Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2025

Kemenag Ungkap Isi Nota Diplomatik Dubes Saudi, Ini 5 Poin Evaluasi Haji

Kemenag tegaskan nota diplomatik dari Dubes Saudi bersifat internal. Semua isu teknis haji 2025 sudah diselesaikan jauh sebelum puncak haji.

|
Penulis: Mansur AM | Editor: Sukmawati Ibrahim
Media Centre Haji Indonesia
HILMAN LATIEF - Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah Kemenag RI Hilman Latief (tengah) jumpa pers membahas nota diplomatik dari Kemenhaj Arab Saudi di Madinah, Jumat (20/6/2025). Hilman menyebut semua catatan dalam nota diplomatik sudah diatasi sebelum puncak haji Armuzna 2025. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MADINAH – Kementerian Agama buka suara soal nota diplomatik dari Duta Besar Arab Saudi yang menyangkut dinamika penyelenggaraan haji 2025. Nota tersebut telah diselesaikan bersama dan bersifat internal.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, menegaskan bahwa nota itu hanya ditujukan kepada tiga pihak.

“Nota ini hanya ditujukan ke tiga pihak,” ujar Hilman di Madinah, Jumat (20/6/2025).
Tiga pihak yang dimaksud yaitu Menteri Agama, Dirjen PHU, dan Dirjen Timur Tengah Kementerian Luar Negeri RI.

Nota diplomatik tersebut diterbitkan pada 16 Juni 2025.

Menurut Hilman, isi nota itu berupa evaluasi teknis operasional yang sebelumnya telah dibahas bersama.

“Sebagian besar isu sudah selesai sejak dua sampai empat pekan lalu,” ujarnya.

Hilman menyebut, setidaknya ada lima poin yang dibahas dalam nota tersebut:

Ketidaksesuaian Data Jemaah

Baca juga: 10 Juli, Arab Saudi Umumkan Kuota Haji Indonesia 2026

Terkait ketidaksesuaian data jemaah antara E-Haj, Siskohat, dan manifest penerbangan. Masalah ini sudah diselesaikan sejak awal Mei 2025.

“Kadang manifest berubah karena ada jemaah batal berangkat,” katanya.

Pergantian dilakukan agar kursi pesawat tidak kosong. Konsolidasi data dilakukan setiap hari oleh misi haji dan otoritas Saudi.

“Kita bahu-membahu menyinkronkan data dengan Syarikah dan Kemenhaj,” kata Hilman.

Pengangkutan Jemaah dari Madinah ke Makkah

Ada perbedaan syarikah pada sebagian kecil jemaah dalam satu kloter. Jemaah tersebut sempat menunggu di Madinah karena beda konfigurasi.

“Kami sediakan mobil sendiri agar mereka bisa menyusul,” jelasnya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved