Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Membangun Fondasi Pendidikan Anak: Peran Orang Tua yang Vital

Saya sebagai guru menyakini bahwa setiap anak memiliki perilaku yang berbeda-beda dan tentu kerap menemukan anak nakal di sekelilingnya.

Editor: Sudirman
Ist
OPINI - Sutriana Guru Community Learning Center Negara Malaysia 

Oleh:  Sutriana

Guru Community Learning Center Negara Malaysia

TRIBUN-TIMUR.COM - Setelah, kurang lebih tiga bulan menggelar profesi guru di negara tetangga, hampir setiap hari mendapatkan kejutan yang luar biasa dari anak murid yang saya temui.

Namun, jangan berpikir bahwa karakter mereka juga luar biasa seperti kita temui dari anak pintar pada umumnya, tapi sebaliknya luar biasa nakal, menjengkelkan, menyakiti sesamanya bahkan kerap kali melawan gurunya.

Saya menyebutnya luar biasa berharap suatu saat nanti julukan itu menjadi doa agar mereka bisa membanggakan orang tuanya menjadi sosok anak yang luar biasa cerdas, luar biasa prestasi dan luar biasa dalam menempuh hidup yang sukses.

Tapi, sebelum menyimpulkan sikap dan karakter murid tersebut, mari kita coba pertanyakan dari sisi dekat lagi yaitu mencoba mempertanyakan orang tua dan lingkungan mereka tanpa harus menyalahkan secara sepihak anak tersebut.

Saya sebagai guru menyakini bahwa setiap anak memiliki perilaku yang berbeda-beda dan tentu kerap menemukan anak nakal di sekelilingnya.

Namun, saya coba menceritakan satu jenis kenakalan dari salah satu murid yang menurut saya sangat fatal seperti; Rutinitas memukul temannya dengan begitu antusias tanpa empati sedikitpun.

Pada saat terlaporkan karena sudah sangat meresahkan kami guru memutuskan pemanggilan orang tua murid.

Harapan pemanggilan tersebut tentu agar bisa menegur anaknya secara perlahan dan membuatnya sadar bahwa yang dilakukan adalah hal yang salah jika kemudian saran dari gurunya membuatnya masih asing untuk didengarkan.

Namun, saya sebagai wali kelas, murid tersebut melaporkan bahwa orang tuanya menitahkan untuk makin membenci anak yang menjadi korban.

Apa yang kita dapatkan dari hasil diskusi dengan orang tuanya? NIHIL. Orang tuanya mengabaikan tingkah laku anaknya dengan kesadaran penuh.

Kejadian tersebut mengingatkan saya dengan metode Gottman dalam konteks Muryono (2013:139) membagi pola pengasuhan orang tua terhadap anak, salah satunya ; Orang tua mengabaikan, ialah orang tua yang dalam mengasuh anaknya tidak memikirkan perasaan anak mereka, membiarkan segala tingkah laku anaknya.

Padahal, saya sangat sepakat dengan kalimat “Rumah sebagai Taman Ilmu” dimana rumah merupakan tempat anak tumbuh dan berkembang, dari rumah lah pendidikan pertama anak di mulai dari mulai ilmu agama, nilai-nilai, dan norma yang berlaku pada masyarakat.

Jika orang tua di rumah mampu memberikan contoh yang baik untuk anaknya maka pertumbuhan atau perkembangan anak akan baik.

Namun, jika rumah sebaliknya jadi ladang kehancuran moral sang anak, maka rusaklah seluruh rangkaian kehidupan anak tersebut.

Maka, pertanyaan yang muncul adalah: masih bijak kah memutuskan guru sebagai narasumber terpercaya untuk mendidik murid tersebut yang notabenenya tempat kembalinya mengajarkan sebaliknya?

Pertanyaannya kemudian masih wajar dan waras kah menyalahkan anak tersebut tanpa mencari tahu latarbelakang masalahnya? Tentu, tidak.

Setiap anak yang lahir di dunia ini tidak memiliki hak untuk memilih lahir di rahim siapa, namun memiliki hak yang sama untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian, kebutuhan dasar, pendidikan, perlindungan, keadilan dan kesetaraan, pengasuhan yang baik dan terakhir hak untuk didengarkan.

Sejalan dengan pemikiran Aziz (2015), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh orang tua kepada anaknya, dua di antaranya ; Cara orang tua di besarkan, sehingga menurun ke anaknya dan lingkungan di sekitarnya bagaimana kondisi lingkungan perantauan tentu sangat mempengaruhi gaya hidup anak.

Penulis berupaya paham bahwa setiap orang tua pasti ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya.

Namun, kenyataannya, tidak semua pendekatan dalam pengasuhan anak selalu berjalan sesuai keinginan dan harapan.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk melakukan evaluasi diri dan menilai sejauh mana anaknya tumbuh, belajar memperbaiki diri dan menciptakan gaya parenting yang jauh lebih baik.

Sebuah studi yang diterbitkan oleh Journals of Gerontology menemukan lebih dari 77 persen anak-anak melaporkan orangtua mereka kadang-kadang berperilaku keras kepala.

Maka, mari kita berkolaborasi sebagai orang tua dan calon orang tua serta penulis sebagai guru berupaya untuk menjadi lebih baik dalam mendidik anak-anak kita sebagai calon generasi emas. Bukan cemas!!!

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved