Opini
Dinamika Pendidikan dan Inovasi Artificial Intelligence
Seperlima menggunakan perangkat komputer atau laptop, dan sebesar 80,32 persen menggunakan internet dalam tiga bulan terakhir.

Oleh: Dr Ir N Tri Suswanto Saptadi S Kom MT MM IPM
Dosen Universitas Atma Jaya Makassar (UAJM), Tim Komkep KAMS, Ketua ISKA Wilayah Sulawesi, Ketua IKDKI Wilayah SulSelTraBar, Ikatan Alumni Lemhannas (IKAL) RI PPRA LX 2020.
TRIBUN-TIMUR.COM - TENAGA Profesional (Taprof) Bidang Sumber Kekayaan Alam (SKA) Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Dadan Umar Daihani pernah menyampaikan bahwa “Kita agak khawatir terhadap pendidikan Indonesia di mana tolok ukur kondisi ketahanan nasional memiliki indikator berdasarkan rerata lama pendidikan yang paling rendah.
Rerata lama pendidikan nasional adalah 12 tahun, tetapi kenyataannya hanya mencapai 8,3 tahun dan hal ini adalah kenyataan yang kita hadapi bersama.”
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional dalam Badan Pusat Statistik (Susenas BPS) pada Maret 2024 dalam buku Statistik Pendidikan (volume 13 tahun 2024), menunjukkan sedikitnya 8 dari 10 peserta didik menggunakan telepon seluler.
Seperlima menggunakan perangkat komputer atau laptop, dan sebesar 80,32 persen menggunakan internet dalam tiga bulan terakhir.
Hal yang menarik adalah gap antara penggunaan telepon seluler dan internet oleh peserta didik yang semakin menyempit dari tahun ke tahun.
Di antara 80,32 persen peserta didik yang menggunakan internet tahun 2024, mayoritas (90,76 persen) menggunakan internet untuk hiburan.
Kemudian, tujuan penggunaan internet yang besar adalah mengakses media sosial (67,65 persen) dan mencari informasi atau berita (61,65 persen).
Selain itu, sekitar (27,53 persen) peserta didik yang menggunakan internet adalah untuk pembelajaran online.
Dinamika dan Kendala
Dinamika dan kendala utama pendidikan di Indonesia adalah kesenjangan digital.
Masih terdapat sekolah di wilayah tertentu yang belum mempunyai akses internet atau perangkat memadai untuk memanfaatkan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI).
Hal ini berpotensi memperlebar jurang kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan.
Adopsi AI memerlukan tenaga pendidik yang mampu memahami dan memanfaatkan teknologi dalam proses pembelajaran.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.