Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2025

Kisah Haru Dokter Tony, Petugas Haji Safari Wukuf Rawat Lansia Setulus Hati Tapi Dituduh Pungli

Tony Hartanto, dokter dari RS Aisyiyah Kudus, jadi salah satu petugas safari wukuf.

Penulis: Mansur AM | Editor: Sakinah Sudin
Media Centre Haji
PETUGAS HAJI - Tony Hartanto, dokter dari RS Aisyiyah Kudus, salah satu petugas safari wukuf. Ia sedih saat muncul isu pungli yang menyinggung petugas lansia. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKKAH - Petugas safari wukuf punya andil besar dalam suksesnya safari wukuf Haji 2025.

Program ini jadi salah satu layanan unggulan dalam penyelenggaraan haji tahun ini.

Sebanyak 120 petugas dikerahkan untuk melayani jemaah lansia, disabilitas, dan risiko tinggi.

Mereka melayani 477 jemaah selama 10 hari di hotel transit safari wukuf.

Para petugas ini terbagi dalam 10 tim lengkap dengan dokter dan perawat.

Sisanya adalah petugas pendamping lansia serta pembimbing ibadah.

Tony Hartanto, dokter dari RS Aisyiyah Kudus, jadi salah satu petugas safari wukuf.

Ia bertugas penuh sejak 1 hingga 10 Juni 2025 di Makkah.

Tony mengaku, tugas safari wukuf membutuhkan kesabaran dan keikhlasan ekstra.

“Kadang ada jemaah yang sangat menguji kesabaran,” ujar Tony, Jumat (13/6/2025).

Beberapa jemaah memiliki penyakit serius, seperti jantung, diabetes, dan sesak napas.

Ada juga jemaah disabilitas dengan gangguan perilaku.

Tony menceritakan kisah seorang jemaah tuna netra bernama Sohib, usia sekitar 70 tahun.

Saat ihram, Sohib sangat tenang dan menuruti semua arahan petugas.

Namun, setelah tahallul, perilakunya berubah drastis.

“Ia mulai marah-marah dan sering mengganggu jemaah lain,” kata Tony.

Sohib kerap mengetuk pintu kamar lain dan mengaku hotel adalah rumah sakit miliknya.

Jika ditegur, ia marah bahkan sempat memukul petugas.

Tony dan tim pernah mencuci kasur yang kotor akibat BAB jemaah.

“Kasurnya kami cuci dan jemur sendiri, untung cepat kering,” tuturnya.

Dalam tugasnya, Tony juga sempat menyelamatkan nyawa jemaah haji yang kritis.

Jemaah haji tersebut sempat hilang nadi karena sesak napas.

Dengan sigap, Tony memompa jantung jemaah secara manual.

“Alhamdulillah, nyawanya selamat dan masih dirawat di RS Arab Saudi,” ungkapnya.

Selain itu, ia juga membantu jemaah diabetes menyuntik insulin.

Salah satu jemaah lansia sampai menangis mengucapkan terima kasih padanya.

“Beliau merasa sangat dirawat dan dijaga selama di hotel,” ujar Tony.

Tony merasa tugas ini sangat menyentuh hatinya secara pribadi.

Namun, ia sedih saat muncul isu pungli yang menyinggung petugas lansia.

Ia menegaskan, petugas safari wukuf tidak pernah menarik biaya dari jemaah.

"Semua layanan safari wukuf itu gratis, tidak ada iuran," katanya tegas.

Tony menjelaskan, petugas hanya menerima jemaah dari tim transportasi di hotel.

Tidak ada transaksi apapun antara jemaah dan petugas selama safari wukuf.

Menurutnya, isu pungli itu sangat tidak berdasar dan menyakitkan.

“Karena kami semua bekerja dengan ikhlas dan sepenuh hati,” tandasnya.

Safari wukuf memang dirancang untuk memuliakan jemaah yang lemah fisik.

Tanpa dukungan petugas, banyak jemaah risiko tinggi yang tak bisa wukuf.

“Semoga jemaah merasa terbantu dan bisa meraih haji mabrur,” pungkas Tony.

Dokter Tony berharap otoritas Kemenag RI meluruskan tuduhan pungli bagi petugas safari wukuf dan memberi hukuman berat kepada pelaku dan penyebar hoax pungli safari wukuf.(Media Centre Haji)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved