Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Sulsel

H-5 Pilgub Sulsel: Pengamat Sebut Peluang Menang Masih Terbuka untuk Kedua Paslon

H-5 Pilgub Sulsel, pengamat sebut peluang menang terbuka lebar untuk kedua paslon meski ada perbedaan elektabilitas.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sukmawati Ibrahim
dok pribadi
Pasangan calon Gubernur Sulsel nomor urut 1 Danny Pomanto-Azhar Arsyad dan Cagub Sulsel nomor urut 2 Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi. Dengan hanya lima hari menjelang Pilgub Sulsel, peluang untuk kedua paslon masih terbuka lebar.  

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tinggal lima hari lagi pencoblosan Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan (Pilgub Sulsel) 2024.

Dua pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel pastinya harap-harap cemas.

Pilgub Sulsel 2024 diikuti dua paslon, paslon 01 Moh Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad (DIA) dan paslon 02 Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (Andalah Hati).

Jika berkaca pada beberapa hasil survei, elektabilitas Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi memang masih mengungguli Danny Pomanto-Azhar Arsyad.

Namun, masih banyak masyarakat yang belum menentukan pilihan atau masih ragu-ragu.

Pengamat Politik, Prof Sukri menyebut, DIA dan Andalah Hati masih memiliki peluang yang sama untuk memenangkan kontestasi Pilgub Sulsel.

"Masih ada beberapa masyarakat yang cukup signifikan belum menentukan pilihan atau masih ragu-ragu, artinya itu masih ada peluang semua pasangan, baik 01 atau 02 menambah dukungan," sebutnya saat dihubungi Tribun-Timur.com, Jumat (22/11/2024).

Menurut Prof Sukri, meski Danny-Azhar sekarang tertinggal elektabilitasnya, tidak menutup kemungkinan pasangan bertagline DIA Save Sulsel ini bisa menyalip suara Andalan Hati.

Sebab, ia melihat belum ada kecenderungan suara ke kandidat tertentu, sehingga masih ada potensi pindah.

"Kalau 01 bisa dibaca, masih ada peluang untuk dapat dukungan dan bisa menyalip suara. Kan belum selesai," tuturnya.

Disampaikan pria kelahiran Enrekang ini, H-5 pencoblosan, DIA dan Andalah Hati harus agresif.

Tidak menunggu dan menjaga basis karena merasa sudah menang.

Namun, keduanya tetap mengusahakan dukungan dari tempat lain, termasuk di luar basis yang diklaim karena hanya ada dua paslon.

"Pemilih kalau tidak ke 01 ke 02, kalau tidak ke 02 ke 01. Dua paslon mengintensifkan sosialisasi ke masyarakat dengan waktu yang tersisa," beber Prof Sukri.

"Sehingga mereka bisa mengamankan basis-basis atau suara yang bisa diklaim, termasuk mendapat dukungan suara dari pemilih yang ragu-ragu menentukan pilihan," tambah Guru Besar FISIP Universitas Hasanuddin ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved