Opini
Revolusi Artificial Intelligence Akan Meretas Kemanusiaan?
Yuval Noah Harari dalam bukunya 21 Lessons 21 adab untuk abad ke 21 paling tidak mengurai beberapa hal penting dalam kaitan Artificial Intellegence
Tetapi, manusia tetap memiliki keunggulan sebab hal tersebut masih dalam kendali dan kontrol menurut kemauan kerja manusia.
Lantas bagaimana dengan AI yang sementara gencar-gencar dikembangkan hari ini ?
Sangat berefek pada eksistensi kita sebagai manusia khususnya dalam dunia pemikiran, ide, gagasan, inisiatif dan intuitif.
Kita mungkin secara sadar mengamati efek AI pada dunia pendidikan khususnya tugas makalah dan tugas akhir seperti skripsi, tesis dan disertasi para mahasiswa dan tenaga pendidik banyak menggunakan dan mengakses kemampuan AI dan Chat GPT ini untuk memudahkan penyelesaian tugas.
Cukup memasukkan intisari atau point yang sedang dicari lalu akan muncul rangkaian jawaban-jawaban dari point masalah yang sedang dicari, sungguh sangat instan.
Para penyair akan merasa mudah, sebab tinggal menulis satu kata lalu akan muncul susunan kata-kata karangan AI dan Chat GPT ini lalu jadilah puisi utuh.
Artinya, akan ada kondisi nyaman dan instan dalam kehidupan kita sebab keberadaan AI yang makin pesat pengembangannya.
Efeknya sangat jelas, kita akan terbiasa menggunakan teknologi pintar buatan manusia ini untuk menghasilkan pikiran dan gagasan yang setara hasilnya dengan cara kita berpikir, bahkan akan melampaui kita sekalipun.
Situasi hari ini mungkin masih saja normal kita rasakan. Tapi, garis bawahnya adalah revolusi AI akan terus mengalami pengembangan yang intens dan pesat.
Bagaimana sikap dan peran kita dalam revolusi AI ini, atau kita membiarkan AI meretas kecerdasan manusia dalam fungisnya yakni berpikir, berinisitif, hingga dalam mengambil keputusan.
Ini menjadi pekerjaan rumah paling menakutkan apabila kita mengaitkannya pada masa depan, pada tahun 2050.
Kita akan merasakan pengangguran besar-besaran yang tak terkendali. Dan manusia akan kehilangan fungsi dan kebermaknaan hidupnya.
Tetapi satu keyakinan dasar bahwa hal ini adalah buatan manusia sehingga yang paling sederhana adalah tetap berpikir untuk mengantisipasi kemajuan AI ini agar tidak kehilangan peran dari ciptaan sendiri.
Sehingga kita tetap harus unggul pada wilayah keterampilan khusus, inisiatif dan berpikir, pengambilan keputusan, termasuk kesadaran transendental atau kesadaran ilahiah harus lebih di kuatkan.
Kesadaran transendental akan mengarahkan kita pada berpikir baik dan benar. Tentu ini akan menjaga kita dan memberi batasan-batasan baik untuk hidup pada masa mendatang.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.