Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Uang Palsu

Peredaran Upal Makin Meluas di Sulsel, Demokrat Serukan Operasi Besar-besaran

Andi Januar Jaury Dharwis, mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas meluasnya peredaran uang palsu yang mengancam perekonomian lokal. 

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Muh Hasim Arfah
dok tribun timur
Ketua Bappilu Partai Demokrat Sulsel Andi Januar Jaury Dharwis  

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Keresahan masyarakat terkait maraknya peredaran uang palsu di Sulawesi Selatan (Sulsel) semakin meningkat. 

Laporan terbaru menunjukkan bahwa uang palsu dalam jumlah besar telah menyebar ke berbagai daerah.

Bukan hanya di Kabupaten Gowa dan Kota Makassar, namun sudah sampai ke Kabupaten Enrekang.

Hal ini dinilai sangat merugikan banyak pihak, terutama pedagang kecil dan pemilik usaha mikro. 

Kondisi ini memunculkan desakan keras dari partai politik untuk segera mengambil langkah tegas guna menangani masalah ini.

Ketua Bappilu Partai Demokrat Sulsel, Andi Januar Jaury Dharwis, mengungkapkan keprihatinan yang mendalam atas meluasnya peredaran uang palsu yang mengancam perekonomian lokal. 

Ia mendesak pemerintah dan Bank Indonesia (BI) untuk segera melakukan operasi besar-besaran guna membongkar jaringan peredaran uang palsu yang sudah menyebar ke sejumlah wilayah.

Andi Januar mengaku, sudah mendapat laporan masyarakat, yang mengaku menerima uang palsu dalam jumlah besar dari pelanggan.

Setelah dicek, ternyata uang yang diterima tidak asli.

Sebagaimana dipahami bahwa peredaran uang palsu bisa memicu penurunan kepercayaan masyarakat terhadap sistem moneter Indonesia. 

"Bank Indonesia perlu segera meningkatkan pengamanan pada desain uang rupiah, sambil menggencarkan edukasi kepada masyarakat untuk mengenali ciri-ciri uang asli," kata Andi Januar Jaury Dharwis saat dikonfirmasi, Senin (23/12/2024).

Oleh karena itu, Demokrat Sulsel meminta pemerintah dan Bank Indonesia wilayah sulsel untuk bertindak cepat dan strategis. 

"Langkah mendesak seperti pemberantasan jaringan sindikat uang palsu, peningkatan pengamanan pada produksi uang kertas, hingga pemanfaatan teknologi anti-pemalsuan harus segera dilakukan,” tegasnya. 

Terlebih, Bank Indonesia Sulsel harus meningkatkan sosialisasi terkait ciri-ciri keaslian uang rupiah melalui berbagai media. 

Namun, Andi Januar menilai upaya ini belum cukup untuk menghentikan laju peredaran uang palsu yang semakin meresahkan.

Untuk itu, ia mendesak adanya tindakan nyata berupa operasi besar-besaran untuk membongkar jaringan peredaran uang palsu.

Salah satunya, memperketat pengawasan distribusi uang, dan memastikan penerapan teknologi canggih pada uang kertas agar sulit dipalsukan.

"Situasi ini menjadi ujian serius bagi pemerintah daerah dan Bank Indonesia untuk melindungi masyarakat sekaligus menjaga kepercayaan terhadap mata uang nasional," tambahnya.


Dokumentasi: Tribun-Timur/Erlan Saputra 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved