Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Membaca Kembali Seratus Tahun Kesunyian

Bercerita tentang keluarga Buendia selama 7 turunan melalui kepala keluarganya, Jose Arcadio Buendia yang mendirikan desa (fiktif) bernama Macondo.

Editor: Sudirman
IST
Babra Kamal, Akademisi Universitas Teknologi Sulawesi 

Saya harus mengucapkan selamat kepada sutradara Laura Mora Yang menurut saya telah berhasil mengalihwahanakan novel tersebut dalam format audio visual dalam hal ini serial.

Seratus tahun kesunyian kini tak hanya lembaran-lembaran kertas yang dingin, tapi telah menjadi lebih hidup di dalam layar.

Awalanya saya meragukan sang Sutradara,apa kah ia mampu mewujudkan Seratus tahun kesunyian yang terkenal rumit dan penuh dengan metafora kedalam Sebuah film? Apa saja yang ia akan pangkas dan padatkan menjadi delapan episode.

Tapi menurut saya Laura Mora sang sutradara berhasil membawa saya melihat landskap kota fiktif nan suryalis-Makondo, berjumpa dengan sosok gipsi Melquides yang telah membawa segala macam penemuan dunia lalu memperkenalnya kepada Buendia.

Sebagai pembaca novel ini saya merasa cukup puas dengan detail yang ditampilkan dan usaha sutradara untuk mengabil bagaian-bagaian penting dari Seratus tahun kesunyian.

Seperti ketika Jose Arcadio Buendia di makamkan dengan bunga kuning kecil yang berguguran melepas kepergian Buendia, bunga itu bahkan harus di sekop karena menutupi menuju ke pemakamannya.

Juga karakter-karaketer yang lain yang nampak setia seperti yang ada dalam narasi yang di tulis Gabo dalam novelnya.

Sungguh saya meresa ini kerja yang luar biasa dapat menghadirkan novel sekelas seratus tahun kesunyian kedalam bentuk audio visual.

Karena ada beberapa film yang menurut saya gagal dalam mengadaptasi novel.

Sebut saja misalnya Bumi Manusia Novel karya Pramodya Ananta Toer yang difilmkan oleh sutradara Hanung Bramantya menurut saya gagal mengartikulasi gambaran yang ada didalam novel.

Padahal Pram ngotot kalau Bumi Manusia mau difilmkan itu harus anak indonesia sendiri bukan orang asing.

Karakter Minke misalnya yang diperankan Iqbal Ramadhan yang menurut ku hanya untuk kepentingan mengejar penonton dan Fans Iqbal yang pada saat itu baru saja dapat sorot pasca meledaknya film Dilan dipasaran.

Atau beberapa sineas tanah air yang mengambil pemeran berdarah mix (bule) untukmemerankan orang Indonesia.
Memilah karakter

Untuk memastikan kembali adegan, alur dan setting di Serial Itu saya bahkan membaca kembali novel yang lama tergeletak bersama buku-buku lain di kamar saya.

Novel yang bersampul merah dengan gambar ilustrasi yang saya kurang mengerti gambar apa gerangan membawa saya kembali membaca novel tersebut.

Halaman
123
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved