Diduga Imbas Kasus Suap, Hakim dari Jakarta Dimutasi ke Makassar

JAKARTA, TRIBUN-TIMUR.COM - Diduga imbas kasus suap, Mahkamah Agung (MA) melakukan mutasi jabatan besar-besaran untuk hakim dan panitera.

Total ada 199 hakim dan 68 panitera masuk dalam gerbong mutasi. 

"Masalah promosi dan promosi hakim, ada hakim 199 untuk panitera sebanyak 68 dan akan diikuti dengan promosi mutasi berikutnya," kata Ketua MA Sunarto dalam keterangan video, dikutip Rabu (23/4/2025).

 Berdasarkan daftar surat Rapat Pimpinan (Rapim) MA, dari 199 hakim yang dimutasi, mereka terdiri dari hakim yustisial MA, ketua pengadilan negeri, hingga hakim pengadilan negeri. 

Tercatat ada sebanyak 11 hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, salah satunya adalah Eko Aryanto yang mengadili perkara kasus korupsi PT Timah terdakwa Harvey Moeis yang merugikan negara Rp 300 triliun.

Eko Aryanto dimutasi ke PN Sidoarjo.

Kemudian, ada sejumlah hakim PN Jakarta Pusat yang dimutasi ke Bandung, Surabaya, Tangerang, Bekasi, hingga Makassar.

Selanjutnya 11 hakim PN Jakarta Barat dimutasi ke sejumlah daerah. 

Untuk hakim PN Jakarta Selatan 12 orang yang dimutasi, hakim PN Jakarta Timur 14 orang, dan hakim PN Jakarta Utara 12 orang.

Sejumlah hakim di seluruh Indonesia, dari PN Bogor, Depok, Surabaya, Padang, dan Watampone, juga dimutasi. 

Berikut daftar lengkap surat Rapim MA mengenai promosi rotasi dan mutasi hakim:

1.⁠ ⁠Yusuf Pranowo (Hakim PN Jakpus dimutasi menjadi Hakim PN Bandung)

2.⁠ ⁠Teguh Santoso (Hakim PN Jakpus dimutasi menjadi Hakim PN Surabaya)

3.⁠ ⁠Toni Irfan (Hakim PN Jakpus dimutasi menjadi Hakim PN Tangerang)

4.⁠ ⁠Buyung Dwikora (Hakim PN Jakpus dimutasi menjadi Hakim PN Bekasi)