Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kemenag Sulsel

Tonang Cawidu Angkat Lempu Sebagai Konsep Moderasi, Menag Nasaruddin Umar Beri Apresiasi

LEMPU ini akan dijadikan Strategi Pengembangan Ekosistem Penggerak Moderasi Beragama pada Kementerian Agama Sulsel.

|
Editor: AS Kambie
dok.tribun
Kakanwil Kemenag Sulsel H Muh Tonang Cawidu menerima penghargaan di sela Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II atau PKN II di Auditorium HM Rasjidi Kemenag RI di Jakarta, Rabu (13/11/2024). Muh Tonang Cawidu bersama dua peserta dari Kemenag Sulsel yakni Pembimas Buddha Pandit Amanvijaya dan Kakankemenag Sidrap Muhammad Idris Usman mendapat apresiasi dari Menag Nasaruddin Umar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, JAKARTA - Kakanwil Kemenag Sulsel H Muh Tonang Cawidu meraih predikat memuaskan dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tingkat II atau PKN II di Jakarta, 

Penampilan Tonang Cawidu bersama dua peserta dari Kemenag Sulsel yakni Pembimas Buddha Pandit Amanvijaya  dan Kakankemenag Sidrap Muhammad Idris Usman pun mendapat apresiasi luar biasa dari Menteri Agama Prof Dr Nasaruddin Umar.  

Muh Tonang Cawidu dinilai sukses mempersembahkan Proyek Perubahannya yang mengangkat konsep LEMPU.

Selain Bahasa Bugis yang berarti kejujuran, Lempu juga akronim dari Toleran, Moderat, Adaptif, dan Unggul.

Lempu ini merupakan upaya mengangkat kearifan lokal menjadi salah satu citra hidup di dalam kehidupan bermasyarakat. LEMPU ini akan dijadikan Strategi Pengembangan Ekosistem Penggerak Moderasi Beragama pada Kementerian Agama Sulsel.

“LEMPU Itu adalah hal yang substantif, salah satu nilai lokalitas yang tidak sekedar dimiliki oleh masyarakat Sulsel tetapi menjadi pewarna bagi bangsa ini ketika menghadapi dinamika kehidupan,” kata Muh Tonang Cawidu.

Menag Nasaruddin Umar yang hadir menutup secara resmi PKN II Angkatan XXXVII menekankan kepada seluruh peserta tentang pentingnya peran pemimpin yang tidak hanya memiliki kemampuan sebagai pemimpin, tetapi juga sebagai manajer.

“Seorang pemimpin yang baik adalah mereka yang tidak hanya mampu memimpin, tetapi juga mengelola dan memberikan solusi tanpa harus mencari kambing hitam,” ujar Menag di Auditorium HM Rasjidi Kemenag RI di Jakarta, Rabu (13/11/2024).

Menurut Menag, menjadi seorang pemimpin yang proaktif berarti tidak bekerja berdasarkan suasana hati. Seorang proaktif bekerja dengan tujuan, target, dan mengedepankan orientasi sistem.

“Mari kita sama-sama meninggalkan karakter reaktif dan bertransformasi menjadi pribadi yang proaktif serta objektif dalam menghadapi tantangan,” katanya.

Di era digitalisasi ini, Menag berharap kepada seluruh alumni PKN untuk memahami transformasi digital bukan hanya soal penggunaan komputer, tetapi juga bagaimana memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan layanan yang lebih baik.

“Digitalisasi adalah tentang beradaptasi dengan sistem dan pola kerja yang lebih modern, efektif, dan berkelanjutan,” tegas Menag.

Pada kesempatan tersebut, Menag juga mengapresiasi kepada para narasumber yang terlibat langsung pada PKN, dan menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang diberikan kepada Kementerian Agama untuk melaksanakan PKN II.

Sebelumnya, Kepala Badan (Kaban) Moderasi Beragama dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kmenterian Agama Suyitno, melaporkan bahwa PKN Tingkat II telah berlangsung mulai 15 Juli hingga 9 November 2024.

“PKN Tingkat II ini diikuti sebanyak 59 peserta berasal dari berbagai instansi, termasuk Kementerian Agama, Kementerian Keuangan, MPR, KPK, Kejaksaan Agung, Polri, dan Lembaga Administrasi Negara (LAN),” terang Kaban.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved