Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini Teguh Pamungkas

Makan Bersama Menumbuhkan Kehangatan Keluarga

Merasakan kebahagiaan bukan hanya sesekali saja, bukan hanya ketika berkumpul lebaran atau liburan sekolah, lebih dari itu.

Editor: Sudirman
ist
OPINI - Teguh Pamungkas  Penyuluh Keluarga Berencana BKKBN. Teguh salah satu penulis Opini Tribun Timur. 

Oleh: Teguh Pamungkas 

Penyuluh Keluarga Berencana BKKBN

TRIBUN-TIMUR.COM - Suasana ceria dan senang terpancar saat bisa berkumpul sesama anggota keluarga.

Bisa merasakan gembira bersama dalam lingkungan keluarga merupakan dambaan siapa saja, baik orangtua, remaja maupun anak-anak.

Merasakan kebahagiaan bukan hanya sesekali saja, bukan hanya ketika berkumpul lebaran atau liburan sekolah, lebih dari itu.

Karena perasaan gembira memiliki nilai lebih yang bisa membangun keharmonisan dalam kehidupan rumah tangga.

Syaratnya adalah terbangunnya komunikasi yang baik antar sesama anggota keluarga.

Dari komunikasi yang terbangun, maka suasana hati menjadi nyaman dan tanpa disadari dapat mendidik jiwa pula.

Di mana di dalamnya ada perbaikan-perbaikan sifat mulia, koreksi dari kebiasaan saling mengingatkan diri yang kurang baik menuju perubahan ke arah yang baik.

Tak hanya menahan keinginan ego masing-masing, tetapi memiliki tujuan untuk keluarga lebih baik. Seperti merasakan kemurahan hati, keikhlasan dan kesabaran terhadap keluarga.

Obrolan di meja makan saat makan bersama anggota keluarga merupakan kondisi yang ditunggu-tunggu.

Mengapa demikian? Dari momen makan bersama, pesan-pesan yang perlu disampaikan kepada anak-anak biasanya efektif untuk disampaikan.

Momen makan bersama dapat mengakrabkan hubungan antar anggota keluarga.

Bisa menjaga keharmonisan hubungan antara anak dengan orangtua, dan orangtua dengan kerabat lainnya di rumah.

Menyantap makanan bersama di rumah, membangun komunikasi lebih intens dengan keluarga seiring kesibukan aktivitasnya masing-masing.

Keluarga yang bahagia adalah terdiri dari individu-individu yang survive. Artinya dari pertemuan sesama anggota keluarga memiliki kesiapan diri dalam menghadapi di kehidupan sosial.

Ketika bertemu di meja makan terjalin obrolan sepanjang perjalanan hari dari fajar hingga terbenamnya matahari, sehingga dapat membangun keterhubungan diri dengan keluarga.

Landasannya untuk mengontrol kekuatan dan mengasah kemampuan agar lebih produktif.

Karena kehadiran keluarga bagi manusia merupakan hal yang sangat berharga. Dalam kehidupan di keluarga ada delapan aspek dari fungsi keluarga, yang mana setiap fungsinya memiliki peran penting dalam keluarga.

Yaitu; Pertama, fungsi keagamaan. Keluarga sebagai tempat awal untuk menanamkan nilai-nilai agama, dengan tujuan untuk menjadikan keluarga yang baik.

Momen makan bersama memiliki makna spiritual, salah satunya memakan makanan yang sama setiap anggota
keluarga untuk menanamkan rasa bersyukur.

Kedua, fungsi sosial budaya. Sosial budaya mengiringi di antara para keluarga pada kehidupannya. Keluarga menanamkan nilai-nilai luhur yang menjadi panutan.

Di mana hal tersebut dibawa saat berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan. Tertanam meningkatkan toleransi, gotong royong dan saling berdampingan sesama anggota keluarga maupun dengan masyarakat.

Ketiga, fungsi cinta kasih. Unit terkecil masyarakat yakni keluarga, di mana keluarga merupakan wadah untuk menuangkan cinta kasih. Jika cinta maka selalu berempati.

Apabila mengasihi pun sudah sepatutnya mudah memaafkan dan penuh tanggung jawab.

Saat menyantap makan sore bersama merupakan peristiwa yang ditunggu-tunggu, karena di tempat itu media meluapkan cinta kasih.

Sebelumnya di siang hari, anggota keluarga disibukkan. Karena itu bisa menekankan makan bersama sebagai media mempererat hubungan orangtua dan anak.

Keempat, fungsi perlindungan. Ketenangan dan kehangatan senantiasa tercipta dalam keluarga. Jika telah demikian, berarti anggota keluarga merasa mendapat perlindungan.

Merasa aman dan nyaman dalam keluarga. Saling mendukung dan menjaga agar segala aktivitas berjalan dengan baik.

Hingga kondisi seperti itu berlanjut pada hari-hari kemudian. Perlunya menjaga rasa aman, nyaman dan terlindungi dalam keluarga.

Kelima, fungsi reproduksi. Keluarga sebagai pengatur untuk merencanakan keturunan berikutnya, menginginkan generasi yang sehat dan berkualitas.

Begitu pun dalam pengasuhan, seksualitas dan pendidikan seks diajarkan kepada anggota keluarganya.

Menahan nafsu dan menjaga kesehatan sebagai tanggung jawab dalam memproteksi diri.

Keenam, fungsi sosialisasi dan pendidikan. Kondisi rumah tangga -sedikit atau banyak- akan membentuk kepribadian anggota keluarganya.

Keluarga menjadi tempat berkembangnya proses interaksi dan belajar sosial.

Sebagai contoh tatkala anak-anak melihat orangtua mengajak makan bersama, secara langsung anak-anak diajarkan dalam konsep berbagi.

Maka anak pun akan menanyakan tentang pendidikan kebersamaan, meskipun terkadang dengan dengan gaya khasnya sendiri saat mengobrol dengan orangtua.

Atau saat sebelum menyantap makanan, kita bisa menyampaikan tentang pentingnya berdoa sebelum dan sesudah makan, cuci tangan serta menjaga kebersihan diri demi kesehatan.

Ketujuh, fungsi ekonomi. Pangan, sandang dan papan adalah keperluan rumah tangga dan diberikan kepada anggota keluarga.

Keluarga adalah tempat untuk mengatur keuangan, seperti apa kebutuhan dan nilai-nilai tentang keuangan.

Harga beras yang semakin naik, tidak menutup kemungkinan diikuti juga kenaikan harga sembako lainnya.

Dengan skala prioritas keuangan diatur guna pemenuhan kebutuhan keluarga. Secara disiplin mempertimbangan dan
mengatur sirkulasi keuangan.

Makanan yang bergizi adalah yang penting, bukan makanan yang mahal dan mewah.

Kedelapan, fungsi pembinaan lingkungan. Keluarga memiliki peran dalam memelihara lingkungan, baik sekitar rumah dan di masyarakat.

Setiap anggota keluarga mengenal tetangga dan menjaga kelestarian lingkungan. Kebersihan dan lingkungan yang asri membawa keluarga pada kehidupan yang sehat.

Makan bersama bukan hanya duduk bareng-bareng untuk mengelilingi meja makan.

Namun momen makan bersama menjadi pusat komunikasi antar anggota keluarga. Karena dari situlah bisa mempererat hubungan keluarga, tempat mengajarkan nilai-nilai keluarga.

Selain itu, melalui momen makan bersama akan membangun kebiasaan komunikasi secara langsung tanpa rasa sungkan untuk membahas persoalan yang ada di setiap anggota keluarga.

Makan bersama menumbuhkan kehangatan keluarga. Setiap individu pada keluarga memiliki peran penting dalam keberlangsungan di rumah dan sosial.

Di mana dengan bijak mewujudkan potensinya untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan sejahtera. Kapan terakhir kita makan bersama keluarga?

 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved