Pupuk Subsidi Langka
Petani Jagung di Kecamatan Ulaweng Bone Sulsel Menjerit Harga Pupuk Melambung
Petani jagung di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menjerit. Disaat harga pupuk melambung tinggi, harga jual jagung justru terjun bebas.
Penulis: Wahdaniar | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM - Petani jagung di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan menjerit. Disaat harga pupuk melambung tinggi, harga jual jagung justru terjun bebas.
Petani asal Kecamatan Ulaweng, Barakkasi (40), menyatakan harga jagung di Ulaweng sekira Rp3.300 per kilogram. Sementara harga pupuk subsidi sekira Rp200 ribu per sak.
“Harga pupuk semakin naik. Saya belinya itu Rp200 ribu jika dibayar per panen. Sementara harga jual jagung semakin turun di Rp3.300 per kilo. Tidak bisa sejahtera kalau begini keadaan,” ujarnya belum lama ini.
Menurutnya, menjadi petani jagung bukan lagi menjadi pekerjaan menguntungkan. Ia beranggapan harga jual jagung hanya menutupi biaya perawatan.
“Kurang sekali untungnya, mana pembelian pupuk subsidi juga dibatasi berdasarkan luas tanah,” katanya.
“Sementara kalau bertani jagung ki itu bukan sekali saja dipupuk itu jagung ta. Dan itu jatah pupuk yang diterima hanya bisa untuk pupuk pertama,” jelasnya menambahkan.
Ia berharap pemerintah bisa mengatasi hal ini. Apalagi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman merupakan warga asli Kabupaten Bone.
“Bersyukur kalau ada bantuan pompa di Bone. Yang kita butuhkan sekarang harga pupuk dan harga jual jagung diperhatikan biar tidak semakin turun jika panen,” jelasnya.
“Karena kadang itu beredar di media sosial atau pemberitaan tidak sesuai harga di Petani. Jadi kami kadang bahagia sementara saja,” jelasnya.
Pupuk Subsidi Langka di Pinrang
Calon Wakil Bupati Pinrang Abdillah Natsir blusukan ke Kecamatan Paleteang, Sabtu (19/10/2024).
Kunjungan ini disambut antusias warga setempat.
Warga pun tidak menyianyiakan kesempatan itu untuk menyampaikan keluh kesahnya terkait kondisi Pinrang.
Ismail, petani setempat mengeluhkan kelangkaan pupuk subsidi dan mahalnya pestisida di Pinrang.
“Kami petani mengeluh karena kelangkaan pupuk subsidi. Kalau ada pasti harganya mahal padahal itu subsidi, ini pastinya sangat menyusahkan kami sebagai petani,” katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.