UNHAS Dorong Mitigasi Bencana di Luwu Melalui Kajian Ilmiah
Universitas Hasanuddin (Unhas) menggelar Diseminasi Riset Kebencanaan Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, Sabtu (15/03/2025).
Lebih lanjut, Dr. Ilham menyebutkan bahwa mayoritas daerah di sekitar Sungai Songgang dan Kadundung termasuk dalam kategori sangat rawan banjir.
Kondisi ini diperburuk oleh perubahan tata guna lahan yang tidak terkendali, terutama di Kecamatan Latimojong, yang meningkatkan risiko bencana di wilayah tersebut.
Kerentanan Tinggi dan Literasi Kebencanaan yang Rendah
Ahli Manajemen Kebencanaan Unhas, Dr. Amril Hans, S.AP., M.P.A., menambahkan bahwa Kabupaten Luwu memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap bencana alam, terutama banjir dan longsor.
Kondisi geografis yang berbukit serta aktivitas manusia seperti deforestasi memperburuk kerentanan tersebut.
“Data Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) menunjukkan bahwa Kabupaten Luwu dalam lima tahun terakhir berada di peringkat pertama di Sulawesi Selatan dalam hal tingkat risiko bencana tertinggi. Sejak 2020 hingga 2025, Kabupaten Luwu mengalami bencana yang didominasi oleh banjir dan longsor. Peningkatan intensitas curah hujan akibat perubahan iklim juga memperbesar risiko bencana ini,” jelas Dr. Amril.
Dr. Amril juga mengungkapkan bahwa literasi kebencanaan di masyarakat Kabupaten Luwu masih sangat rendah.
Hasil riset menunjukkan sekitar 57 % masyarakat tidak siap menghadapi bencana.
“Sebagian besar masyarakat yang bermukim di sekitar bantaran sungai memiliki pola permukiman yang berisiko tinggi terhadap bencana. Kondisi ini diperburuk oleh rendahnya edukasi dan akses terhadap informasi tentang mitigasi bencana,” tambahnya.
Kontribusi PT Masmindo Dwi Area (MDA)
Dalam upaya mendukung penanganan bencana, PT Masmindo Dwi Area (MDA) turut memberikan kontribusi nyata di wilayah Latimojong.
MDA berperan dalam penyediaan logistik, alat berat untuk membuka jalur evakuasi, serta bantuan dalam proses rehabilitasi pascabencana.
Selain itu, MDA juga secara aktif mendukung program edukasi kebencanaan melalui pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi masyarakat lokal serta pengembangan program Desa Tangguh Bencana (Destana) di wilayah tersebut.
Rekomendasi untuk Mitigasi Bencana
Sebagai rekomendasi, Dr. Amril menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk menciptakan sistem mitigasi bencana yang tangguh dan responsif.
Profil 7 Profesor Unhas Masuk 2 Persen Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia 2025 |
![]() |
---|
PSI Sulsel Konsolidasi di Luwu Timur, Bupati Irwan Bachri: Pemerintah Siap Bersinergi! |
![]() |
---|
Pengamat Heran BBM Langka di Sulsel, Apa Dilakukan Pertamina? |
![]() |
---|
Lima Jam di Kedai Tujuh Belas, Leonard Eben Ezer Bocorkan Evaluasi Beasiswa Doktor Jaksa di Unhas |
![]() |
---|
Makassar Jadi Tuan Rumah Doa Seribu Santri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.