Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Literasi Ulama

Satu Abad As’adiyah

Pesantren As’adiyah berdiri 1348 dan pada tahun 1448 Hijriyah genap berusia satu abad.

Editor: Sakinah Sudin
Tribun-Timur.com
Pengurus IKAKAS dan Pengurus MUI Sulsel, yang juga Akademis Guru Besar UIN Alauddin, Prof Firdaus Muhammad di kantor Tribun Timur Jalan Cendrawasih, Kota Makassar, Jumat (9/2/2024). 

Oleh Firdaus Muhammad,

Pengurus IKAKAS dan Pengurus MUI Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM - Logo satu abad Pondok Pesantren As’adiyah diresmikan Anregurutta Prof. Dr.
KH. Nasaruddin Umar, MA selaku Pimpinan Pusat Pondok Pesantren As’adiyah.

Pesantren As’adiyah berdiri 1348 dan pada tahun 1448 Hijriyah genap berusia satu abad.

Peresmian logo itu digelar di sela-sela peringatan Haul ke-72 Al Alim Al Allamah AGH Muhammad As’ad (1907-1952), pendiri Pesantren As’adiyah.

Serangkaian kegiatan digelar mulai seminar nasional, halaqah, haul dan jalan santai di Bundaran HI Jakarta.

Puncak acara haul, halaqah nasional dan As’adiyah award digelar di Hotel Marlyyn Park Jl. KH. Hasyim Asyari Jakarta, Jumat 20 Desember 2024.

Hadir HM. Jusuf Kalla, Prof. Said Aqil Munawwar, Prof. Dr. Kamaruddin Amin dan Prof. Dr. KH. Hamzah Harun, Prof. Hamdan Juhannis dan sejumlah tokoh.

Acara makin semarak dengan hadirnya para pengurus PP As’adiyah, alumni, para pengurus cabang se-
Indonesia.

Acara yang digelar IKAKAS Jakarta itu berjalan sukses.

Dalam sambutannya, Prof. Nasaruddin Umar yang juga Menteri Agama RI, menyebutkan sosok AGH Muh As’ad merupakan ulama yang mewarisi spirit Pan-Islamisme yang bergelora di Timur Tengah kala itu.

Dalam mewujudkan cita-cita itu, beliau membangun As’adiyah yang kini menyongsong usia satu abad dalam hitungan Hijriyah.

Beliau memiliki peran penting pada pertemuan ulama Oktober 1931 melalui musyaawarah alim ulama yang diprakarsai Petta Mangkaue Bone Sulthan Ibrahim Andi Mappanyukki.

Pertemuan itu dihadiri 26 ulama kharismatik.

Ulama yang menghadiri pertemuan tersebut yakni AGH Muh As’ad, Sayyid Abdullah Dahlan Garut dikenal
pemangku Imam Syafi’i di Mekah, Syekh Muhammad Rauf Syekh Madinah, dan AGH Abdul Hamid selaku qadhi Bone.

Selain itu ada AGH Muh Ramli qadhi Palopo, AGH Husain bin Umar, Syekh Hasan Amudi asal Pare-pare, Syekh Muh Yafi’i, dan AGH Muh As’ad pendiri Mahad al-Madrasah al-‘Arabiyyah al-Islamiyyah (MAI) kini berubah menjadi Pondok Pesantren As’adiyah, mengabadikan namanya.

Diantara muridnya, AGH Abdurrahman Ambo Dalle Pendiri DDI, AGH Daud Ismail Pendiri Pesantren Yasrib Soppeng, AGH Abduh Pabbajah Pendiri Pesantren Al-Furqan Parepare, AGH Muh. Yunus Maratan dan sejumlah lainnya sehingga beliau merupakan hadratus syekh ulama Sulsel.

Para pimpinan Pesantren As’adiyah dari masa ke masa yaitu: AGH Muh. As’ad, AGH Daud Ismail, AGH Yunus Maratan, AGH Hamzah Badawi, AGH Abdurahman Musa, AGH Abdul Malik, AGH Rafii Yunus, AGH Muh Sagena dan Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA.

Mengenang jasa beliau, Pengurus Pesantren As’adiyah menggelar halaqan nasional menyongsong satu abad As’adiyah yang dihadir para turunan pendiri dan pimpinan As’adiyah dari masa ke masa. Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar terus memperjuangkan AGH Muh. As’ad sebagai pahlawan nasional. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved