Teroris di Gowa
Tangis Sitti Khadijah, Anaknya Ditangkap Densus 88 Gara-gara Dituduh Teroris: Dia Anak Baik
Saat ini, M.A.S masih duduk di bangku kelas 3 SMA dan menjadi pembina dan mengajar di sebuah rumah tahfidz gratis.
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Penangkapan terhadap pemuda berinisial M.A.S. (19) oleh Densus 88 Polri membuat ibunya, Sitti Khadijah, syok dan tidak menyangka anaknya diduga terlibat jaringan terorisme.
Khadijah mengatakan penangkapan itu terjadi secara tiba-tiba saat putranya hendak membeli air galon.
Sitti Khadijah kaget saat mendengar anaknya, M.A.S., ditangkap oleh aparat Densus 88 Antiteror.
Saat menceritakan, Sitti Khadijah tak sanggup membendung air matanya.
Dia teringat terus akan putra pertama dari empat bersaudara.
Ia mengaku awalnya hanya menyuruh anaknya membeli air galon.
"Jadi pas itu saya suruh pergi beli air galon, pulangnya mi ditangkap itu sama polisi, sama Pak Densus. Katanya ditangkap mi, diborgol, diikat. Motornya juga diambil, diamankan," ujarnya, Senin (26/5/2025).
Baca juga: Terduga Teroris Ditangkap di Gowa Berstatus Pelajar Kelas 3 SMA, Mengajar di Pondok Tahfidz
Kabar penangkapan diketahui Khadijah setelah diberitahu oleh anak bungsunya
"Adiknya datangmi lari, bilang 'Umi, umi, itu Ammar ada orang curiki.' Namanya juga anak-anak, pikirannya dia itu kayak dicuri, baru diambil motornya," tambahnya.
Kejadian itu membuat Khadijah syok berat.
"Perasaanku sebagai ibu kayak mau runtuh, jatuh, lari ke sana. Banyak orang di situ, saya kira apa, ternyata itu anakku kodong yang diambil sama polisi," ucapnya.
Ia juga membenarkan Densus 88 sempat menggeledah rumah mereka.
"Iya, sempat (geledah rumah). Tim Densus 88 saya persilakan langsung masuk, cari barang bukti apa-apa yang ada, diambil semua," kata Khadijah.
"Kaget tidak sangka-sangka kalau hari itu. Kampung juga jadi dicap macam-macam. Anak saya itu belajar Alquran, aqidah, tauhid, di pondok. Dia akses media sosial juga mungkin tidak tahu itu dilarang," katanya.
Khadijah berharap ada keadilan dan bantuan hukum bagi anaknya.
"Tidak ada barang bukti yang kuat. Anak saya itu anak baik, kodong," ujarnya
Saat ini, M.A.S masih duduk di bangku kelas 3 SMA dan menjadi pembina dan mengajar di sebuah rumah tahfidz gratis.
Khadija mengaku putra pertamanya barencana mendaftar ke salah satu universitas di Makassar.
"Iya tidak bekerja, hanya mengajar di rumah tahfidz. Aktivitasnya tiap hari hanya salat, mengaji, dan menghafal. Keluar rumah jarang, hanya kalau ada keperluan. Tidak pernah keluar dari Sulsel," tuturnya.
Sebelumnya, Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap seorang remaja terduga anggota kelompok teroris
Penangkapan dilakukan di Jl S. Dg. Ngemba, Lingkungan Borong Raukang, Kelurahan Samata, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa Sabtu, (24/5/2025) sekira pukul 17. 30 Wita.
Dari keterangan pers diterima Minggu (25/5/2025), Densus 88 anti teror menangkap terduga berinisial M.A.S (18).
Terduga pelaku disebut aktif menyebarkan propaganda dan ajakan aksi teror melalui media sosial.
PPID Densus 88 AT Polri AKBP Mayndra Eka Wardhana mengatakan terduga pelaku diketahui aktif dalam sebuah kanal komunikasi digital menyebarkan konten-konten berkaitan dengan ideologi ISIS.
Termasuk lanjutnya, ajakan melakukan aksi pengeboman terhadap tempat ibadah
"Berdasarkan hasil penyelidikan, M.A.S. diketahui mengelola dan aktif mengirimkan berbagai postingan berupa gambar, video, rekaman suara, dan tulisan yang berisi propaganda Daulah Islamiyah (ISIS) di sebuah grup WhatsApp bernama “Daulah Islamiah” yang dibuat sejak Desember 2024," katanya dalam keterangan tertulis diterima
Dijelaskan, dalam kanal tersebut, terdapat diskusi terkait hukum penggunaan bom bunuh diri dalam konteks perang yang mencerminkan ajaran ekstremis ISIS.
Nomor telepon yang digunakan oleh M.A.S. teridentifikasi sebagai pengelola utama kanal tersebut.
Petugas juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa satu unit sepeda motor Honda Blade dan satu unit ponsel merek Oppo A3X yang diduga digunakan untuk aktivitas komunikasi dan penyebaran konten terorisme.
"Saat ini, M.A.S. telah diamankan untuk proses interogasi lebih lanjut serta pengembangan penyidikan," katanya
"Tim Densus 88 berkomitmen untuk terus memberantas jaringan terorisme, termasuk yang memanfaatkan teknologi digital sebagai sarana penyebaran ideologi radikal," sambungnya
Densus 88 mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan segera melaporkan kepada aparat keamanan jika menemukan aktivitas mencurigakan yang berpotensi membahayakan keamanan dan ketertiban masyarakat.(*)
Laporan TribunGowa.com, Sayyid Zulfadli
Caption: sitti Khadijah ibu M.A.S pelajar ditangkap diduga terlibat jaringan teroris. Khasijah mengatakan keseharian anaknya hanya mengaji, menghafal dan dikenal pendiam, Senin (26/5/2025) (TribunGowa.com/Sayyid Zulfadli)
| Diungkap Sang Ibu, Densus 88 Sita 3 Buku Milik Remaja Terduga Teroris di Gowa |
|
|---|
| Ammar Ditangkap Saat Mau Beli Galon, Siti Khadijah: Saya Ini Malu Tapi juga Sakit |
|
|---|
| Pelajar di Gowa Terafiliasi Kelompok Teroris, Husniah Talenrang Janji Perketat Pengawasan |
|
|---|
| Sosok Muammar As Siddiq Ditangkap Densus 88 di Gowa, Diduga Teroris |
|
|---|
| Terduga Teroris Ditangkap di Gowa Berstatus Pelajar Kelas 3 SMA, Mengajar di Pondok Tahfidz |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/Sitti-Khadijah-tak-menyangka-anak-jaringan-teroris.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.