Haji 2025
Ingat Berat Koper Bagasi Maksimal 32 Kg, Koper Kabin 7 Kilo, Tak Ada Toleransi!
"Masih ditemukan kelebihan muatan koper jemaah saat proses pemulangan gelombang I," kata Basir di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah
Penulis: Mansur AM | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKKAH - Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi memberi imbauan penting ke jemaah.
Imbauan diberikan di tengah proses pemulangan jemaah haji Indonesia ke Tanah Air.
Jemaah diingatkan untuk memperhatikan berat dan isi barang bawaan mereka.
Peringatan disampaikan langsung oleh Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Bandara, Abdul Basir.
Basir mengungkapkan masih banyak jemaah yang bawa koper melebihi batas ketentuan.
"Masih ditemukan kelebihan muatan koper jemaah saat proses pemulangan gelombang I," kata Basir di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Rabu (11/6/2025) malam.
Menurut Basir, barang bawaan yang melebihi batas harus dibongkar oleh petugas PPIH.
Barang-barang tersebut dibongkar di Kantor Daker Bandara sebelum masuk ke terminal.
"Kelebihan barang disortir di luar bandara, bukan di area keberangkatan," katanya.
Jika kelebihan barang baru ketahuan di dalam bandara, barang bisa disita otoritas.
"Kalau sudah masuk bandara dan dicegat custom, barang bisa disita," tegas Basir.
Petugas juga tidak bisa mengambil kembali barang yang sudah disita tersebut.
Agar tidak rugi, jemaah diimbau mematuhi batas maksimal berat koper yang diperbolehkan.
"Koper besar maksimal 32 kilogram, koper kabin 7 kilogram," jelas Basir.
Menurutnya, sebagian jemaah memilih mengurangi bawaan saat di bandara.
"Biasanya yang ditinggal pakaian bekas atau buah-buahan," kata Basir.
Ia menegaskan tidak ada barang berharga yang ditinggalkan jemaah selama penyortiran.
"Kebanyakan barang tak penting agar koper tidak melebihi batas," ucap Basir.
PPIH berharap jemaah sudah mengukur berat koper sebelum ke bandara.
"Jangan sampai repot sendiri saat check-in karena kelebihan barang," katanya.
Pemeriksaan koper dilakukan di lobi hotel dua hari sebelum keberangkatan.
PPIH memberi waktu cukup bagi jemaah untuk menyiapkan barang bawaannya.
Imbauan ini juga disampaikan agar proses kepulangan jemaah berjalan lancar.
PPIH terus mengingatkan jemaah agar tidak membawa air zamzam di dalam koper.
Air zamzam hanya dibagikan resmi di bandara saat jemaah tiba untuk terbang.
Benda dilarang lain seperti powerbank, makanan tajam, dan aerosol juga harus dihindari.
"Ikuti aturan agar tidak ada hambatan saat kepulangan ke Tanah Air," tutup Basir.
Bongkar Barang
Pantauan Media Centre Haji, banyak jamaah haji masih lalai dengan berat maksimal koper bagasi dan kabin ini.
Petugas Haji di Paviliun B2 Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah, Arab Saudi tidak memberi toleransi kepada jamaah.
Sehingga jamaah harus membongkar kopernya sebelum masuk Bandara Jeddah. Seperti yang dialami 438 jemaah dan petugas Kloter JKS 1.
Sesampainya di Bandara Jeddah, ratusan jemaah itu ditampung di Paviliun B2.
Mereka diberikan waktu untuk beristirahat sembari mengemas ulang barang-barang bawaan sebelum boarding pesawat.
Ternyata banyak jemaah yang membawa tas tenteng melebihi ketentuan. Staf Operasional Saudia Airlines, Suparno pun turun tangan mengingatkan jemaah agar mematuhi aturan maskapai.
"Saya dari maskapai Saudi Airlines. Kami menyampaikan ada beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dibawa jemaah. Tentunya yang boleh itu tas kabin dengan berat maksimal 7 kg, terus yang kedua tas paspor, dan tas yang dibagikan dari BSI, itu diperbolehkan," kata Suparno saat dikonfirmasi Tribunnews di sela sweeping barang bawaan jemaah di Bandara Jeddah, Rabu (11/6/2025) sore WAS.
Menurut Suparno, selain satu koper atau tas kabin, tas paspor dan tas dari BSI, tidak ada lagi yang boleh dibawa jemaah haji ke dalam pesawat.
Sementara koper besar (untuk bagasi) dengan berat maksimum 32 kilogram sudah terlebih dahulu dikumpulkan sebelum jemaah menuju ke Bandara Jeddah.
Jika masih ada jemaah yang membawa tas atau tentengan lain selain yang disebutkan di atas, maka konsekuensinya akan diambil oleh pihak maskapai.
Putri dan ayahnya, Sueb Anin tampak tengah membongkar koper kecil milik mereka sambil menekan-nekan koper itu menggunakan dengkul.
Koper kabin berkapasitas 7 kg itu terlihat sudah menggelembung dan sulit untuk ditutup resletingnya.
Sementara masih ada satu lagi tas kresek berisi boneka dan oleh-oleh lainnya. Dan ini tidak boleh dibawa ke dalam kabin pesawat.
Anak dan ayah ini kemudian mengeluarkan pakaian ihram yang ada di dalam koper kecil itu untuk diselempangkan di leher, sehingga barang bawaan lainnya yang ada di dalam kresek bisa dimasukkan ke dalam koper.
Tak hanya Putri, banyak jemaah lainnya yang juga bernasib sama.
Banyaknya barang bawaan mereka memaksa untuk kembali mengemas ulang dan memilah barang-barang mana saja yang akan dibawa dan mana yang akan ditinggal.
Ada Nek Jani yang ternyata di dalam tasnya berisi shampoo dan sabun sachet yang tumpah dan bocor hingga membasahi tasnya.
Melihat hal itu jemaah lainnya dibantu petugas haji spontan membantu Nek Jani mengemas ulang barang bawaannya. Shampoo, sabun dan brang-barang lainnya yang tidak perlu dikeluarkan dari dalam tas.(Media Centre Haji)
Menag Nasaruddin Umar Minta Maaf atas Layanan Haji 2025 |
![]() |
---|
Foto-foto Kloter Terakhir Jamaah Haji Tinggalkan Madinah, Petugas: Semoga Mabrur Semua |
![]() |
---|
Cerita Jamaah Haji Jalan Kaki dari Musdalifah ke Mina Sejauh 3 KM saat Suhu 48 Derajat |
![]() |
---|
Wakil Bupati Jemput 360 Jemaah Haji Asal Wajo di Asrama Haji Sudiang |
![]() |
---|
'Tukang Bubur Naik Haji' Asal Pomala Berat Tinggalkan Tanah Suci, Tiba 7 Juli di Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.