Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2025

Dari Jualan Kapurung dan Kue, Rejeki Hudaya Naik Haji Lewat Kloter Jayapura

Hudaya menyampaikan kalau ia sejak tamat Sekolah Dasar di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan pada 1995 kemudian merantau di Papua.

TRIBUN-TIMUR.COM/Muhammad Nur Alqadri
HAJI 2025 - Hudaya jamaah haji Kloter 27 asal Jayapura, Papua saat ditemui di Aula Arafah Asrama Haji Emberkasi. Selasa (20/5/2025). Hudaya menyampaikan ia tak menyangka bisa berangkat haji musim ini dari hasilnya menjual kue dan kapurung. 

Lemet adalah penganan khas Jawa yang terbuat dari singkong dan gula merah. 

Ya, Mbah Sumbuk ternyata ingin sekali makan lemet. Karena dari informasi Sukmi (56)--anak Mbah Sumbuk--ibunya itu saat di dalam pesawat sempat tidak mau makan.

Inilah yang membuat kondisinya sempat drop dan harus mendapat pengawasan dari tim kesehatan.

Mbah Sumbuk sempat mengatakan dirinya tak bisa berjalan walau sudah sampai di Makkah. Warijan kemudian meyakinkan Mbah Sumbuk bahwa yang penting dia dalam kondisi sehat.

Tak hanya itu, Mbah Sumbuk juga menanyakan apakah ada beras di Tanah Suci karena dia tak bisa membelinya.

Warijan kemudian menjelaskan bahwa Mbah Sumbuk tak perlu repot harus mencari makan karena di selama menjalankan haji, semuanya disiapkan termasuk urusan makanan.

Mbah Sumbuk juga mengatakan kalau dia tidak makan daging kambing dan ayam broiler. Mbah Sumbuk kemudian menggenggam tangan Warijan. 

"Yo wis, melok nyong wae yo nang Makkah. Bareng-bareng wae, Le, (Ya udah ikut saya saja di Makkah, bareng-bareng aja ya nak," pintanya. 

Warijan pun kemudian menjawab: Duh, Mbah… kula tugase namung neng bandara. Wis, tenang, Mbah. Mengko nang Makkah akeh kancane. Ana wong Kebumen. Mbah bakal keprungu karo sedulur-sedulur (wah mbah saya tugasnya di bandara mbah. Tenang mbah, nanti di Makkah banyak temannya. Saya orang Kebumen, mbah bakal ketemu dengan saudara-saudara," kata Warijan menenangkan Mbah Sumbuk. Mbah Sumbuk pun akhirnya tenang.

Namun cuaca di Jeddah yang lumayan panas membuat Mbah Sumbuk kehausan.

Seorang petugas haji pun langsung memberikan air mineral untuk Mbah Sumbuk. Saat berbincang dengan Warijan, Mbah Sumbuk sempat menyebut bawah usianya 150 tahun. 

"Kulo satus seket (usia saya 150 tahun)," ucap Mbah Sumbuk. Dia lalu menanyakan usia Warijan yang ditebaknya berusia 70 tahun. Padahal menurut Warijan usianya baru 40 tahunan.

Usai berbicara dengan Tim MCH, Mbah Sumbuk kemudian dibawa menuju bus yang akan mengantarkannya menuju Makkah.

Dalam perjalanannya menuju Makkah, Mbah Sumbuk disiapkan bus khusus yang dilengkapi lift hidrolik. 

Kursi roda Mbah Sumbuk langsung diangkat ke dalam bus tanpa perlu dipindahkan. Ini untuk memastikan kenyamanan dan keselamatannya.  Semuanya dilakukan dengan penuh kehormatan. Ya, Mbah Sumbuk bagaikan tamu khusus yang sangat dihormati. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved