Hindari Uang Palsu, Pj Gubernur Zudan Imbau Warga Transaksi Non Tunai
Setiap transaksi menggunakan uang tunai kini selalu diikuti rasa curiga terhadap keaslian uang tersebut.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Peredaran uang palsu di Sulawesi Selatan (Sulsel) menimbulkan kekhawatiran di masyarakat.
Setiap transaksi menggunakan uang tunai kini selalu diikuti rasa curiga terhadap keaslian uang tersebut.
Apalagi jika transaksi menggunakan pecahan Rp 100 ribu maupun Rp 50 ribu.
Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Prof Zudan mengaku sudah mendengarkan laporan masyarakat terkait peredaran uang palsu.
Prof Zudan mengaku kini masyarakat perlu beralih ke transaksi digital.
Transaksi digital bisa meminimalisir peredaran uang palsu.
"Saya mendapatkan beberapa pertanyaan dari masyarakat, bagaimana biar aman. pertama kalau mau aman gunakan transaksi non tunai, yang sudah gunakan non tunai gunakan misalnya di warung-warung, cafe, minta qris dari perbankan, Insya Allah aman," kata Prof Zudan di Kantor Gubernur Sulsel pada Senin (23/12/2024).
Kedua, menurutnya menilai uang palsu bisa dilakukan dengan meraba kertas uang tersebut.
"Kedua, memang sulit membedakan uang palsu, tapi tolonglah kalau terima duit di lecekin atau kucel dulu, kalau palsu dia akan terkelupas, kalau asli tidak. Tapi kalau memang ragu bawa ke bank cek asli atau tidak," lanjutnya.
Prof Zudan mendorong penggunaan transaksi non tunai.
Baik itu melalui layanan Qris maupun kartu debit.
Saat ini, sedang viral di Media sosial banyaknya masyarakat mengaku mendapat uang palsu.
Bahkan secara pribadi langsung mengecek keaslian tersebut.
Namun, cara yang ditempuh dinilai keliru oleh Bank Indonesia.
Sebab banyak masyarakat menilai uang palsu dengan cara membelah atau mengupas uang tersebut.
Muslimin menegaskan cara tersebut tidaklah benar untuk menguji keaslian uang.
"Membelah uang viral di medsos adalah cara kurang tepat untuk mengenali keaslian uang rupiah," kata Muslimin.
Muslimin menyebut cara tiga D menjadi upaya mengenali uang palsu atau tidak.
Yakni mulai dari dilihat, diraba lalu diterawang.
"Cara benar dengan tiga D. Jadi Dilihat, diraba, diterawang bukan dikelupas. Dilihat warnananya telihat terang, diraba ada beberapa item yang terasa kasar. Diterawang ada gambar pahlawan dan gambar saling isi. Diluar itu berarti palsu," kata Muslimin.
Masyarakat diminta tidak gegabah dalam mencoba menguji keaslian uang dengan cara mengelupas.
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz
| Program Prioritas Pemkot Makassar 2026, dari Stadion, Seragam Sekolah dan Air Gratis |
|
|---|
| Pendapatan Daerah jadi Tumpuan Stabilitas APBD 2026 Pasca Pemotongan Dana Transfer |
|
|---|
| Oknum TNI AU Tikam Pria Hingga Tewas di Sudiang Makassar, Diduga Gara-gara Perselingkuhan |
|
|---|
| Munafri Jamu Wamenlu Anis Matta di Kapal Pinisi Losari, Bahas Wisata Bahari |
|
|---|
| Rekrutmen Petugas TPS Pemilihan RT Makassar Dibuka 18–20 November, Berapa Honornya? |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/Pj-Gubernur-Sulsel-Prof-Zudan-Arif-Fakrulloh-bersama-Sekda-Jufri-Rahman-k.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.