di Pemakaman Syuhada Maccopa, di samping abahnya.

Keteladanan AGH Arif Marzuki tercermin dari kesehariannya yang selalu mendorong santri menghafal al-Qur’an karena memiliki keutamaan sendiri. 

Beliau kemudian memberikan tips menghafal al-Qur’an yakni; niat, tekad, merasa butuh, dan keyakinan betapa muliahnya menghafal al-Qur’an. 

Seorang dai akan kesulitan berdakwah jika tidak menghafal al-Quran. Setiap hari beliau membaca al-Qur’an.

Beliau dikaruniai putra-putri, Mudzakkir Arif, Muzayyin Arif, Mukhlisah Arif,  dan Mujawwid Arif. 

Menurut Mukhlisah Arif, abahnya seorang yang penyayang, dermawan, selalu ingin bersedekah. Tangguh dan semangatnya berdakwah sangat besar. Ia menumbuhkan semangatnya melampaui zamannya. Dimana beliau menetap, ia akan menumbuhkan daerah itu, ia hidupkan dengan dakwah Islamiyah, jiwanya amat kuat untuk besarkan dakwah pesantren.

Beliau dikenal penyayang, disiplin, rapi. 

Selain itu, AGH Arif Marzuki juga dikenal pribadi penyabar. Mengajarkan berpikir positif sebagai bagian dari akhlak rasulullah.  

Pesantren Darul Istiqamah Maccopa kini menjadi warisannya dan beliau juga mewarisi dari abahnya. Membina pesantren dan berkiprah dalam berdakwah menjadi jalan hidupnya.

Beliau juga selalu bangun shalat malam. Sejak kecil ia mewarisi ayahnya, AGH Marzuki Hasan menghidupkan shalat lail, tahajud. 

Tradisi itu dihidupkan di Pesantren Darul Istiqamah sudah seperti shalat wajib karena untuk penguatan jiwa seorang dai harus rajin shalat malam. 

Kebiasaan shalat lail inilah menjadi penghujung hayatnya, wafat usai berwudhu untuk shalat lail. AGH. Arif Marzuki wafat dengan teladan akhlak mulia, istiqamah membaca al-quran, dan shalat lail sampai akhir hayat.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved