Sosok Lima Prajurit Kopassus Jadi Menteri, Wamen, dan Sekretaris Kabinet Prabowo-Gibran
Sosok dan sepak terjang lima prajurit Kopassus jadi menteri, wakil menteri, dan sekretaris kabinet Merah Putih Prabowo-Gibran
TRIBUN-TIMUR.COM -- Sosok dan sepak terjang lima prajurit Kopassus jadi menteri, wakil menteri, dan sekretaris kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Prabowo sendiri adalah jenderal berlatar Kopassus.
Sebelum masuk politik, Prabowo memulai kariernya sebagai prajurit kopassus di era pemerintahan Orde Baru.
Bahkan Prabowo pernah menjabat Komandan Jenderal Kopassus selama tiga tahun sejak 1995 sampai 1998.
Sejumlah prajurit Kopassus di kabinet Prabowo seperti Letnan Jenderal Sjafrie Sjamsoeddin.
Lettu Sugiono.
Letnan Jenderal Muhamamd Herindra.
Mayor Teddy Indra Wijaya.
Serta Lodewijk Freidrich Paulus.
Kopassus merupakan bagian dari Komando Utama Tempur yang dimiliki oleh TNI Angkatan Darat yang dipimpin oleh Jenderal Bintang 2 (Mayjen) yang biasa disebut Danjen Kopassus.
Kopassus terdiri dari beberapa Satuan Setingkat Brigade yang disebut Grup.
Di antaranya (Grup 1/Para Komando, Grup 2/Para Komando Grup 3/Sandhi Yudha dimana Grup ini membawahi beberapa Batalyon di bawahnya, dan juga Satuan Pendidikan yaitu Pusat Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus yang di dalamnya terdapat Sekolah Komando untuk mencetak Pasukan Khusus dan Sekolah untuk mengembangkan kemampuan dan Spesialisasi Anggota Kopassus, Kopassus juga memiliki Satuan Penanggulangan Teror yaitu Satuan 81 Kopassus yang sangat Krusial peran dan eksistensinya baik di dalam negeri maupun Dunia Internasional.
Satuan-satuan di Kopassus memiliki kemampuan yang berbeda-beda yaitu Para Komando, Sandhi Yudha, dan Anti Teror.
Berikut profil prajurit Kopassus di kabinet Prabowo-Gibran:
Sjafrie Sjamsoeddin (lahir 30 Oktober 1952) adalah seorang birokrat dan tokoh militer Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Pertahanan Republik Indonesia sejak tanggal 21 Oktober 2024 dalam Kabinet Merah Putih di bawah pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Dia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan Indonesia periode 2010—2014.
Ia pernah menjadi pengawal Soeharto dan salah satu orang kepercayaannya yang paling setia hingga kejatuhannya dan juga merupakan teman lama presiden Indonesia saat ini Prabowo Subianto.
2. Sugiono
Sugiono adalah Menteri Luar Negeri Indonesia yang menjadi salah satu Anggota Dewan Pendiri Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dan aktif sebagai kader sejak tahun 2008.
Sebelumnya menjabat Wakil Ketua Komisi I DPR-RI (2019-2024) setelah berhasil merebut satu kursi untuk Partai Gerindra pada Pemilu Legislatif 2019 dari Daerah Pemilihan Jawa Tengah I (Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, dan Kota Salatiga).
Pada Pemilu 2024, Sugiono kembali memenangkan kursi DPR-RI untuk periode 2024-2029 dari daerah pemilihan yang sama, yakni Jawa Tengah I.
Besar di dataran tinggi Gayo, Sugiono lahir pada 11 Februari 1979 di Takengon, Aceh Tengah.
Setelah menyelesaikan SD di Takengon, Sugiono melanjutkan pendidikan menengahnya di SMPN 1 Takengon dan menyelesaikannya di SMPN 3 Banda Aceh.
Tahun 1994, Sugiono berhasil lolos seleksi masuk SMA Taruna Nusantara Magelang, Jawa Tengah.
Selama menjadi siswa SMA Taruna Nusantara, Sugiono terlibat aktif dalam organisasi siswa intra sekolah (OSIS).
Pada tahun terakhir, Ia dipercaya sebagai anggota Perwakilan Kelas.
Sugiono kemudian lulus dari SMA Taruna Nusantara pada tahun 1997 dan tercatat sebagai alumni Angkatan V bersama dengan Agus Harimurti Yudhoyono.
Cita-cita menjadi tentara mengarahkannya untuk mendaftar sebagai calon taruna AKABRI.
Namun pada saat bersamaan, Danjen Kopassus saat itu, Mayor Jenderal TNI Prabowo Subianto, membuka pilot project berupa pengiriman alumni SMA Taruna Nusantara ke beberapa perguruan tinggi militer di Amerika Serikat melalui program beasiswa.
Keinginan untuk menjadi prajurit TNI AD dan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di luar negeri membuatnya memutuskan untuk mendaftar program tersebut. Ia mengikuti seleksi hingga dinyatakan lulus untuk mengikuti pendidikan sebagai kadet di Norwich University, sebuah kampus militer tertua di Amerika Serikat.
Setelah kelulusannya dari Norwich University, Sugiono sempat bekerja di Amerika Serikat sebelum memutuskan kembali ke Tanah Air dan mengikuti pendidikan calon perwira TNI (Semapa PK) di Akademi Militer Magelang.
Pada tahun 2002, Sugiono lulus dan dilantik sebagai perwira TNI AD berpangkat Letnan Dua korps Infanteri.
3. Letjen Muhammad Herindra
Muhammad Herindra (lahir 30 November 1964) adalah purnawirawan TNI yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Ia menjabat sejak 21 Oktober 2024.[1][2] Dia pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Pertahanan Indonesia periode 2020—2024.
Herindra lahir pada tanggal 30 November 1964 di Magelang, Jawa Tengah.
Ayah Herindra, Hudaya, adalah seorang purnawirawan letnan kolonel, yang bekerja di sebuah perusahaan pupuk.
Herindra menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di Magelang.
Beliau menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMP Negeri 1 Magelang pada tahun 1980.
Ia kemudian pindah ke Jakarta, di mana ia menyelesaikan pendidikan SMA-nya di SMA 8 Jakarta pada tahun 1983.
Herindra saat ini menjadi ketua ikatan alumni sekolah tersebut.
Herindra masuk Akademi Militer pada tahun yang sama setelah lulus SMA. Ia ditugaskan sebagai letnan dua infanteri setelah lulus dari akademi tersebut, pada tahun 1987.
Ia adalah penerima penghargaan Adhi Makayasa, suatu penghargaan yang diberikan kepada lulusan terbaik dari setiap angkatan di akademi.
Setelah menyelesaikan pendidikan militernya, Herindra terpilih untuk bergabung dengan Kopassus, satuan pasukan khusus tentara Indonesia.
Dia menjalani pelatihan infanteri dan pasukan khusus sebelum bergabung dengan unit tersebut.
Dalam karirnya kemudian, ia juga menerima pendidikan militer lanjutan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat dari tahun 1999 hingga 2000, dan Sekolah Staf Angkatan Bersenjata Malaysia pada tahun 2011.
Herindra memperoleh gelar master di bidang intelijen dan hubungan internasional dari Universitas Salford pada tahun 1994, dan gelar master di bidang ilmu sosial dari Universitas Nasional Malaysia pada tahun 2011
4. Mayor Teddy Indra Wijaya
Mayor (Inf.) TNI Teddy Indra Wijaya (lahir 14 April 1989) atau yang lebih dikenal dengan Mayor Teddy, adalah seorang perwira menengah TNI Angkatan Darat berdarah Jawa-Minahasa yang menjabat sebagai Sekretaris Kabinet Indonesia pada Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka sejak 21 Oktober 2024 hingga sekarang.
Teddy Indra Wijaya lahir pada 14 April 1989 di Manado, Sulawesi Utara.
Ia merupakan putra dari pasangan Kolonel Inf. (Purn) Giyono dan Mayor Caj (K) Patris R.A. Rumbayan.[2]
Karier Teddy di TNI bermula sebagai Komandan Peleton 3,2,1 di Kopassus sebelum ditunjuk menjadi Ajudan Kepala Staf Umum TNI dan beberapa jabatan militer lain setelah itu termasuk Asisten Ajudan Presiden Joko Widodo dan Ajudan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak sempat memutasi Teddy menjadi Wakil Komandan Batalyon Infanteri 328/Dirgahayu melalui Keputusan Kasad nomor Kep. 137/II/2024 tertanggal 26 Februari 2024.
Namun, Teddy tetap mendampingi Prabowo sebagai Ajudan Menhan, sebelum akhirnya Prabowo menunjuk Teddy menjadi Sekretaris Kabinet RI pada Kabinet Merah Putih.
Pendidikan militer
Teddy sudah menunjukkan ketertarikannya pada dunia militer sejak dini.
Ia menempuh pendidikan di SMA Taruna Nusantara, Magelang sehingga lulus pada tahun 2007.
Ia meraih S1 di Universitas Jenderal Achmad Yani pada tahun 2012, dan S2 Kajian Terorisme di Universitas Indonesia pada tahun 2021.
Lodewijk Freidrich Paulus (lahir 27 Juli 1957) yang menjabat sebagai Wakil Menteri Koordinator Politik dan Keamanan sejak tanggal 21 Oktober 2024 dalam Kabinet Merah Putih di bawah pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Dia pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat periode 2021—2024.
Selain itu juga beliau merupakan putra daerah Sulawesi Utara yang berasal dari Langowan.
Paulus dilahirkan pada tanggal 27 Juli 1957 di Manado dari keluarga Minahasa.
Ayahnya bernama Estefanus Jeremias dan ibunya bernama Len Bagij.
Ia mengawali pendidikannya pada tahun 1964 di sebuah sekolah dasar yang dikelola oleh organisasi Muhammadiyah dan lulus pada tahun 1970.
Setelah itu, ia mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Manado hingga tahun 1973.
Ia kemudian pindah ke kota Palu di Sulawesi Tengah dan dimasukkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri Palu.
Karier militer awal
Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah atas pada tahun 1976, Paulus mendaftarkan diri dan diterima sebagai siswa AKABRI.
Ia lulus dari AKABRI dan dilantik pada tahun 1981.
Paulus menjalani kursus singkat dalam bidang infanteri selama beberapa bulan setelah ia dilantik.
Ia bergabung dengan kesatuan Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha, sekarang Kopassus) usai menamatkan kursus tersebut dan ditempatkan sebagai komandan salah satu peleton.
Kariernya di Kopassus menanjak, mulai dari komandan sub tim, tim, batalyon, dan grup, hingga ia diangkat sebagai Komandan Detasemen Khusus 81 pada tahun 2001.
Dua tahun menjabat sebagai orang nomor satu di Detasemen Khusus 81, Paulus dipindahkan ke luar lingkungan Kopassus.
Ia dipindahkan ke Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan di Sumatera Utara dan mengemban jabatan sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Daerah Militer (Asops Kasdam) dari tahun 2003 hingga 2005 dan Komandan Resimen Induk Daerah Militer (Danrindam) dari tahun 2005 hingga 2006.
Dari Sumatera Utara, Paulus dimutasi kembali ke Jakarta untuk menjabat sebagai Komandan Resor Militer 052/Wijayakrama.
Di tengah masa jabatannya, Paulus terpilih menjadi komandan upacara penurunan bendera dalam upacara HUT Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2006.
Setelah satu tahun bertugas sebagai danrem, pada tanggal 5 Oktober 2007, Paulus dimutasi ke Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat sebagai Direktur Latihan.
Paulus menyerahkan jabatan danrem kepada Kolonel Inf. Sonny Widjaja pada tanggal 29 Januari 2008.
Sesuai dengan jabatan barunya, Paulus memperoleh kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal.
Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus
Pada tanggal 23 Oktober 2009, Panglima TNI mengeluarkan surat keputusan yang mengangkat Paulus sebagai Komandan Jenderal Kopassus, menggantikan Pramono Edhie Wibowo.
Jabatan tersebut secara resmi diserahkan kepada Paulus dalam upacara yang dilangsungkan di Markas Komando Kopassus pada tanggal 4 Desember 2009.
Pangkat Paulus kemudian dinaikkan menjadi mayor jenderal dua minggu setelah serah terima jabatan.
Ia menjabat hingga digantikan oleh Wisnu Bawa Tenaya pada tanggal 15 September 2011.
Prabowo-Gibran
Kopassus
Prabowo
Sjafrie Sjamsoeddin
Sugiono
Muhammad Herindra
Teddy Indra Wijaya
Lodewijk Freidrich Paulus
Kajili-jili! |
![]() |
---|
Sosok Letda Darius Bayani 'Rambo-nya TNI' Prajurit Kopassus Ahli Lacak Jejak Lawan Tanpa Alat Modern |
![]() |
---|
Noel Terseret OTT KPK, Ikuti Jejak Hasto dan Tom Minta Ampunan Negara |
![]() |
---|
Surat Terbuka kepada Presiden Prabowo terkait Immanuel Ebenzer: Aura, Karakternya Terlalu Penjilat |
![]() |
---|
Terima Rp3 M Pemerasan, Wamenaker Noel Pede Minta Amnesti Ke Prabowo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.