Opini
Pemimpin Baru? Sulapa Eppa’ Solusinya.
Perkataan dari Sun Tzu ini sebaiknya menjadi pegangan bagi kita untuk memilih pemimpin daerah nantinya.
Prinsip inilah yang menjadi kiblat dari nilai-nilai moralitas suatu masyarakat. Misalnya, masyarakat Jawa dikenal dengan konsep Manunggaling Kawula Gusti: mengatur hubungan antara manusia (Kawula) dan Tuhan (Gusti).
Ada masyarakat Bali dengan prinsip Tri Hita Karana yang mengajarkan keharmonisan antara Tuhan (Parahyangan), manusia, (Pawongan) serta lingkungannya (Palemahan).
Masyarakat Bugis-Makassar mengenal prinsip Sulapa Eppa’.
Menurut Prof. Mattulada, Sulapa Eppa’ menunjukkan bahwa alam semesta adalah kesatuan yang dilambangkan dengan “Sa” dalam huruf lontara yang memiliki empat sisi (Mattulada,1985).
Keempat sisi tersebut diwakili dengan empat elemen dasar; api, air, angin dan udara. Empat elemen ini saling menyatu untuk menciptakan keseimbangan dan keharmonisan.
Secara mikrokosmos, keempat elemen yang menjadi dasar terciptanya alam semesta tercermin dalam sifat individu; api melambangkan keberanian (warani/barani), air melambangkan kejujuran (malempu’/lambusu’), angin menyimbolkan kecerdasan (macca/cara’de), dan tanah melambangkan ketegasan (magetteng).
Semua penyimbolan ini seyogyanya tersemat di dalam diri seorang manusia terutama kepada mereka yang hendak
menjadi pemimpin.
Mari kita telusuri satu per satu makna elemen Sulapa Eppa’ sebagai pedoman dalam memilih pemimpin daerah yang tepat.
Pertama, api melambangkan keberanian (warani/barani). Seorang pemimpin harus berani mengambil keputusan yang benar dan bermanfaat untuk masyarakat.
Keberanian dalam memegang kebenaran sangat penting, terutama dalam menghadapi korupsi dan penyelewengan yang merugikan rakyat.
Pemimpin yang memiliki keberanian ini akan memimpin dengan sepenuh hati memperjuangkan kepentingan masyarakat.
Kedua, air melambangkan kejujuran (malempu’/lambusu’). Kejujuran adalah dasar dari integritas. Pemimpin yang jujur akan memastikan transparansi, baik dalam birokrasi maupun dalam laporan kegiatan dan keuangan.
Sebagai “penyambung lidah rakyat,” seorang pemimpin harus menjamin akuntabilitas dan keterbukaan, sehingga masyarakat bisa mempercayai pemerintah dan merasa terlibat dalam proses pengambilan keputusan.
Ketiga, angin menyimbolkan kecerdasan (macca/cara’de). Kecerdasan tidak hanya soal intelektual, tetapi kemampuan untuk menciptakan kebijakan inovatif yang bermanfaat bagi rakyat.
Dengan banyaknya inovasi, diharapkan membawa hidup masyarakat lebih mudah dan pastinya sejahtera. Sebab menurut Steve Jobs, inovasi lah yang membedakan antara pemimpin dan pengikut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.