Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Teliti Lalat, Dosen Unhas Makassar Prof Firzan Nainu Masuk 2 Persen Ilmuwan Berpengaruh Dunia

Selama ini, uji coba obat pada hewan hanya menyasar pada hewan mamalia. Namun, Prof Firzan Nainu punya objek hewan lain, yakni lalat.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/FAQIH IMTIYAAZ
Dosen Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Firzan Nainu saat menjelaskan penelitiannya di Kampus Unhas, Jl Perintis Kemerdekaan, Tamalanrea, Makassar, Selasa (8/10/2024). 

Prof Firzan menguji obat pada lalat buah atau drosophila melanogaster.

Uji coba pada lalat dinilai memiliki biaya lebih murah.

Sebab lalat banyak dijumpai disekitar, lalu juga bisa ditangkar.

"Biasa minimal lima ekor untuk melihat efek obat ini. Kami gunakan biasa sampai 20 ekor. Karena tidak perlu beli, cukup dipelihara," katanya.

Prof Firzan menjelaskan tidak seluruh obat juga bisa diuji coba pada lalat.

Sebab, organ lalat juga tidak sepenuhnya mirip dengan manusia. 

"(Kemiripan) manusia dengan lalat kemiripan cuman 75 persen. Jadi bisa kita riset 75 persen. Misalnya lalat punya hati, jadi kita bisa pelajari obat terhadap hati pakai lalat. Tapi lalat tidak punya jantung yang sama seperti kita. Lalat tidak punya pembuluh darah. Jadi kita tidak bisa uji obat pembuluh darah pada lalat," jelas Prof Firzan.

Untuk di Indonesia, selama ini penelitian tentang lalat banyak di ilmu Biologi.

Sementara dibidang farmasi, khususnya menguji obat, Unhas menjadi pertama.

"Di Indonesia lama penelitian lalat, tapi biasanya di Biologi. Kita pertama di Indonesia studi lalat dicoba menguji obat," jelasnya.

Hal ini bisa dibuktikan dengan Unhas satu-satunya di Indonesia yang terdaftar dalam penelitian drosophila dunia.

"Yang sudah kita buktikan obat antibiotik, anti bakteri. Kita coba juga dulu obat manusia dicoba ke lalat. Ternyata amoxicilin bisa juga bekerja di lalat," kata Prof Firzan.

Sekretaris Unhas Prof Sumbangan Baja mengaku prestasi para dosen ini mampu meningkatkan reputasi Unhas.

Sebab Unhas mampu bersaing dengan perguruan tinggi di Jawa.

"Ini luar biasa memberikan keuntungan, karena kita bersaing dengan universitas di Jawa. Kita punya juga enam orang," jelasnya.

Prestasi inipun menjadi bukti kuat Unhas dalam menjalankan lima pilarnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved