Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini A Lukman Irwan

Chaidir Syam: Regenerasi Kepemimpinan dan Transformasi Politik

Tanpa adanya mekanisme sirkulasi elite yang sehat, partai politik berisiko mengalami stagnasi, kehilangan daya saing, dan mengalami erosi kepercayaan

Editor: Sudirman
A Lukman Irwan
OPINI - A Lukman Irwan Dosen Fisip Unhas 

Oleh: A Lukman Irwan

Dosen Fisip Unhas

TRIBUN-TIMUR.COM - Partai politik di Sulawesi Selatan saat ini berada dalam dinamika yang menuntut adanya kepemimpinan yang kuat, adaptif, dan visioner untuk menghadapi persaingan politik yang semakin ketat.

Pemilihan ketua partai pada setiap tingkatan bukan hanya sekadar rotasi kepemimpinan, tetapi menjadi momentum strategis bagi partai untuk memilih figur yang tepat dalam meningkatkan elektoral partai, memperkuat jaringan politik, serta merancang strategi yang mampu merespons tuntutan masyarakat dan konstituen secara lebih efektif.

Regenerasi kepemimpinan dalam partai politik adalah salah satu elemen fundamental dalam memastikan keberlanjutan dan relevansi partai dalam lanskap politik yang terus menerus berubah.

Dalam perspektif teori elite dan sirkulasi kekuasaan yang dikemukakan oleh Vilfredo Pareto, proses regenerasi politik merupakan keniscayaan agar suatu entitas politik tetap dinamis dan adaptif.

Tanpa adanya mekanisme sirkulasi elite yang sehat, partai politik berisiko mengalami stagnasi, kehilangan daya saing, dan mengalami erosi kepercayaan dari publik.

Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai institusi politik yang memiliki peran strategis dalam demokrasi Indonesia, perlu memastikan bahwa kepemimpinan yang diemban di setiap tingkatan mencerminkan semangat pembaruan, keterwakilan berbagai generasi, dan kapabilitas kepemimpinan yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Regenerasi yang terstruktur dengan baik tidak hanya menjamin kesinambungan partai, tetapi juga membuka peluang bagi lahirnya inovasi dalam strategi politik, pengelolaan partai, serta pendekatan elektoral yang lebih efektif.

Dalam konteks Sulawesi Selatan, PAN memerlukan sosok pemimpin yang tidak hanya memiliki pengalaman panjang dalam partai, tetapi juga memahami bagaimana menggerakkan kader dan membangun partai secara progresif.

Dr. H. A. S. Chaidir Syam yang saat ini menjabat sebagai ketua DPD PAN Kab. Maros dan juga sekaligus Bupati Kab. Maros periode 2025 – 20230 adalah figur yang mencerminkan kepemimpinan regeneratif, dengan rekam jejak panjang dalam pemerintahan daerah serta kedekatan yang kuat dengan basis akar rumput PAN.

Sebagai Bupati Maros periode 2020-2025, Chaidir Syam telah membawa Kabupaten Maros ke arah yang lebih maju dan semakin berkembang dengan berbagai terobosan dalam sektor pemerintahan, infrastruktur, serta pembangunan ekonomi berbasis kemandirian daerah.

Di bawah kepemimpinannya, Maros mengalami peningkatan signifikan dalam pelayanan publik, pembangunan infrastruktur, serta pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang semakin menggerakkan roda perekonomian masyarakat.

Selain itu, jejak kekaderan Chaidir Syam selama 23 tahun di Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi bukti loyalitas dan integritas politiknya yang tinggi.

Sejak awal berkiprah di dunia politik, beliau telah membangun kariernya dari bawah, mulai dari kader biasa, Ketua BM PAN Sulawesi Selatan, hingga menduduki berbagai posisi strategis dalam pemerintahan.

Kesetiaannya terhadap PAN menunjukkan bahwa beliau adalah pemimpin yang berpegang teguh pada prinsip, tidak tergoda oleh kepentingan jangka pendek, dan tidak pernah menjadi kutu loncat dalam dunia politik.

Konsistensinya dalam mengabdi kepada PAN menegaskan bahwa beliau memiliki komitmen kuat untuk terus membesarkan partai dan memperjuangkan aspirasi rakyat melalui jalur politik yang berintegritas.

Dalam konsep kepemimpinan transformatif yang dikembangkan oleh James MacGregor Burns, seorang pemimpin yang ideal bukan hanya paham mengelola organisasi politik, tetapi juga mampu menginspirasi dan memotivasi kader serta masyarakat untuk mencapai perubahan yang lebih besar.

Chaidir Syam adalah sosok telah membuktikan kapasitasnya dalam aspek ini, dengan rekam jejak cemerlang, baik sebagai Ketua DPRD Maros, Wakil Ketua DPRD Maros, hingga sebagai Bupati Maros periode 2020-2025.

Setiap jenjang kepemimpinan yang beliau jalani telah menunjukkan kualitas bagaimana seorang pemimpin yang mampu membaca dinamika politik dan meresponsnya dengan strategi yang tepat.

Keberhasilannya dalam memenangkan 12 kursi PAN di DPRD Kabupaten Maros periode 2024-2029 adalah indikator kuat bahwa beliau memiliki kompetensi politik yang matang dan daya tarik elektoral yang tinggi.

Hal ini mengafirmasi teori keunggulan kompetitif dalam politik yang menekankan bahwa pemimpin yang efektif adalah mereka yang mampu mengkonsolidasikan kekuatan partai secara internal sekaligus memperluas pengaruhnya secara eksternal.

Kapasitas dan kapabilitas seorang pemimpin partai politik sangat menentukan kinerja dan daya saing partai dalam setiap kontestasi politik.

Dalam konteks ini, teori kepemimpinan situasional yang dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard, menekankan bahwa efektivitas seorang pemimpin sangat bergantung pada kemampuannya dalam menyesuaikan gaya kepemimpinan dengan tantangan yang dihadapi.

Seorang ketua partai harus mampu mengidentifikasi kekuatan internal partai, merancang strategi elektoral yang berbasis data, serta mengembangkan jaringan politik yang luas untuk meningkatkan daya tawar partai dalam berbagai kontestasi arena politik.

Dalam konteks pemilihan Ketua DPW PAN Sulawesi Selatan, figur yang memiliki kapasitas manajerial, wawasan strategis, serta kemampuan komunikasi politik yang efektif sangat dibutuhkan untuk membawa PAN ke tingkat yang lebih tinggi.

Kepemimpinan yang kuat tidak hanya terlihat dari seberapa besar dukungan yang dimiliki dalam internal partai, tetapi juga dari bagaimana seorang pemimpin mampu memperkuat kohesi organisasi, menjaga soliditas kader, serta membangun citra PAN sebagai partai yang progresif dan dekat dengan rakyat.

Chaidir Syam memiliki rekam jejak yang telah membuktikan hal itu, bahwa beliau adalah pemimpin yang tidak hanya memahami dinamika politik internal partai, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam mengenai bagaimana meningkatkan daya saing PAN di tengah persaingan politik yang semakin kompetitif.

Sebagai pemimpin yang telah teruji dalam berbagai posisi strategis, beliau mampu mengelola kompleksitas politik dengan pendekatan yang inklusif, adaptif, dan berbasis solusi.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi partai politik di Indonesia adalah kecenderungan gerontokrasi, di mana kepemimpinan didominasi oleh generasi lama yang kurang adaptif terhadap perubahan.

Regenerasi kepemimpinan yang melibatkan pemimpin muda seperti Chaidir Syam merupakan langkah strategis untuk memastikan PAN tetap relevan dalam dinamika politik modern.

Pemimpin muda cenderung lebih responsif terhadap perubahan sosial, lebih terbuka terhadap inovasi, serta memiliki kedekatan emosional dengan generasi pemilih baru yang jumlahnya terus meningkat.

Dalam konteks politik elektoral, kelompok pemilih pemula menjadi segmen yang sangat penting dalam menentukan kemenangan dalam pemilu.

Berdasarkan data demografi, generasi milenial dan Gen Z mendominasi komposisi pemilih di Indonesia khususnya di Sulawesi Selatan. 

Oleh karena itu, partai politik yang ingin memperkuat basis elektoralnya harus mampu menghadirkan pemimpin yang mampu berkomunikasi dengan bahasa dan nilai-nilai yang dekat dengan generasi muda.

Chaidir Syam, dengan gaya kepemimpinannya yang inklusif dan modern, memiliki daya tarik yang kuat bagi segmen pemilih ini.

Kepemimpinan kelompok muda juga membawa semangat perubahan yang lebih besar dalam pengelolaan partai politik.

Pemimpin muda tidak hanya berfokus pada penguatan struktur partai secara internal, tetapi juga aktif membangun komunikasi politik yang lebih terbuka dan interaktif dengan masyarakat.

Sebagai bagian dari demokrasi yang sehat, regenerasi kepemimpinan tidak hanya menjadi keharusan, tetapi juga menjadi simbol keberlanjutan dan kesiapan partai dalam menghadapi tantangan zaman.

Pemimpin yang mampu mengakomodasi semangat perubahan, merangkul berbagai elemen masyarakat, dan menanamkan nilai-nilai demokrasi yang kuat, akan membawa partai politik menuju masa depan yang lebih solid dan progresif.

Chaidir Syam bukan hanya sekadar pemimpin, beliau adalah sosok yang menanamkan nilai-nilai pengabdian dan ketulusan dalam setiap langkahnya.

Kepemimpinannya yang penuh dedikasi, integritas, dan keberanian dalam mengambil keputusan strategis telah menjadikannya figur yang layak untuk terus mengemban amanah lebih besar.

Dengan pengalaman dan komitmennya, beliau akan terus menghadirkan perubahan yang bermakna, bukan hanya bagi PAN, melainkan juga bagi setiap individu yang menginginkan perubahan nyata dan masa depan yang lebih baik.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved