Muammar Bakry
Ramadan dengan Cinta 28: Tawadhu Yang Dicintai
Sangat wajar tentunya jika orang fakir menampakkan kerendahan hatinya dengan segala keterbatasan yang ada padanya.
Orang yang tawadhu tidak pernah melihat dirinya lebih baik daripada orang lain, dan tidak pernah menganggap orang lain lebih jelek daripada dirinya.
Orang yang tawadhu bagai pepatah, padi semakin berisi semakin menunduk. Tapi orang yang sombong bagai pepatah, tong kosong nyaring bunyinya.
Orang berilmu yang tawadhu, terpancar dari dirinya cahaya ilmu dan hikmah yang bermanfaat bagi orang lain. Ia bagai pelita dalam kegelapan.
Ia bagai oase di tengah padang pasir. Tapi orang berilmu yang sombong, dengan ilmunya akan merusak dirinya, dan bahkan merusak orang lain.
Orang kaya yang tawadhu, dengan hartanya ia dekat dengan orang, dekat dengan Allah dan dekat dengan sorga.
Tapi orang kaya yang sombong, dengan hartanya ia jauh orang, jauh dari Allah, tapi dekat dengan neraka.
Tiadalah orang yang tawadhu kecuali akan diangkat oleh Allah dan manusia. Dan tiadalah orang sombong kecuali akan dihinakan oleh Allah dan manusia.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.