Kabinet Merah Putih
Profil 3 Menteri Pendidikan Kabinet Prabowo Subianto Gantikan Nadiem Makarim
Menteri bidang pendidikan Kabinet Merah Putih yakni Prof. Abdul Mu'ti, Prof. Satryo Soemantri Brodjonegoro, dan Fadli Zon
Pengalamannya di bidang pendidikan tinggi antara lain dalam hal reformasi dan pembaharuan untuk peningkatan mutu agar mampu berdaya saing.
Pada tahun 1992, ia dipilih sebagai Ketua Jurusan Teknik Mesin ITB saat mengawali implementasi dari proses self evaluation pada jurusan tersebut. Belakangan, proses ini diadopsi oleh ITB dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Di bawah kepemimpinannya, pembaharuan pendidikan tinggi Indonesia dimulai pada Desember 2000 saat institusi pendidikan tinggi yang besar diubah menjadi Badan Hukum Milik Negara (BHMN).
Sebagai Direktur Jendral Pendidikan Tinggi atau yang disebut pula Dirjen Dikti, Ia menghadapi banyak dilema di dunia pendidikan Indonesia.
Salah satu ujian terberat yang dihadapi Satryo Soemantri Brodjonegoro adalah tingkat kualitas lulusan perguruan tinggi di dalam dunia kerja yang dinilai kurang kompeten.
Hal ini diperburuk oleh kenyataan bahwa banyak putra putri Indonesia yang bersekolah di luar negeri dan bahkan mengabdikan dirinya di luar negeri pula.
Keadaan ini membuat kualitas sumber daya manusia di mata internasional juga tidak begitu baik.
Banyak negara di luar sana yang menilai bahwa Indonesia mempunyai kualitas tenaga kerja di bawah rata-rata. Bahkan generasi muda Indonesia memandang sebelah mata.
Mereka lebih memilih bekerja untuk negara lain karena mereka menilai bahwa negara lain lebih menghargai kemampuan mereka dengan harga yang lebih tinggi.
Di sisi lain dari masalah yang muncul dalam masa jabatannya sebagai Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, Ia tidak berhenti berkarya.
Satryo Soemantri Brodjonegoro bergabung dengan tim Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam perencanaan gedung fakultas teknik Universitas Hasanudin di Gowa.
Saat ini Satryo aktif sebagai dosen tamu di bidang teknik mesin di Toyohashi University of Technology, Jepang dan ITB.
Penghargaan
- Medali Ganesha Bakti Cendekia Utama dari ITB (Maret 2010)
- Bintang tanda jasa The Order of the Rising Sun, Gold Rays with Neck Ribbon dari Kedutaan Besar Jepang untuk Indonesia (3 November 2016).
3. Fadli Zon
Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra Fadli Zon ditunjuk menjadi Menteri Kebudayaan oleh Presiden Prabowo Subianto.
Kementerian Kebudayaan merupakan pecahan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, dan Riset Teknologi pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)-Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin.
Sebelum berkiprah bersama Partai Gerindra, Fadli Zon adalah mantan aktivis. Dia juga aktif dalam berbagai organisasi politik di kampus.
Lantas, bagaimana rekam jejak pria kelahiran 1 Juni 1971 ini?
Sikap kritis Fadli Zon terbangun sejak kuliah. Dia pernah menjadi Ketua Biro Pendidikan Senat Mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia (FSUI) periode 1992-1993, Sekretaris Umum Senat Mahasiswa FSUI pada 1993, Ketua Komisi Hubungan Luar Senat Mahasiswa UI pada 1993-1994.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Fadli Zon juga aktif dalam kehidupan politik kampus dengan memimpin berbagai demonstrasi dan menghidupkan kelompok-kelompok studi di dalam kampus UI era awal 1990-an.
Di luar kampus, dia pernah menjadi Sekretaris Jenderal dan Presiden Indonesian Student Association for International Studies (ISAFIS) pada 1993-1995.
Kemudian pengurus pusat Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) pada 1996-1999, pengurus pusat Gerakan Pemuda Islam (1996-1999) dan anggota Asian Conference on Religion and Peace (ACRP) sejak 1996.
Baca juga: Fadli Zon Ditunjuk Jadi Menteri Kebudayaan Kabinet Merah Putih
Tak hanya kritis, Fadli Zon juga memiliki prestasi di bidang akademik. Dia terpilih menjadi Mahasiswa Berprestasi (Mapres) I Universitas Indonesia dan Mahasiswa Berprestasi III tingkat Nasional pada 1994.
Kemudian, dia juga memimpin delegasi mahasiswa Indonesia dalam ASEAN Varsities Debate IV tahun 1994 di Malaysia.
Sebelum akhirnya melanjutkan pendidikannya di FSUI yang kini Fakultas Ilmu Budaya (FIB UI), Fadli Zon tercatat mendapat beasiswa dari AFS (American Field Service) ke San Antonio, Texas, Amerika Serikat dan lulus dengan predikat summa cumlaude.
Dia lantas meraih gelar Master of Science (M.Sc) Development Studies dari The London School of Economics and Political Science (LSE) Inggris.
Pada tahun 2016, Fadli Zon meraih gelar doktoral dari Departemen Sejarah FIB UI.
Baca juga: Latar Belakang Pendidikan Fadli Zon, Ditunjuk Prabowo Jadi Menteri Kebudayaan
Dalam dunia politik, Fadli Zon tercatat menjadi anggota MPR RI periode 1997-1999.
Kemudian, bersama Partai Gerindra, Fadli Zon lolos ke Senayan menjadi anggota DPR RI periode 2014-2019.
Pada periode ini, Fadli Zon terpilih menjadi Wakil Ketua DPR RI. Dia juga dua kali menjabat sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPR RI, yakni pada 2015-2016 dan 2017-2018.
Dikutip dari laman fraksigerindra.id, Fadli Zon kembali terpilih menjadi anggota DPR RI pada Pemilihan Anggota Legislatif (Pileg) 2019. Dia pun dillantik menjadi Ketua Panitia Kerja Sama Antar Parlemen DPR periode 2019-2024.
Sementara itu, di internal Partai Gerindra, Fadli Zon menjabat Sebagai Wakil Ketua DPP Gerindra sejak 2008 sampai 2025 mendatang.
Harta kekayaan
Dikutip dari laman elhkpn.kpk.go.id, Fadli Zon memiliki total harta kekayaan mencapai Rp 34.933.909.613, berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tanggal penyampaian 10 September 2024, untuk laporan periodik 2023.
Fadli Zon tercatat melaporkan kepemilikan 62 bidang tanah dan bangunan yang mayoritas berada di Bogor dan Depok, Jawa Barat, serta yang lainnya tersebar di Kota Tanah Datar, Bandung, Kota Lima Puluh Kota, Jakarta Pusat, Serang, Jakarta Timur, dan Tangerang yang disebut bersumber dari hasil sendiri, serta sebidang tanah dan bangunan di Balikpapan dari hibah tanpa akta senilai total Rp 17.744.175.498.
Kemudian, 10 unit mobil dan sepeda motor, dengan rincian:
- Toyota Fortuner Jeep tahun 2014 dari hasil sendiri senilai Rp 200.000.000
- Range Rover Evoque jeep tahun 2013 dari hasil sendiri senilai Rp 400.000.000
- Toyota Vellfire tahun 2013 hibah dengan akta senilai Rp 290.000.000
- Daihatsu Gran Max tahun 2010 dari hasil sendiri senilai Rp 65.000.000
- Toyota Hilux tahun 2013 dari hasil sendiri senilai Rp 225.000.000
- Toyota Crown Roy tahun 2009 dari hasil sendiri senilai Rp 56.250.000
- Motor Honda Beat tahun 2011 dari hasil sendiri senilai Rp 7.000.000
- Motor Honda tahun 1997 dari hasil sendiri senilai Rp 1.000.000
- Motor Suzuki Smash tahun 2005 dari hasil sendiri senilai Rp 1.000.000
- Motor Honda Karisma tahun 2003 dari hasil sendiri senilai Rp 1.000.000.
Selanjutnya, dalam LHKPN, Fadli Zon melaporkan harta bergerak lainnya sebesar Rp 9.000.000.000. surat berharga senilai Rp 6.450.000.000, serta kas dan setara kas sebesar Rp 5.961.484.115.
Fadli Zon juga tercatat melaporkan kepemilikan utang sebesar Rp 5.468.000.000 sehingga total harta kekayaannya mencapai Rp 34.933.909.613. (Kompas.com/ Sania Mashabi, Ayunda Pininta Kasih/ Novianti Setuningsih Penulis) (Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin)
Ada Apa? Wapres Gibran tak Salami Menko Agus Harimurti Yudhoyono |
![]() |
---|
Daftar 10 Menteri dan Utusan Khusus Terkaya Kabinet Merah Putih, Ada Amran dan Raffi Ahmad |
![]() |
---|
Momen Prabowo Subianto Tolak Jabat Tangan Bahlil, Idrus Marham Bantah Isu Hubungan Renggang |
![]() |
---|
Wacana Kapolri Dicopot dan Usulan Pemakzulan Gibran, Idrus Marham: Jangan Dikte Presiden |
![]() |
---|
Idrus Marham: Demokratisasi Era Prabowo Taat Azas dan Rasional, Bukan Kebebasan Liar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.