Opini Inosensius Enryco Mokos
Antara Pendidikan Konstruktif dan Destruktif
Ini merupakan alarm was-was untuk para guru, siswa dan juga orang tua yang pasti akan terdampak dari proses perubahan ini.

Kadang, yang saya takutkan adalah harus mengulang lagi ujian yang mana itu akan semakin
membuat saya frustasi apalagi saya mendapatkan nilai yang tidak bagus atau tidak sesuai standar.
Pada dasarnya, Ujian Nasional berlaku sebagai penentu tunggal kelulusan seorang peserta didik untuk bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya dalam pendidikan Indonesia.
Karena menjadi ujian tunggal dan penentu tunggal masa depan inilah yang menjadi dasar tekanan sosial dan tekanan psikis menjadi sangat tinggi.
Peserta didik pasti khawatir bahwa jika tidak lulus atau gagal akan berdampak bagi karirnya di masa depan, berdampak pada
studi di Perguruan Tinggi yang bisa terhambat.
Entah diganti menjadi TKA pun, jika TKA masih dijadikan patokan dan penilaian tunggal untuk melihat kemampuan akademis peserta didik maka tekanan yang dihasilkan akan tetap tinggi, tidak ada perubahan apa-apa.
Bahkan dari Menteri Abdul Mu’ti sendiri mengatakan bahwa TKA yang menjadi pengganti UN ini akan diintegrasikan menjadi ujian untuk masuk Perguruan Tinggi (hal ini masih sebagai perencanaan, tetapi TKA sudah dipastikan akan diberlakukan).
Ini justru akan membebani peserta didik lebih parah lagi karena ada dua masa depan yang sedang dipertaruhkan di situ.
Di lain sisi, guru juga akan terbebani dengan proses persiapan dari TKA karena harus mempersiapkan peserta didik dengan baik karena menyangkut masa depan mereka.
Akhirnya porsi belajar yang selama ini dilakukan di pendidikan dasar dari kelas satu sampai kelas enam atau kelas satu sampai kelas tiga untuk sekolah menengah akan sia-sia.
TKA menjadi penentu tunggal kelulusan membuat pendidikan dan pengembangan siswa selama ini tidak diperhatikan.
Pendidikan peserta didik yang holistik dan menyeluruh yang dilakukan bertahun-tahun tidak diperhatikan karena hanya fokus pada satu ujian saja karena menjadi penentu tunggal.
Justru di sini pendidikan kita bukan lagi sebagai daya untuk membangun peserta didik yang bersifat konstruktif tetapi mengarah pada tindakan destruktif untuk masa depan peserta didik di Indonesia.
Pendidikan adalah Pembebasan
Sebenarnya tujuan dari Kemendikdasmen sudah bagus untuk berusaha menghilangkan tekanan psikologi yang akan dirasakan oleh peserta didik, tetapi untuk sampai pada tujuan tersebut tidak hanya dipakai dengan merubah sistem tetapi harus dengan pendekatan yang humanis konstruktif.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.