Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Quo Vadis Bahasa Daerah di Era Digital dan Generasi Z: Nasib Bahasa Daerah dalam Arus Modernisasi

Topik mengenai "Quo Vadis Bahasa di Era Digital dan Generasi Z: Nasib Bahasa Daerah dalam Arus Modernisasi" menjadi semakin relevan untuk dibahas.

Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
Wakil Rektor Bidang Adminstrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan IAIN Palopo, Dr Masruddin SS MHum 

Di satu sisi, digitalisasi menawarkan peluang besar untuk pelestarian bahasa.

Aplikasi terjemahan daring, kamus digital, hingga media sosial dapat menjadi jembatan untuk memperkenalkan bahasa daerah kepada khalayak yang lebih luas.

Bahasa-bahasa yang sebelumnya terbatas pada komunitas tertentu kini bisa diakses oleh siapa saja melalui internet.

Hal ini membawa potensi besar untuk mendokumentasikan dan memperluas cakupan bahasa daerah, yang pada akhirnya dapat mendukung upaya pelestarian budaya lokal di era global.

Namun, di sisi lain, era digital juga menghadirkan tantangan serius. Bahasa yang digunakan dalam media sosial cenderung bersifat instan, praktis, dan sering kali menyimpang dari kaidah tata bahasa yang benar.

Maraknya penggunaan singkatan, akronim, dan campuran antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, atau yang lebih dikenal sebagai "bahasa gaul" dan "bahasa alay," dapat mereduksi keindahan dan kedalaman bahasa itu sendiri. 

Jika fenomena ini tidak diimbangi dengan penguatan penggunaan bahasa formal dan bahasa daerah, bukan tidak mungkin ke depan kita akan menghadapi penurunan kualitas berbahasa yang signifikan.

Selain itu, bahasa di media sosial sering kali mengabaikan struktur gramatikal yang benar.

Kecenderungan untuk menggunakan kata-kata yang singkat dan sederhana demi efektivitas komunikasi mengurangi kedalaman berbahasa.

Padahal, dalam bahasa, struktur dan tata bahasa yang benar merupakan pondasi penting dalam menjaga kekayaan linguistik dan makna yang terkandung di dalamnya.

Jika kebiasaan ini terus berlanjut, terutama di kalangan generasi muda yang belum sepenuhnya memahami kaidah bahasa, akan ada risiko yang nyata terhadap kelangsungan bahasa formal dan bahasa daerah di masa depan.

Generasi Z dan Tantangan Pelestarian Bahasa Daerah

Generasi Z, yang hidup di tengah arus globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, menghadapi tantangan besar dalam menjaga kelangsungan bahasa daerah.

Sebagai generasi yang tumbuh dengan keterhubungan yang instan melalui teknologi, mereka cenderung lebih dinamis, serba cepat, dan bergantung pada teknologi dalam berkomunikasi.

Kondisi ini menimbulkan dilema yang signifikan bagi bahasa daerah, yang semakin jarang digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved