Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jejak Digital Annar Sampetoding Investor Pabrik Uang Palsu UIN bersama Presiden PKS

Polisi menyebut Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) berperan sebagai donator atau investor dalam pembuatan uang palsu UIN Alauddin Makassar.

|
Editor: Sakinah Sudin
Instagram
Annar Salahuddin Sampetoding (dua kanan) dan Presiden PKS H. Ahmad Syaikhu (dua kiri) pada acara Dialog Kebangsaan di Hotel Claro Makassar, Rabu (12/7/2023). ASS jadi DPO kasus uang palsu UIN Alauddin. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Pengusaha Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) disebut terlibat dalam kasus pabrik uang palsu di UIN Alauddin.

Polisi menyebut Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) berperan sebagai donator atau investor dalam pembuatan uang palsu tersebut.

Munculnya nama ASS dalam kasus uang palsuUIN Alauddin turut menyeret PKS.

Pasalnya, Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) pernah mengaku  sebagai bagian dari PKS dan memegang jabatan selaku Dewan Pakar PKS Sulsel.

ASS dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu pernah beberapa kali bertemu.

Penelusuran Tribun-Timur.com, Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) dan Ahmad Syaikhu bertemu pada acara Dialog Kebangsaan di Hotel Claro Makassar, Rabu (12/7/2023).

Momen itu jadi tanda Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) resmi bergabung dengan PKS.

Hal itu ditandai dengan penyematan jas PKS dilakukan oleh Presiden PKS, H. Ahmad Syaikhu di sela acara.

Pada saat itu, Annar Sampetoding mengaku dirinya sudah 20 tahun bersama PKS.

Momen kebersamaan ASS dan Ahmad Syaikhu itu turut di posting di web PKS dengan judul Annar Sampetoding Mesra dengan Presiden PKS, Isyaratkan Maju Pilgub 2024.

Namun saat link artikel itu dibuka, beritanya sudah terhapus.

"Halaman tidak ditemukan
 
Mohon maaf, konten yang anda cari tidak tersedia," demikian tertulis dalam halaman tersebut.

Meski beritanya sudah dihapus, link-nya tetap tidak berubah yakni https://sulsel.pks.id/2023/07/annar-sampetoding-mesra-dengan-presiden-pks-isyaratkan-maju-pilgub-2024/

Momen lain kebersamaan Annar Sampetoding dan Presiden PKS Ahmad Syaikhu pada Kamis (14/7/2023).

Annar Sampetoding pernah menjamu Ahmad Syaikhu di rumahnya, di Jl Sunu 3, Kota Makassar, Sulsel.

Hadir pula Ketua DPW PKS Sulsel, Muhammad Amri Arsyid.

Kunjungan itu dilakukan setelah sesi Dialog Kebangsaan yang digelar di Makassar.

Di mana Annar bertindak sebagai tuan rumah dan tokoh penting dalam diskusi yang melibatkan berbagai elemen masyarakat.

Hubungan Annar dengan Ahmad Syaikhu tidak sebatas pertemuan itu.

Annar mengaku pernah jadi Dewan Pakar PKS Sulsel dan salah satu tokoh yang berkontribusi besar dalam membangun jaringan PKS Sulsel.

Dalam pernyataannya di kutip dari laman PKS Sulsel, Annar menegaskan loyalitasnya kepada PKS

Terlebih menilai bahwa PKS merupakan partai yang terbuka dan modern.

“Saya dulu membangun PKS, dan saya merasa kembali untuk membangun PKS,” ucap Annar.

PKS Sulsel Bantah Annar Kader

Annar pernah mengaku sebagai bagian dari PKS dan memegang jabatan selaku Dewan Pakar PKS Sulsel.

Namun, pengakuan Annar ini dibantah pengurus PKS.

Sekretaris PKS Sulsel, Rustang Ukkas menegaskan Annar Salahuddin Sampetoding bukanlah bagian dari PKS.

Dalam sistem keanggotaan PKS, nama Annar tidak terdaftar.

"Nama beliau tidak ada dalam sistem kami, karena tidak pernah daftar di PKS," katanya saat dihubungi Tribun-Timur.com, Senin (23/12/2024).

Terkait pernyataan Annar yang mengaku sebagai Dewan Pakar PKS, kata Rustang, hingga saat ini belum menerima Surat Keputusan (SK) yang membuktikan pengangkatan Annar dalam posisi tersebut. 

"Adapun perkataan beliau sebagai Dewan Pakar PKS, sampai saat ini juga kami belum mendapatkan SK terkait hal tersebut," ujarnya.

"Itu pengakuan beliau dan kami juga menghormati pengakuan beliau," tambahnya.

Namun, ia tak menyangkal jika intensitas hubungan Annar dengan PKS dalam setahun terakhir cukup tinggi, terutama menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).

Pasalnya, Annar berkeinginan untuk diusung oleh PKS.

"Intens berhubungan dengan PKS satu tahun terakhir menjelang pilkada, karena mau diusung oleh PKS," jelasnya.

Annar Sampetoding Mangkir

Nama ASS pertama kali diungkap Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono dalam konferensi pers di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024).

Irjen Yudhiawan Wibisono mengatakan ASS yang membiayai pembelian bahan baku produksi.

ASS kemudian dipanggil Polres Gowa untuk dimintai keterangan terkait kasus uang palsu di UIN Alauddin.

Namun Annar mangkir.

Panggilan pertama dijadwalkan Senin (23/12/2024) pukul 10.00 Wita di Polres Gowa, namun ASS tidak hadir.

Info terbaru, penyidik Polres Gowa sudah mengirimkan panggilan kedua.

Diberitakan sebelumnya, Kapolda Sulsel Irjen Pol Yudhiawan Wibisono saat menggelar konfrensi pers di Markas Polres Gowa, Jl Syamsuddin Tompo, Sungguminasa, Kamis (19/12) mengatakan, rencana pembuatan uang palsu ini dimulai sejak Juni 2010 lalu. 

"Sampai dengan Juni 2022 kembali lagi untuk merencanakan, kemudian Juli 2022 merencanakan lagi pembuatan dan mempelajari lagi. Jadi kalau dilihat dari sekarang, perencanaan pembuatan ini dimulai dari 2022. Kalau 2010 ini masih tahap pengenalan," paparnya.

Pada Oktober 2022, mesin cetak uang palsu dan pemesan kertas untuk uang palsu dimulai.

Produksi uang palsu baru dimulai pada tahun ini dengan komunikasi dilakukan para tersangka lewat grup WhatsApp (WA).

"Kemudian 2024 kemarin bulan Mei sudah mulai produksi, kemudian sekitar Juni ini sudah ketemu di antara mereka dan juga ada saling bekerja sama di antara mereka juga bagaimana nanti proses pembuatan dan diviralkan melalui grup WA. Jadi ditawar-tawarkan di grup," kata  Yudhiawan.

Hari berganti. Pada September 2024 lalu, atas bantuan pengusaha Annar Salahuddin Sampetoding, Andi Ibrahim dan Syahruna mendatangkan mesin berkapasitas besar dari China seharga Rp600 juta.

Mereka juga memesan kertas khusus untuk cetak uang dari China.

Sedangkan tinta dan peralatan lainnya dibeli melalui aplikasi online.

Yudhiawan mengatakan, mesin tersebut sengaja didatangkan melalui Surabaya ke Makassar, untuk memperbesar jumlah uang palsu yang diproduksi. 

Mesin tersebut dimasukkan ke dalam kampus UIN Alauddin pada malam hari.

Kepada petugas, Andi Ibrahim mengatakan, mesin itu akan digunakan untuk mencetak buku di perpustakaan. 

"Sekitar bulan September 2024, ini berkomunikasi dengan AI untuk mengangkut peralatan untuk kemudian mulai membuat uang palsu di TKP 2 (dalam kampus UIN)," tuturnya.

"Minggu kedua November 2024 ini sudah mulai peredaran uang palsu senilai Rp150 juta, nilai nominal di situ. Kemudian ada juga menyerahkan uang palsu Rp 250 juta," papar Yudhiawan.

Dalam kasus ini, peran Andi Ibrahim cukup besar.

Produksi uang palsu yang awalnya dibuat di kediaman pengusaha ASS di Jl Sunu 3, Makassar, dipindahkan ke kampus UIN Alauddin atas izin dari Andi Ibrahim. (Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin/ Erlan Saputra/ Sayyid)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved