Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jenesys 2025

Cerita Pipang Bugis, Keluarga Kecil, dan Air Mata Perpisahan dengan Warga Jepang

Sejak pagi hingga petang, kami merasakan bagaimana menjadi bagian dari keluarga yang sehari-harinya tinggal di Kota Takikawa, Prefektur Hokkaido.

Penulis: Fahrizal Syam | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM / FAHRIZAL
JENESYS 2025 - Rombongan Jenesys 2025 saat berada di Kota Takikawa, Prefektur Hokkaido, Sabtu (1/2/2025). Pria 70 tahun bernama Kazuaki Sato menjadi keluarga angkat rombongan Jenesys 2025  

Tiba di rumahnya, Sato bersama Mika dan Tomo langsung masak untuk kami makan siang. Sementara kami mempersiapkan meja dan peralatan makan.

Meskipun baru bertemu dan berkenalan, suasana cair langsung begitu terasa. Kami saling bertukar cerita.

Saya mengeluarkan oleh-oleh camilan pipang Bugis yang memang saya bawa dari Makassar.

Mereka sangat menyukainya. "Oishi" langsung terucap begitu mereka makan pipang.

Oishii diucapkan orang Jepang jika mereka menyukai sesuatu yang dimakan, atau enak.

Mereka juga penasaran bagaimana pipang dibuat. Saya ceritakan dan mereka terkagum.

Usai makan siang, Sato mengajak kami jalan-jalan ke sebuah stasiun radio lokal. Ia mengajak kami siaran bersama. 

Setelah pensiun, Sato mengisi waktunya dengan menjadi penyiar volunteer di sebuah radio di Kota Takikawa.

Kemudian ia membawa kami ke sebuah kota kecil bernama Utashinai, tak jauh dari Takikawa. Ada sebuah museum di sana.

Museum itu berisi barang-barang tua, khususnya peninggalan penambang batu bara di masa lampau.

Utashinai, Akibara, dan beberapa daerah di sekitarnya, dulunya adalah lokasi pertambangan batu bara yang cukup besar dan ramai di Jepang

Namun setelah tambang tutup, kota pun mulai ditinggalkan oleh penduduknya.

Saat kami berkunjung, Utashinai tampak begitu sepi aktivitas. Tak banyak kendaraan, hanya rumah-rumah tertutup salju.

Puas mengunjungi museum, keluarga Sato membawa kami ke sebuah toko sekaligus pabrik parfum, body lotion, dan perawatan tubuh lainnya. 

Uniknya, pengunjung bisa menyaksikan langsung bagaimana proses parfum dibuat dengan menggunakan bahan-bahan alami yang diambil di Hokkaido.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved