PPP Cari Ketua
Jokowi Sudah Tentukan Sikap Soal Isu Ketum PPP versi Eks Ketua Umum, Bersaing Amran Sulaiman?
Romahurmuziy mengaku sudah bertemu Jokowi pada Desember 2024 lalu, mengenai kemungkinan menjadi ketua umum partai.
Bahkan, partai berlambang Kabah itu diyakini bisa mendapatkan kursi pimpinan DPR RI jika dipimpin oleh Jokowi.
“Kalau ada yang menawarkan beliau menjadi Ketua Umum PPP, itu sangat luar biasa. Dan kalau dia merespons itu, menurut saya sebuah anugerah bagi PPP.
Insya Allah, kalau PPP dipimpin oleh Pak Jokowi, insya Allah bertiga dan kembali ke Senayan. Mudah-mudahan bisa menjadi lima besar sehingga mendapat pimpinan di DPR,” kata dia.
Belum Ada Sejarah Sosok Eksternal Langsung Jadi Ketum
Ade Irfan Pulungan menyatakan, PPP tidak memiliki sejarah atau tradisi dipimpin oleh figur eksternal.
“PPP itu belum punya sejarah atau tradisi ya, yang memimpin PPP itu langsung dari luar, eksternal, atau sosok dari eksternal yang langsung menjadi ketua umum PPP. Pasti selalu berproses di internal PPP,” kata Irfan kepada Kompas.com, Selasa (27/5/2025).
Menurut Irfan, munculnya wacana figur eksternal mencuat akibat kondisi partai pasca-Pemilu 2024.
Saat ini, PPP tidak lagi memiliki wakil di DPR RI dan juga tidak mendapatkan kursi di kabinet pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
“Berangkat dari kondisi PPP hari ini pasca Pemilu 2024, publik tahu PPP tidak lagi berada di parlemen. PPP tidak lagi kadernya masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran. Ini membuat banyak aspirasi muncul dari bawah, dari kader, DPC, wilayah, bahkan dari para senior,” katanya.
Irfan mengakui adanya dorongan untuk menghadirkan tokoh-tokoh kuat dari luar partai demi mengangkat kembali elektabilitas PPP.
Namun, ia menekankan, menjadi ketua umum PPP harus melalui proses dan mekanisme sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai.
“Berproses itu maksudnya dia masuk dulu ke struktur partai, masuk dulu ke kepengurusan partai, baik di tingkat wilayah maupun di DPP. Salah satu syarat menjadi ketua umum itu harus pernah menjabat sebagai pengurus minimal satu periode, dan itu umumnya lima tahun,” kata Irfan.
Menurut Irfan, proses internal ini penting agar calon pemimpin benar-benar memahami kultur, sistem, dan tradisi PPP sebagai partai tua berbasis Islam yang merupakan hasil fusi dari empat partai Islam.
“PPP ini partai tua, berbasis tradisi-tradisi yang digariskan sejak awal berdirinya. Maka kita percaya, seperti juga partai-partai lain, tidak serta-merta merekrut pihak luar untuk langsung memimpin partai,” imbuh dia.
Sebelumnya, Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy atau Rommy menyebut ada banyak sosok di luar partai yang dinilai mampu memimpin PPP.
Harapan PPP Bangkit Lewat Jokowi Dinilai Tidak Realistis, Pengamat: Nasib Partai Potensi Makin Gurem |
![]() |
---|
Tugas Berat Menanti Ketua Umum PPP Pasca Muktamar, Pecatan PDIP Dinilai Paling Mampu |
![]() |
---|
Jenderal Purnawirawan TNI Dudung Tolak Masuk Bursa Calon Ketua Umum PPP, Bagaimana Amran Sulaiman? |
![]() |
---|
Imam Fauzan Sebut Muktamar PPP Agustus-September, Amran Sulaiman Digadang Jadi Ketua Umum |
![]() |
---|
Bukan Amran Sulaiman hingga Dudung, Muncul Sosok Lain Disebut Paling Layak Pimpin PPP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.