Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

CEO Business Forum

Asruddin Leo: Desain Teknologi Dalam Negeri Kunci Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Asruddin Leo: Indonesia butuh desain teknologi dalam negeri untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen. 

|
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
FAQIH/TRIBUN TIMUR
ASRUDDIN LEO - Asruddin Leo, Winang Budoyo, dan Reymond Arfandy berbicara dalam CEO Business Forum di Hotel Claro Makassar, Rabu (19/2/2025). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Berbicara soal investasi, pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi 8 persen. 

Namun, menurut Presiden Direktur Semen Tonasa Asruddin Leo, kondisi perekonomian Indonesia dalam beberapa tahun terakhir masih belum stabil.

Hal itu disampaikan Asruddin Leo pada acara CEO Business Forum di Hotel Claro Makassar, Rabu (19/2/2025).

"Bicara investasi dan pertumbuhan ekonomi, saya melihat sekian puluh tahun ekonomi Indonesia didorong oleh konsumsi. Negara yang bergantung pada konsumsi itu sangat rentan," ujar Asruddin.

Ia menilai perekonomian Indonesia masih sangat bergantung pada konsumsi, yang rawan terdampak ketidakstabilan ekonomi global. 

Asruddin kemudian membandingkan Indonesia dengan negara-negara maju, seperti Korea Selatan dan Jepang, yang telah memiliki desain teknologi sendiri.

"Indonesia tidak punya desain teknologi dan tidak menciptakan nilai untuk bertahan dari goncangan ekonomi dunia," tambahnya.

Menurut Asruddin, meskipun industri Indonesia berkembang, teknologi yang mendukung industri tersebut bukanlah hasil inovasi dalam negeri.

"Kita punya industri, tetapi teknologi yang digunakan bukan hasil desain dalam negeri," ucapnya.

Ia menekankan bahwa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen, masalah ketergantungan pada teknologi asing ini harus menjadi perhatian utama.

Sebagai pelaku industri semen, Asruddin mengakui bahwa Indonesia merasakan dampak dari ketidakstabilan ekonomi global.

"Suasana global 2-3 tahun terakhir dirasakan tekanannya, di semua aspek. Di industri semen, kami merasakan guncangan ini," kata Asruddin.

Dalam acara tersebut, hadir juga Chief Economist Bank Tabungan Negara Winang Budoyo dan Sekjen DPP Real Estate Indonesia Reymond Arfandy, yang turut menyampaikan pandangannya.

Reymond menekankan pentingnya Indonesia untuk mencapai target investasi 8 persen. 

Ia mengusulkan agar pemerintah menentukan 8 item investasi yang dapat menjadi dasar untuk program tax amnesty.

"Tentukan 8 item investasi yang bisa menjadi dasar tax amnesty. Jika ada investasi di sektor ketahanan pangan, energi, atau gizi, beri kemudahan tax amnesty. Begitu juga dengan sektor properti," ujar Reymond.

Menurut Reymond, sektor properti sangat membutuhkan kebijakan tersebut, mengingat banyak sub-industri yang terkait erat dengan bisnis properti.

CEO Business Forum adalah wadah untuk mempertemukan dunia usaha, pemerintah, perbankan, dan pelaku industri guna memperkuat sinergi dan kolaborasi demi mempercepat pembangunan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Forum ini berdiri sejak 2022 di Makassar.(*)

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved