Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kemenag Sulsel

8 Aksi Kemenag Sulsel 2025: Renovasi Rumah Ibadah Ramah Difabel dan Program Inklusif Lainnya

 Kemenag Sulsel luncurkan 8 program unggulan 2025, mulai dari rumah ibadah ramah difabel hingga edukasi kasih sayang untuk generasi Z.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
Tribun Timur/Faqih
KEMENAG SULSEL- Kepala Kanwil Kemenag Sulsel Ali Yafid meluncurkan Asta Aksi atau 8 aksi nyata di Aula Kantor Kemenag pada Jumat (31/1/2025) sore. Akan ada program rumah ibadah ramah difabel hingga edukasi kasih sayang ke Gen-Z.   

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Asta Aksi atau delapan aksi Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Selatan (Sulsel) resmi diluncurkan di Aula Kantor Kemenag Sulsel, Jl Nuri pada Jumat (31/1/2025).

Asta Aksi merupakan program implementasi Kemenag Sulsel untuk menjalankan amanah Menteri Agama Nasaruddin Umar.

Delapan aksi tersebut dimulai dengan rumah ibadah ramah difabel.

Kemenag Sulsel ingin menciptakan rumah ibadah yang lebih ramah terhadap kebutuhan jemaah disabilitas.

Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Ali Yafid, ingin menciptakan lingkungan ibadah yang inklusif dan aksesibel bagi penyandang disabilitas, antara lain dengan menyediakan fasilitas pendukung seperti jalur khusus, petunjuk braille, alat bantu dengar, dan pelatihan pengelola rumah ibadah.

"Pikiran kita nanti kalau tidak langsung pada saat ceramah atau khutbah, nanti setelah itu didudukkan untuk memberikan penjelasan, bahwa khutbah dari pendeta, pastor, ulama, ya seperti ini ceramahnya," kata Kepala Kanwil Kemenag Sulsel, Ali Yafid.

"Bukan hanya itu, sarana juga harus ramah disabilitas, seperti bisa dilewati kursi roda. Ramah lansia juga kan banyak," lanjutnya.

Program kedua yakni Kemenag Sulsel Go Green.

Program ini merupakan inisiatif berwawasan ekologis untuk mendorong kesadaran lingkungan di tengah masyarakat melalui pendekatan berbasis agama.

Program ini mencakup penghijauan rumah ibadah, pengelolaan limbah ramah lingkungan, serta kampanye gaya hidup berkelanjutan.

"Kami ingin seluruh lembaga di bawah naungan Kanwil Kemenag Sulsel bisa menghijaukan wilayahnya, termasuk di madrasah, pondok pesantren, rumah ibadah, dan kantor KUA," jelas Kepala Kanwil Kemenag.

Ketiga, program pesantren ramah anak.

Ali Yafid merancang lingkungan pesantren yang aman, nyaman, dan mendukung tumbuh kembang anak secara holistik.

Caranya dengan menerapkan nilai-nilai perlindungan anak, pengawasan yang baik, serta pengembangan kurikulum yang inklusif dan mendidik.

Program ini memastikan anak-anak mendapatkan pendidikan agama yang berkualitas tanpa kekerasan, diskriminasi, atau tekanan.

Program keempat adalah Dakwah Ramah Kemanusiaan dan Cinta Kasih.

Kemenag Sulsel ingin mengedepankan pendekatan dakwah yang inklusif, penuh kasih, dan berorientasi pada nilai-nilai kemanusiaan.

Melalui pesan-pesan agama yang menekankan empati, toleransi, dan solidaritas, program ini hadir untuk merangkul seluruh lapisan masyarakat tanpa diskriminasi.

Kemenag Sulsel juga ingin mengintegrasikan dakwah dengan aksi sosial.

Berikutnya, ada program Selebrasi Kerukunan. Program ini memperkuat persatuan dan harmoni di tengah keberagaman.

"Kami ingin memperbanyak dialog lintas agama, festival budaya, dan kolaborasi sosial. Program ini menjadi ruang bagi umat dari berbagai latar belakang untuk saling mengenal, menghormati, dan bekerja sama," jelas Ali Yafid.

Selanjutnya, ada program Algoritma Kasih Sayang untuk Generasi Z.

Program ini menyasar generasi muda untuk menanamkan nilai-nilai kasih sayang, empati, dan keadaban digital.

Kemenag Sulsel akan memperbanyak edukasi berbasis agama, kampanye literasi digital, dan kegiatan kreatif yang relevan dengan dunia anak muda.

"Istilahnya nanti kita buatkan konten tiktok. Nuansa kasih sayang dalam kegiatan kelompok atau mungkin game-game bernuansa kasih sayang. Jadi kampanye kasih sayang dilakukan oleh Gen Z," ujar Ali Yafid.

Program ini mendorong terciptanya generasi yang bijak dalam bersosial media, peduli terhadap sesama, dan menjunjung tinggi moralitas.

Algoritma Kasih Sayang ditargetkan menjadi panduan bagi Gen Z untuk menjalani kehidupan yang positif.

Tak ketinggalan, Pelayanan Prima Ibadah Haji menjadi bagian dari Asta Aksi Kemenag Sulsel.

Ali Yafid berkomitmen memberikan layanan terbaik kepada jemaah haji, mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga kepulangan.

Dengan pendekatan profesional, ramah, dan berbasis teknologi, Kemenag Sulsel ingin memastikan kemudahan akses informasi, bimbingan manasik, serta fasilitas yang memadai.

Terakhir, Kemenag Sulsel Berintegritas.

Program ini menegaskan komitmen ASN Kemenag Sulsel untuk menciptakan tata kelola yang bersih, transparan, dan akuntabel.

Dengan prinsip Zero Tolerance terhadap korupsi, kolusi, dan nepotisme.

"Saya sudah katakan di Kemenag ini punya hak. Jangan berikan ke kepala kantor yang bukan haknya. Pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme dimulai dari Kemenag," tutupnya.

Program ini mendorong budaya kerja yang berintegritas melalui penguatan pengawasan, pelatihan anti-korupsi, serta partisipasi aktif masyarakat. (*)

Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved