Aliran Sesat
Heboh Aliran Sesat Pangisenganna Tarekat Anak Loloa di Tompobulu Maros, Haji di Gunung Bawakaraeng
Aliran sesat di Bontosomba, Maros, ajarkan ibadah haji cukup dilakukan di Gunung Bawakaraeng. Pihak berwenang bertindak untuk hentikan penyebaran.
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNMAROS.COM, MAROS – Warga Desa Bontosomba, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, dihebohkan dengan kemunculan aliran sesat bernama Pangisenganna Tarekat Anak Loloa.
Aliran ini dipimpin seorang pria asal Kabupaten Gowa, Petta Bau (56), yang kini memiliki 27 pengikut.
Aliran ini mengajarkan 11 rukun berbeda dengan ajaran rukun Islam yang diyakini umat Muslim.
Salah satu ajarannya yang kontroversial adalah mengajak para pengikut untuk menunaikan ibadah haji di Gunung Bawakaraeng, yang dianggap dapat menggantikan ibadah haji yang seharusnya dilakukan di Mekkah.
Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Tompobulu, Danial, menjelaskan bahwa terungkapnya aliran ini berawal dari laporan mengenai penjualan benda pusaka yang mencurigakan.
Setelah ditelusuri, ternyata penjualan tersebut terkait dengan ajaran yang disebarkan oleh Petta Bau.
Danial menegaskan pihaknya telah berupaya memberikan pemahaman yang benar kepada masyarakat mengenai ketidakbenaran ajaran tersebut.
"Ya, kami telah melakukan berbagai upaya pencegahan agar pemahaman aliran ini tidak menyebar lebih jauh,”
“Kami bahkan sudah beberapa kali menginap di rumah warga di daerah Bontosomba untuk memberikan penjelasan tentang kesalahan ajaran yang disebarkan oleh Petta Bau," ujarnya.
Selain itu, Kemenag Maros bekerja sama dengan pihak kepolisian telah memanggil Petta Bau dan memberinya teguran agar tidak lagi menyebarkan ajarannya kepada masyarakat.(*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/ilustrasi-aliran-sesat-0.jpg)