Uang Palsu
Cara Andi Ibrahim Angkat Mesin Uang Palsu 3 Ton Masuk ke Kampus UIN, 25 Polisi Tak Mampu Gerakkan
Mesin cetak uang palsu dimasukkan ke kampus II UIN Alauddin oleh Andi Ibrahim cs saat malam hari.
TRIBUN-TIMUR.COM - Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak mengungkap fakta baru soal penemuan uang palsu di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Makassar.
Mesin cetak itu tak digerakkan dengan menggunakan crane atau diangkat manual.
Ternyata Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Andi Ibrahim menggunakan cara lain.
Fakta baru itu disampaikan AKBP Reonald Simanjuntak saat saat menghadiri podcast Tribun Timur, Jumat (20/12/2024).
Andi Ibrahim memindahkan mesin dari teras kampus ke perpusatakaan dengan mudah.
Bahkan Satpam yang bertugas bertugas dikelabui.
Mesin cetak uang palsu dimasukkan ke kampus II UIN oleh Andi Ibrahim cs saat malam hari.
Kampus II UIN Alauddin, Jl HM Yasin Limpo, Kelurahan Romangpolong, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan.
Andi Ibrahim memiliki peran sangat vital terutama meloloskan mesin percetakan uang palsu ke dalam kampus.
Termasuk pasang badan ke pihak security saat mesin percetakan ditahan.
Andi Ibrahim membohongi security dengan menyebut mesin tersebut sebagai mesin cetak buku.
Namun ternyata, ada sosok di balik aksi Andi Ibrahim, yang tak lain berperan sebagai donator atau investor.
Kapolres juga menegaskan jika mesin tersebut seberat tiga ton. Bukan enam ton seperti kabar yang beredar.
"Ternyata memang benar mereka memasukkan mesin secara sembunyi-sembunyi dan menggunakan alat," kata Kapolres.
Dari hasil introgasi Kapolres ke tersangka, mesin itu dimasukkan ke kampus dengan menggunakan alat seadanya.
"Pertanyaan saya waktu itu sama tersangka, alat apa yang kamu gunakankan? Dia menggunakan papan untuk memasukkan itu (mesin) sehingga lebih menggampangkan untuk mendorong," kata Reonald.
Pasalnya, jika mesin tiga ton akan diangkat, harus dilakukan oleh sejumlah orang.
"Kalau diangkat tidak bisa. Waktu itu kami coba," lanjutnya.
Sebanyak 25 polisi sempat bersama-sama mengangkat mesin tersebut, namun gagal.
"Dua puluh lima personil kami ngangkat itu mesin, tapi tidak bisa terangkat. Goyang pun tidak," kata Reonald.
"Tapi kalau didorong dengan menggunakan papan, agak sedikit (bergerak). Ada beberapa lantai yang harus pecah setelah dimasukkan oleh oleh pelaku di dalam salah satu ruangan yaitu bekas kamar toilet di perustakaan," kata dia.
Selain sekuriti, tersangka juga mengelabui pengunjung dan staf perpustakaan.
"Pada saat terdengar suara samar-samar itu, ada beberapa pegawai staf yang menanyakan dan jawaban ke tersangka pada saat itu adalah kita lagi cetak buku," kata dia.
Saat itu staf langsung percaya. Tak ada lagi yang pertanyakan soal suara mesin itu.
"Itulah kenapa mereka dengan leluasanya menggunakan tempat perpustakaan itu," katanya.
Polisi kejar aliran uang palsu
Kini sejumlah warga mengaku mendapatkan uang palsu.
"Seluruh aliran uang palsu UIN Alauddin sudah kami kejar dan kumpulkan atau tarik dari masyarakat," ujar Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak.
Reonald Simanjuntak meminta warga tak perlu lagi risau atau khawatir dengan uang palsu.
Namun Reonald meminta masyarakat tetap melapor jika menemukan uang palsu.
Warga bisa melapor ke kantor polisi terdekat.
Hal itu perlu dilakukan agar pihak kepolisian bisa segera menindaklanjuti dan mengantisipasi peredaran uang palsu agar tidak meluas.
Masyarakat diminta tak lagi ingin tertipu dengan adanya uang palsu.
Sebab, jika ada satu perbedaan dalam kertas uang rupiah, maka itu adalah uang palsu dan tidak memiliki nilai.
"Uang palsu itu tidak memiliki nilai atau nol rupiah," ujarnya.
Dalang uang palsu
Profil Annar Salahuddin Sampetoding (ASS) pengusaha asal Makassar dan Toraja yang cukup terkenal di Sulawesi Selatan.
Annar Salahuddin Sampetoding menjadi perhatian saat Polres Gowa, Sulawesi Selatan menangkap komplotan pengedar uang palsu.
Polisi menyebut ASS punya peran penting dalam pencetakan dan peredaran uang palsu.
ASS disebutkan adalah sosok familiar di Sulsel.
Annar Salahuddin Sampetoding pernah menjadi perhatian saat somasi kepada pemilik Maktour, Fuad Hasan Masyhur.
Fuad merupakan mertua dari Menpora, Dito Ariotedjo.
Somasi ini diajukan melalui Law Firm Yoel Bello & Associates pada Minggu, 23 Juli 2023.
Somasi tersebjut berkaitan utang sebesar Rp 105,5 miliar yang harus dibayarkan oleh Fuad Hasan Masyhur kepada Annar Salahuddin Sampetoding, keluarga mantan Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo tersebut.
Jumlah itu sesuai dengan Perikatan Perjanjian Jual Beli Tanah Nomor 38 yang dibuat pada tanggal 28 Maret 2016 oleh Notaris Abdul Rajab Rahman.
Dalam surat somasi yang diajukan, Annar Salahuddin Sampetoding, ia menuntut agar Fuad Hasan Masyhur segera melunasi utangnya.
"Kami ingin menegaskan kepada Fuad Hasan Masyhur bahwa berdasarkan Perjanjian Jual tahun 2016 mengenai pembayaran utang tahap keempat pada tanggal 28 September 2017, hingga saat ini pembayaran belum dilakukan beserta denda sejumlah Rp 105.540.000.000," demikian isi salinan pernyataan dari Law Firm Yoel Bello & Associates.
Selain utang sebesar Rp 105,5 miliar, ternyata juga terdapat denda tambahan sebesar Rp 88,1 miliar yang harus diselesaikan.
Merespon hal itu, Fuad Hasan Masyhur sekaligus politisi Partai Golkar melayangkan somasi balik kepada Annar Salahuddin Sampetoding.
"Sejak tahun 2016 kemarin Saudara Annar S Sampetoding ini menawarkan dengan cara merayu selama bertahun-tahun kepada klien kami untuk melakukan pembelian terkait dengan beberapa SHM yang ada di Kota Makassar, total SHM-nya itu ada SHM Nomor 15, SHM Nomor 20526, SHM Nomor 1071, SHM Nomor 1099, dan SHM 1310. Berarti ada 5 SHM yang ditawarkan," kata pengacara Fuad Hasan Masyhur, Rigel Abner Rumlawang dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (7/8/2023).
Rigel Abner Rumlawang mengatakan kliennya pun memutuskan untuk membeli tanah tersebut dari Annar Salahuddin Sampetoding.
Menurut penuturan Rigel Abner Rumlawang, Fuad Hasan Masyhur sudah melakukan pembayaran sejumlah Rp 85 miliar untuk 5 bidang tanah yang sebelumnya telah diangsur.
"Dalam beberapa kali pembayaran, total yang telah dikeluarkan mencapai sekitar Rp 85 miliar terkait 5 Surat Hak Milik (SHM) tersebut. Namun, ini hanyalah tahap awal untuk perolehan SHM. Selanjutnya, dilakukan akta jual beli (AJB) terkait 5 tanah ini. Setelah AJB dibuat, perjanjian pengikatan jual beli (PPJB) juga ditandatangani sebelumnya," jelasnya.
Tribun-timur.com masih berusaha mendapatkan tanggapan Annar Salahuddin Sampetoding hingga berita ini diturunkan.
Peran Vital ASS Investor Produksi Uang Palsu Bernilai Triliunan di UIN Alauddin
Peran pengusaha berinisial ASS dalam kasus uang palsu sangat vital.
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono didampingi Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak menjelaskan peran ASS ini di Mapolres Gowa, Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024).
Ternyata, ASS yang membiayai pembelian bahan baku produksi.
Nama ASS mencuat dalam kasus peredaran uang palsu yang diproduksi dari dalam kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Samata, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.
Menurut Yudhiawan, sebelum mesin pencetak uang palsu di Kampus UIN ditemukan, polisi lebih dahulu mendatangi rumah di Jl Sunu 3, Kota Makassar.
Rumah tersebut adalah milik ASS.
"Kalau kita lihat dari TKP buat cetak uang palsu, jadi di rumah saudara ASS Jl Sunu, Kota Makassar. Kemudian juga ada di Jl Yasin Limpo (UINAM), Gowa," kata Irjen Pol Yudhiawan.
Lebih lanjut dijelaskan Yudhi, mulanya produksi uang palsu tersebut berlangsung di rumah ASS, di Jl Sunu 3, Kota Makassar.
Namun, karena jumlah uang yang akan dicetak membutuhkan mesin dengan kapasitas lebih besar, akhirnya dipindahkan ke UIN.
"Awal pertama ditemukan di Jl Sunu Makassar, karena sudah mulai membutuhkan jumlah yang lebih besar maka mereka membutuhkan alat yang lebih besar. Jadi, tadinya menggunakan alat kecil," sebutnya.
Alat yang ditemukan dalam Perpustakaan UIN Alauddin, kata Yudhi dibeli seharga Rp 600 juta.
Mesin cetak uang palsu yang diperkirakan berbobot dua ton itu, didatangkan langsung dari China lewat Surabaya.
"Alat besar itu senilai Rp600 juta di beli di Surabaya namun dipesan dari Cina. Alat itu dimasukkan salah satu tersangka inisial AI ke dalam salah satu kampus di Gowa," bebernya.
Lebih lanjut Yudhi memaparkan, dalam kasus itu, ada tiga sosok yang mempunyai peran sentral. Salah satunya, ASS.
"Jadi mereka dibelakang 17 orang ini, perannya berbeda, tapi peran sentranya ada dari saudara AI kemudian juga saudara S, ada juga saudara ASS, ada juga yang DPO," jelas Yudhi.
Ia pun berjanji akan segera menangkap tiga DPO yang belum terciduk tersebut.
"DPO ini akan kita tangkap juga dan akan tuntas nanti kita periksa," tegasnya.
Kronologi Terbongkarnya uang Palsu UIN
Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono mengatakan awal mula kasus ini diselidiki setelah adanya laporan masyarakat ke Polsek Pallangga.
Masyarakat mendapati adanya peredaran uang palsu di wilayah Lambengi, Kelurahan Bontoala, Kecamatan Pallangga.
"Masyarakat melapor kepada Polsek (Pallangga) bahwa diduga ada uang kertas palsu yang diedarkan, kemudian oleh tim kami langsung di laporkan di Polres," ujar Yudhiawan.
Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak pun memerintahkan personel Satreskrim melakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Satreskrim langsung bergerak untuk melakukan penyelidikan tepatnya di Jl Pelita Lambengi, Kelurahan Bontoala, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa," ujarnya.
Hasil penyelidikan itu, diamankanlah sosok pria berinisial M yang diduga mengedarkan uang palsu tersebut.
M diamankan polisi saat melakukan transaksi dengan seseorang inisial AI
Di mana M menjual uang palsu itu kepada AI, dengan kelipatan dua kali lipat dari uang asli yang dibelanjakan
"Uang palsu ini perbandingannya satu banding dua, jadi satu asli dua uang palsu," ungkap Yudhi.
Dari penangkapan M dan AI, polisi terus mendalami kasus itu hingga mendapat mesin pencetakan uang palsu yang ada di dalam Kampus Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Jl Yasin Limpo, Gowa.
Mesin berukuran besar dengan berat diperkirakan dua ton lebih itu, disembunyikan dalam ruangan yang ada di Perpustakaan UINAM.
Atas pengungkapan itu, kepala perpustakaan UIN Alauddin inisial AI alias Andi Ibrahim, ditangkap bersama 16 orang lainnya.
Berikut Nama 17 Tersangka Uang Palsu di UIN:
1. Dr Andi Ibrahim (54)
Dosen dan Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar
Perannya melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.
2. Mubin Nasir bin Muh Nasir (40)
Karyawan honorer
Perannya melakukan pengedaran uang palsu dan transaksi jual beli uang palsu.
3. Kamarang Dg Ngati bin Dg Nombong (48)
Juru masak, perannya, melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.
4. Irfandy MT, SE bin Muh Tahir (37)
Karyawan swasta
Perannya membantu mengedarkan uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.
5. Muhammad Syahruna (52)
Wiraswasta
perannya, memproduksi uang palsu.
Kemudian, melakukan transaksi jual beli uang palsu dan bahan baku produksi yang digunakan pelaku untuk memproduksi pembuatan mata uang palsu merupakan hasil pengiriman uang biaya pembelian bahan baku produksi berinisial AAS.
6. John Biliater Panjaitan (68 tahun)
Wiraswasta
Peran melakukan transaksi jual beli uang palsu.
7. Sattariah alias Ria binti Yado (60)
Ibu rumah tangga
Perannya melakukan transaksi jual beli uang palsu.
8. Dra Sukmawati (55)
PNS guru
Berperan melakukan pengedaran uang palsu dengan membeli kebutuhan sehari-hari dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.
9. Andi Khaeruddin (50 tahun)
Pegawai bank, warga Makassar, berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.
10. Ilham (42)
Wiraswasta
Mengedar uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.
11. Drs. Suardi Mappeabang (58)
PNS, warga Simboro,
Berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.
12. Mas’ud (37)
Wiraswasta
Berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.
13. Satriyady (52)
PNS
Perannya melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.
14. Sri Wahyudi (35)
Wiraswasta
Berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.
15. Muhammad Manggabarani (40 tahun)
PNS
Berperan melakukan pengedaran uang palsu dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.
16. Ambo Ala, A.Md (42)
Wiraswasta
Mengedarkan uang palsu, dan melakukan transaksi jual beli uang palsu.
17. Rahman (49)
Wiraswasta. (*)
| Sidang Pledoi Terdakwa Sindikat Uang Palsu Syahruna dan John Ditunda |
|
|---|
| Uang Palsu Pecahan Rp50 Ribu Kembali Ditemukan Beredar di Gowa, Produksi Annar Sampetoding Cs? |
|
|---|
| Tangis Mubin Terdakwa Uang Palsu Pecah Dipelukan Ibu Usai Dituntut 6 Tahun |
|
|---|
| Ilham dan Satriyadi ASN DPRD Sulbar Dituntut 3 Tahun Penjara Kasus Uang Palsu |
|
|---|
| Sudah 2 Kali Andi Ibrahim eks Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Batal Sidang Tuntutan, Ada Apa? |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/makassar/foto/bank/originals/Andi-Ibrahim-dan-mesin-uang-palsu-seberat-3-ton-Cara.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.