Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

7 Mahasiswa Makassar Demo Macetkan Jalan Desak Tutup Permanen Tambang Nikel di Raja Ampat

Suara penolakan tambang Nikel di kawasan wisata Raja Ampat itu, disuarakan mahasiswa Gerakan Revolusi Demokratik (GRD).

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Alfian
Tribun-Timur.com/Muslimin Emba
TAMBANG NIKEL - Mahasiswa dari Gerakan Revolusi Demokratik (GRD) demo tolak tambang nikel Raja Ampat di Jl Sultan Alauddin, Kecamatan Tamalate, Makassar, Selasa (10/6/2025) sore. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tujuh mahasiswa di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, menyuarakan penolakan tambang Nikel di Raja Ampat, Papua Barat.

Mereka mendesak pemerintah agar izin pertambangan di 'Surga Dunia' itu segera dicabut.

Suara penolakan tambang Nikel di kawasan wisata Raja Ampat itu, disuarakan mahasiswa Gerakan Revolusi Demokratik (GRD).

Mereka bersuara melalui aksi unjuk rasa di Jl Sultan Alauddin, Kecamatan Tamalate, Makassar, Selasa (10/6/2025) sore.

Meski tak banyak, keberadaan tujuh mahasiswa ini di badan jalan, cukup memacetkan ruas jalan Sultan Alauddin arah Gowa-Makassar.

Unjuk rasa diwarnai aksi bakar ban dan pembentangan spanduk bertuliskan "Cabut IUP Tambang Nikel di Raja Ampat".

Baca juga: IUP 4 Perusahaan Tambang Raja Ampat Dicabut, Ketua Bidang MN KAHMI Awaluddin: Kita Jangan Puas

TAMBANG RAJA AMPAT - Kerusakan ekologis terlihat nyata akibat aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Sejumlah pihak turut memberi tanggapannya terkait polemik tambang nikel di Raja Ampat, pemerintah diminta tegas. (Kolase Tribunnews/Greenpeace)
TAMBANG RAJA AMPAT - Kerusakan ekologis terlihat nyata akibat aktivitas pertambangan nikel di Raja Ampat, Papua Barat Daya. Sejumlah pihak turut memberi tanggapannya terkait polemik tambang nikel di Raja Ampat, pemerintah diminta tegas. (Kolase Tribunnews/Greenpeace) (Tribunnews.com)

Unjuk rasa itu dikawal sejumlah personel Polsek Tamalate itu, sempat diwarnai ketegangan.

Pemicunya lantaran mahasiswa mencoba menahan truk untuk dijadikan panggung orasi.

Aksi saling dorong tak terhindarkan lantaran upaya mahasiswa menahan truk, dihalau perwira polisi yang berjaga.

Beruntung ketegangan itu dapat diredam polisi lainnya.

Jenderal Lapangan GRD, Jimmy (24) yang menjadi orator utama dalam aksi tersebut mengatakan, demonstrasi ini merupakan bentuk protes terhadap keberadaan tambang nikel di Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.

"Kami dari Komite Gerakan Revolusi Demokratik pada hari ini melakukan aksi unjuk rasa untuk menyikapi kasus tambang nikel di Kabupaten Raja Ampat," kata Jimmy.

Menurut Jimmy, meskipun pemerintah pusat mengklaim telah mencabut empat izin tambang di wilayah tersebut, masih ada satu izin tambang yang belum dicabut hingga saat ini.

"Jadi, baru baru ini pemerintah telah melakukan konferensi pers bahwa tambang telah dicabut empat izinnya, menurut hasil kajian kami, masih ada satu tambang nikel di Kabupaten Raja Ampat itu tidak dicabut izinnya," ujar Jimmy.

"Kami meminta pemerintah mencabut semua izin tambang nikel Raja Ampat," lanjutnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved