Opini Irfiani Triastari
Menghidupkan Nilai Silaturahmi di Tempat Kerja
Silaturahmi menjadi inti dari suasana Lebaran, menjembatani jarak dan menyembuhkan luka relasi.
Nilai silaturahmi dapat menjadi titik masuk untuk memperbaiki hal tersebut.
Tidak harus berupa ucapan formal "mohon maaf lahir dan batin", tetapi dalam bentuk sikap terbuka, kemauan untuk memperbaiki pola komunikasi, dan kesediaan untuk mendengar.
Budaya saling menyapa, mengapresiasi kerja tim, serta memberi ruang maaf atas kesalahan kecil yang mungkin terjadi, bisa menciptakan atmosfer kerja yang lebih inklusif dan sehat secara psikologis.
Dalam konteks manajerial, pasca-Lebaran menjadi waktu yang tepat untuk mencairkan suasana yang sempat kaku.
Pemimpin tim dapat memulai dengan percakapan ringan, berbagi cerita libur Lebaran, atau menyampaikan apresiasi secara tulus atas kerja keras anggota tim.
Langkah ini memberi sinyal bahwa nilai kemanusiaan tetap hadir dalam sistem kerja, dan bahwa manusia dihargai tidak hanya karena output-nya, tapi juga karena peran sosial dan emosionalnya.
Lebih jauh, silaturahmi juga dapat mengurangi risiko konflik jangka panjang. Banyak gesekan kerja yang terjadi bukan karena perbedaan besar, melainkan karena miskomunikasi dan ego yang tidak tersalurkan.
Dengan budaya terbuka dan saling menghargai, banyak konflik bisa dicegah sejak awal.
Penelitian dari Harvard Business Review (2022) menunjukkan bahwa tim yang memiliki kedekatan sosial dan saling percaya dapat menyelesaikan masalah lebih cepat dan bekerja lebih efisien dibanding tim yang secara fungsional bagus namun hubungan personalnya lemah.
Budaya kerja yang sehat tidak tercipta dalam semalam. Ia dibentuk dari sikap-sikap kecil yang diulang dan dirawat.
Menghidupkan nilai silaturahmi setelah Idulfitri bisa menjadi awal dari budaya yang lebih terbuka dan manusiawi.
Bukan berarti menghapus profesionalisme, tetapi menyeimbangkannya dengan empati dan niat baik.
Profesional yang mampu bekerja dengan hati, bukan sekadar menjalankan fungsi, akan memberi dampak jangka panjang bagi organisasi maupun dirinya sendiri.
Nilai ini juga penting dalam menghadapi tantangan kerja masa kini yang semakin kompleks dan serba cepat.
Di tengah tekanan yang meningkat, ruang kerja yang penuh pengertian menjadi kebutuhan mendesak.
Sidap Bakal Punya Tempat Wisata Baru Geothermal Pajalele, Bupati: Siap Jadi Percontohan |
![]() |
---|
Rahasia Mesin Awet: Jadwal Ganti Oli Motor Matic yang Sering Terabaikan |
![]() |
---|
Bloedus Padel Battle Ajang Silaturahmi, Tim Munafri Arifuddin Lawan Solihin Kalla |
![]() |
---|
RT RW Garda Terdepan Urban Farming, Siap Sukseskan Pertanian Kota dan Pengelolaan Sampah |
![]() |
---|
Mr Qodari: No Guts No Glory |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.