Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Brigjen Aziz Taba, Pejuang Kemerdekaan dari Sulawesi Selatan Rekan Jenderal Yusuf dan A Baramuli

Brigadir Jenderal (Purn.) Aziz Taba mungkin tidak setenar tokoh-tokoh nasional di buku pelajaran sejarah. 

Editor: Muh Hasim Arfah
buku Baramuli/Youtube Teluk Bone
AZIZ TABA-Foto kolase Brigadir Jenderal (Purn.) Aziz Taba (kanan) dengan bersama Mantan Panglima ABRI, Jenderal M Jusuf dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung Arnold Achmad Baramuli (foto kanan). Aziz Taba adalah ayah dari Andi Asminullah Aziz Taba, plt Kepala Bapenda Makassar. 

TRIBUN-TIMUR.COM – Nama Brigadir Jenderal (Purn.) Aziz Taba mungkin tidak setenar tokoh-tokoh nasional atau Jenderal di buku pelajaran sejarah. 

Ia adalah ayah dari Andi Asminullah Aziz Taba, plt Kepala Bapenda Kota Makassar

Namun di Sulawesi Selatan, IA dikenang sebagai salah satu pejuang kemerdekaan dan tokoh militer tangguh yang mengabdikan hidupnya demi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Lahir dan besar di tanah Sulawesi Selatan, Aziz Taba dikenal sebagai sosok militer yang disegani, terutama karena perannya dalam mempertahankan kemerdekaan pasca-Proklamasi 17 Agustus 1945. 

Ia turut menghadang upaya Belanda yang ingin kembali menguasai Indonesia melalui agresi militer, terutama di wilayah timur nusantara.

“Beliau adalah simbol keberanian, disiplin, dan kecintaan terhadap tanah air,” ujar salah satu tokoh masyarakat Makassar saat mengenang jasanya dalam peringatan Hari Pahlawan beberapa waktu lalu.

Aziz Taba mengawali karier militernya di masa revolusi fisik dan terus berkiprah hingga mencapai pangkat Brigadir Jenderal

Azis Taba merupakan pemuda kelahiran Palopo sekitar tahun 1930.

Menurut catatan Barbara Sillars Harvey dalam Pemberontakan Kahar Muzakkar: Dari Tradisi ke DI/TII, Azis Taba tumbuh besar di Bantaeng, Jeneponto, dan Makassar.

Dia pernah sekolah di Taman Siswa, sebelum kursus tata buku dan telegrafi.

Dalam buku Baramuli Menggugat Politik Zaman, ia pernah bertugas bersama Mantan Panglima ABRI, Jenderal M Jusuf dan Ketua Dewan Pertimbangan Agung, Arnold Achmad Baramuli

Antara 1945 dan 1946, dia bergabung dengan laskar RI di Pangkajene dan Makassar. Ketika itu tentara Belanda belum kuat di Makassar. Namun sejak 1946, dia kemudian bekerja menjadi supir KNIL.

Meski begitu, dia tetap berhubungan dengan gerakan bawah tanah.

Berdasarkan buku “Tradition and Transformation in a Sulawesi Kingdom: The Rise of the Modern State in South Sulawesi” karya Barbara Sillars Harvey, Aziz Taba adalah salah satu tokoh militer penting asal Sulawesi Selatan yang muncul dalam literatur akademik sejarah, termasuk dalam karya Barbara Sillars Harvey. 

Dalam bukunya yang membahas transformasi sosial-politik di kerajaan-kerajaan Sulawesi, Harvey menyebut Aziz Taba sebagai figur kunci dalam proses transisi kekuasaan lokal ke dalam struktur negara Republik Indonesia pascakemerdekaan.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved