Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hari Kesehatan Mental Sedunia

KGSB Ajak Guru Waspada Burnout, Ardyles Faesilio: Tanpa Kesehatan Mental, Guru Tak Bisa Optimal

Webinar KGSB ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari seluruh Indonesia dan Timor Leste, Sabtu (26/10/2024).

dok pribadi
Peserta webinar KGSB bersama narasumber Naila Kamaliya, M.Psi., Psikolog, mendalami cara menjaga kesehatan mental untuk menghindari burnout di kalangan guru, Sabtu (26/10/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COMKomunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB), bekerja sama dengan Program Studi Psikologi, FISIP, Universitas Brawijaya dan Tupperware Indonesia, mengadakan webinar bertajuk "Jaga Kesehatan Mental Guru, Waspadai Gejala dan Dampak Teacher Burnout". 

Acara ini diselenggarakan untuk memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia yang jatuh pada 10 Oktober.

Tema global 2024, "Saatnya Mengutamakan Kesehatan Mental di Tempat Kerja," sangat relevan dengan tantangan dihadapi para guru di lingkungan sekolah yang penuh tekanan. 

Webinar KGSB ini dihadiri oleh lebih dari 200 peserta dari seluruh Indonesia dan Timor Leste, Sabtu (26/10/2024).

Ketua KGSB, Ardyles Faesilio, dalam sambutannya menekankan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental guru

"Guru adalah ujung tombak pendidikan di sekolah. Namun, tanpa kesehatan mental yang baik, seorang guru tidak akan bisa optimal dalam mendidik siswa-siswanya. Webinar ini menjadi momen refleksi dan pengingat bagi kita semua untuk senantiasa menjaga keseimbangan emosi dan mental, khususnya di lingkungan sekolah yang penuh tantangan," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (26/10/2024).

Apa itu Burnout?

Burnout, kondisi kelelahan emosional, fisik, dan mental, sering kali tidak disadari oleh para guru

Survei RAND Corporation pada tahun 2022 menunjukkan bahwa 73 persen guru melaporkan sering mengalami stres terkait pekerjaan. 

Selain itu, 59 persen dari mereka merasa mengalami burnout, dan 28 persen lainnya mengaku mengalami gejala depresi. 

Survei juga mengungkap bahwa 77 persen guru percaya kondisi kesehatan mental mereka yang buruk berdampak negatif pada kesehatan mental siswa di kelas.

Sedangkan 85 persen mengakui hal tersebut mempengaruhi perencanaan pembelajaran mereka.

"Webinar ini bertujuan membantu para guru mengenali gejala teacher burnout sedini mungkin agar dapat dicegah dan ditangani dengan baik. Selain itu, kami ingin memberikan pemahaman komprehensif mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental guna mendukung tugas guru sebagai pendidik agar lebih optimal," tambah Lio.

Webinar KGSB menghadirkan Naila Kamaliya, sebagai narasumber utama. 

Naila membahas mendalam mengenai burnout, penyebabnya, dan cara mengatasinya. 

Ia menekankan bahwa burnout pada guru sering kali muncul dari tekanan pekerjaan yang tinggi dan kurangnya dukungan di lingkungan kerja. 

Naila juga memberikan beberapa saran praktis, seperti meluangkan waktu untuk istirahat, berbagi cerita dengan rekan, dan menjaga hubungan baik dengan keluarga, sebagai cara untuk mengatasi rasa lelah berlebihan.

"Burnout pada guru tak hanya tentang lelah fisik, tetapi juga tekanan emosional yang seringkali terabaikan. Salah satu cara mencegahnya adalah dengan mengenali batas diri dan mencari dukungan dari lingkungan sekitar," ujarnya.

Kesehatan mental guru memegang peran krusial dalam menentukan kualitas pembelajaran di sekolah.

Guru stabil secara emosional dan mampu mengelola stres dapat menciptakan suasana belajar lebih baik dan produktif bagi siswa. 

Webinar ini juga memberikan strategi bagi para guru untuk menjaga kesehatan mental dan memastikan lingkungan belajar kondusif.

Webinar ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan KGSB untuk memberdayakan tenaga pendidik di seluruh Indonesia. 

Melalui dukungan Program Studi Psikologi, FISIP, Universitas Brawijaya, dan Tupperware Indonesia, KGSB menunjukkan komitmennya tidak hanya pada pengembangan kompetensi akademik, tetapi juga pada kesejahteraan psikologis para pendidik. 

Head of Marketing PT Tupperware Indonesia, Maretta Ria Netty, menyatakan dukungannya terhadap acara ini sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dalam bidang pendidikan. 

"Kami terus memperhatikan aspek-aspek yang dapat memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia. Menjaga kesehatan mental guru merupakan salah satu aspek penting dalam proses belajar mengajar. Tupperware Indonesia berkomitmen untuk mendukung kegiatan ini dan sangat senang dapat berkolaborasi dengan KGSB serta Program Studi Psikologi, FISIP, Universitas Brawijaya," pungkas Maretta.(*)

 

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved