Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Daftar Kasus Polisi Tembak Polisi, Komisi III DPR Bakal 'Sidang' Jenderal Polri Penggunaan Senpi

Pemanggilan petinggi Polri berkaitan beberapa kasus yang mencederai institusi Polri.

Editor: Sudirman
Dok DPR RI
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Rudianto Lallo menilai Kepala Kepolisian Resort Kota Besar (Kapolrestabes) Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib berhasil membuat warga Makassar merasa nyaman dan aman menghadapi pelaksanaan Pilkada serentak 2024.  

TRIBUN-TIMUR.COM - Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) akan memanggil petinggi Polri.

Pemanggilan petinggi Polri berkaitan beberapa kasus yang mencederai institusi Polri.

Seperti kasus polisi tembak polisi di Sumatera Barat dan polisi tembak siswa di Semarang.

Hal ini disampaikan anggota Komisi III DPR RI, Rudianto Lallo, Sabtu (7/12/2024).

Salah satu pembahasan nantinya yaitu evaluasi penyalahgunaan senjata api yang dilakukan oleh anggota Polri.

Baca juga: Tingkat Kerawanan Pilkada Makassar Rendah, Rudianto Lallo: Bentuk Keberhasilan Kapolres Ngajib

Rencananya pemanggilan seluruh anggota Polri akan dilakukan setelah masa reses.

Beberapa petinggi Polri akan dipanggil seperti Kadiv Propam Irjen Abdul Karim, Irwasum Polri Komjen Dedi Prasetyo.

"Semua pejabat tinggi dan pejabat utama Polri akan dipanggil," ujar Rudianto Lallo.

Rudianto Lallo menyebut jika banyak polisi menggunakan senjata api tidak sesuai aturan.

Hal ini dibuktikan banyaknya polisi menyalahgunakan senjata api.

Kejadian seperti polisi tembak polisi dan polisi tembak siswa sangat mencoreng institusi Polri.

Politisi asal Sulsel ini mengkhawatirkan peristiwa penyalahgunaan senjata api akan terulang jika tidak segera berbenah.

Dia mengusulkan agar Polri mengevaluasi unit-unit tertentu yang tidak membutuhkan senjata api dalam tugasnya.

Daftar Kasus Polisi Tembak Polisi

Insiden penembakan sesama polisi di Indonesia, atau "polisi tembak polisi," telah terjadi beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir.

Berikut adalah beberapa contoh peristiwa penembakan antar-polisi yang mencuat di media:

1. Kasus Brigadir J (2022)

Pada 8 Juli 2022 Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat (Brigadir J) ditembak oleh Bharada E.

Bharada E saat itu bertugas sebagai ajudan Irjen Ferdy Sambo.

Brigadir J dieksekusi di rumah dinas Sambo. 

Kasus ini kemudian menjadi sorota.

Spekulasi mengenai latar belakang penembakan yang diduga terkait dengan masalah pribadi dan intrik dalam tubuh kepolisian.

Kasus ini mengarah pada penyelidikan yang melibatkan banyak pejabat tinggi polisi, dengan Ferdy Sambo akhirnya dipecat dan dihukum penjara.

2. Kasus Polsek Ciracas (2020)

Penembakan antar polisi pernah terjadi Polsek Ciracas, Jakarta Timur.

Seorang anggota Polsek Ciracas, Bripka S tega menembak rekannya, Bripda D di dalam ruang tahanan. 

Penyebab penembakan ini dipicu masalah pribadi antara keduanya. 

Bripda D tewas akibat luka tembak tersebut.

3. Kasus Penembakan di Polres Ogan Komering Ulu (2019)

Kasus polisi tembak polisi juga pernah terjadi di Polres Ogan Komering Ulu pada 21 Juni 2019.

Dalam kasus itu, Bripka M menembak rekannya Briptu A, yang menyebabkan korban tewas.

Penyebab penembakan diketahui berkaitan dengan masalah pribadi antara keduanya.

Kasus ini langsung ditangani oleh Polda Sumatera Selatan.

4. Kasus Polresta Surakarta (2018)

Kasus Polresta Surakarta terjadi pada 2 Juni 2018.

Brigadir M, anggota Polresta Surakarta menembak rekannya, Bripka R di dalam lingkungan kantor.

Penembakan terjadi akibat masalah pribadi yang berlarut-larut antara keduanya.

Pelaku pun ditangkap dan diadili,.

Sementara Polresta Surakarta menanggapi kasus ini dengan serius.

5. Kasus Penembakan di Polda Riau

Kasus polisi tembak polisi juga pernah terjadi di Polda Riau pada 2018 lalu.

Bripka E menembak rekannya Bripda F, yang menyebabkan korban mengalami luka serius.

Penembakan ini terjadi di lingkungan kerja Polri dan diduga dipicu oleh permasalahan pribadi antara keduanya.

Kasus ini kemudian diproses oleh Polda Riau.

Sebagian besar insiden penembakan antar-polisi ini disebabkan oleh masalah pribadi, konflik internal atau ketegangan di lingkungan kerja.

Beberapa kasus lainnya melibatkan ketegangan yang lebih besar terkait dengan masalah keluarga, perasaan dendam atau persaingan. (*)

 

 

 
  

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved