Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Defisit Rp200 M, TPP ASN di Bone Dipotong hingga 40 Persen

Sehingga mau tidak mau dengan kondisi defisit Bone Rp 200 miliar, kata Andi Akmal, pemerintah kabupaten Bone mengambil langkah kebijakan.

Penulis: Wahdaniar | Editor: Saldy Irawan
Tribun-timur.com/wahdaniar
TPP ASN: Potret Wakil Bupati Bone, Andi Akmal yang diabadikan beberapa waktu lalu. Alasan defisit anggaran TPP ASN di Bone dipotong hingga 40 persen 

TRIBUN-TIMUR.COM, BONE- Wakil Bupati Bone Andi Akmal Pasluddin, membeberkan kondisi keuangan APBD TA 2025. 

Tercatat Bone defisit 200 Miliar akibat kebijakan pemerintah sebelumnya. 

"Kurang lebih defisit kita Rp 200 Miliar, kita punya utang cukup besar, kita dikejar kejar kontraktor alhamdulillah sudah kita bayarkan," kata Wakil Bupati Bone Andi Akmal Pasluddin saat melaksanakan Coffe Break dan Dialog Publik,di Rujab Wakil Bupati, Sabtu (30/5/2025) malam. 

Sehingga mau tidak mau dengan kondisi defisit Bone Rp 200 miliar, kata Andi Akmal, pemerintah kabupaten Bone mengambil langkah kebijakan.

"Kita mau apa, kondisi kita defisit 200 miliar, termasuk TPP ASN, walaupun kita potong 40 persen. Kita sudah bayarkan secara perlahan," kata Andi Akmal.

"Daripada tidak dibayar, jadi saya kira tidak apa apa kita potong 40 persen," tambahnya.

Di sisi lain kata Andi Akmal, Pemerintahan Bupati dan Wakil Bupati Bone Beramal mempunyai program di mana menjadi harapan masyarakat.

Andi Akmal mengucapkan terima kasih kepada semua jajaran pemerintah kabupaten atas pengertian nya.

"Saya hormat kepada teman teman OPD, pak Sekda, kepala dinas, kabag, dan semuanya pada kompak, walaupun mannoko-noko," kata Andi Akmal dengan nada bercanda.

"Terima kasih kepada teman teman OPD, ini yang kita capai semua karena kebersamaan, sinergi, dan kolaborasi kita semua," tandasnya.

Sementara Pj Sekretaris Daerah Bone, Andi Saharuddin mengatakan, pembayaran TPP ASN lingkup Pemkab Bone ini sudah berlangsung sejak Senin (26/5) lalu.

Sahar menyebut, jumlah TPP ASN yang dibayarkan berdasarkan berkas usulan yang diajukan masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

“Jadi tergantung OPD nya berapa bulan yang bisa dilengkapi berkasnya, itu. Juga dicairkan. Ada yang terima 3 bulan dan ada 2 bulan. Jadi tergantung kelengkapan berkas yang masuk,”jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Bone 2024 mengalami defisit.

Situasi ini berdampak pada pembayaran gaji kepala desa (kades) terhambat hingga sisa tambahan penghasilan pegawai (TPP) selama 5 bulan dipastikan tidak bisa dituntaskan.

Pemkab Bone beralasan defisit anggaran yang dialami pemerintah dipengaruhi utang yang belum bisa dituntaskan secara keseluruhan. 

Tunggakan utang tersebut kerap menyeberang tiap tahun anggaran sejak 2022 lalu.

Menanggapi hal tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Bone, Andi Muhammad Idris Rahman saat dikonfirmasi tribun-timur.com, Selasa (18/2/2025) menyebutkan sosok yang patut bertanggungjawab terhadap defisit di 2024.

"Memang defisit yang Rp200 miliar itu memang anggaran di 2024 tapi memang saya sudah sampaikan di 2023 dirapat banggar bahwa terdapat turbulensi anggaran APBD 2024 pemicunya itu adanya anggaran dari Provinsi dan DBH yang tidak cair," ujarnya. 

"Seharusnya Pemkab kemarin kalau mau cerdas di 2023 kemarin yang dianggarkan di 2024 tidak usah dulu dianggarkan proyek-proyek tidak usah ditender. Kan kalau ditender sudah ada keterikatan kontrak dan harus di bayar. Dan inilah pemicunya (defisit Rp200 milyar),"sambungnya.

Ia mengaku, Pemkab Bone terlalu memaksakan adanya proyek pembangunan. 
 
"Harusnya pemerintah daerah mengkaji itu APBD yang kita sepakati (DPRD). Bantuan Provinsi yang masuk itu tercatat di APBD itu harus pisahkan. Kalau tidak ada uangna jangan (tanda tangan kontrak) tapi Pj yang lalu ( Andi Islamuddin) memaksakan untuk dilakukan pelelangan nh tidak ada uangnya dan sudah dikerja maka menjadilah tanggungjawab kabupaten,"jelasnya.

Selain itu ia mengaku, Pemkab Bone tidak bisa serta merta menyalahkan Pemprov terkait dengan bantuan keuangan yang tidak dicairkan. 

"Karena masuk di APBD terhitung Rp2,6 T kemarin, menjadi hutang Rp117 M maka itu masih menjadi tanggungjawab Kabupaten Bone walaupun itu sifatnya bantuan keuangan dari Provinsi, karena kalau tidak di bayar provinsi siapa yang mau bayar? Pasti Kabupaten Bone karena sudah keterikatan kontrak dengan rekanan,"tandasnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved