Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Muhammad Idris

Gaya Komunikasi Pendakwah Dari Perspektif Gen Z

Katanya, apa yang disampaikan adalah keluhan dari sejumlah jamaah yang mayoritas generasi Z (Gen Z).

Editor: Sudirman
Muhammad Idris
OPINI - Muhammad Idris Dosen Ilmu Komunikasi FSIKP UMI Pemerhati Masalah Sosial, Budaya dan Kebijakan Publik Dosen Ilmu Komunikasi FSIKP UMI / Pemerhati Masalah Sosial, Budaya dan Kebijakan Publik 

Generasi digital native yang lahir direntang waktu 1995 hingga 2010 yang gaya komunikasi dan pola pikirnya jauh berbeda dengan generasi sebelumnya. Generasi yang bertumbuh dalam ekosistem two way communication.

Memahami Karakteristik Gen Z

Hasil penelitian dari Pew Research Center (2023) patut jadi rujukan. Riset menunjukkan jika 63 persen Gen Z menginginkan pendekatan agama yang relevan dengan realitas kekinian.

Sebuah studi microsoft (2022) terungkap bahwa 78 persen Gen Z merasa tidak nyaman dengan model komunikasi satu arah yang otoritatif.

Data Google Consumer Survey (2023) menunjukkan 68 persen Gen Z lebih mudah mengingat informasi berbentuk narasi (storytelling).

Menarik menyimak para pendakwah yang digemari Gen Z seperti; Dennis Lim, Ust Syam, Agam Fachrul, Hannan Attaki, Taqy Malik, yang kajiannya selalu ramai kalangan Gen Z bahkan Gen Alpha.

Atau Habib Husein Ja’far Al Hadar, Ust Hilman Fauzi, Ust Adi Hidayat, Ust Dasad Latif dan Ust Abdul Somad yang gaya ceramahnya interaktif dengan tema up to date, selalu berhasil
menghadirkan lintas generasi di setiap tabligh akbar mereka.

Para pendakwah ini dikenal aktif membagikan ceramah mereka di dunia maya. Mereka menghadirkan tema relevan dengan kehidupan sehari-hari generasi muda.

Bagaimana Islam memandang isu kekinian seperti mental health, bijak bermedsos dalam Islam, manajemen stress ala Rasulullah atau tema terkait teknologi seperti dampak artificial intelligence dalam perspektif Islam.

Generasi ini tumbuh di era speed up, dimana informasi tersedia dengan cepat dan melimpah.

Mereka terbiasa dengan konten visual, interaktif dan to the point. Jika pendakwah masih menggunakan gaya komunikasi satu arah (monolog), monoton dan bertele-tele, dipastikan
pesannya tenggelam dalam lautan informasi yang mereka terima setiap hari.

Gen Z juga lebih nyaman dengan gaya casual talk ala podcast. Dimana pendakwah duduk melingkar atau berada ditengah audiens.

Model ini membuat mereka seolah terlibat dan dilibatkan dalam dakwah. Pendekatan ini mengurangi kesan menggurui dan membangun kedekatan emosional.

Selain itu, mereka lebih menyukai bahasa yang sederhana, ringkas, relatable dan mudah dipahami.

Penggunaan diksi terlalu tinggi atau bahasa berbelit-belit justru membuat mereka kehilangan minat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved